Industri Dirgantara Dibangun, SDM Bali Bakal Direkrut untuk Buat Pesawat

Industri Dirgantara Dibangun, SDM Bali Bakal Direkrut untuk Buat Pesawat

I Wayan Sui Suadnyana, Aryo Mahendro - detikBali
Jumat, 16 Feb 2024 19:39 WIB
Penandatanganan kerja sama ekosistem industri dirgantara di Gedung Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Jumat (16/2/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Foto: Penandatanganan kerja sama ekosistem industri dirgantara di Gedung Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Jumat (16/2/2024). (Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Industri kedirgantaraan bakal dibangun di Bali utara, tepatnya di Bandara Letkol Wisnu, Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Kementerian PPN/Bappenas, PT Dirgantara Indonesia, dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah meneken kerja sama pembangunan industri tersebut.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pihaknya tengah mengkaji kebutuhan tenaga kerja untuk membangun ekosistem industri penerbangan itu. Ia memastikan rekrutmen tenaga kerja bakal mengutamakan warga Bali, terutama dalam proses pembuatan pesawat N219.

"Untuk membangun produk karya anak bangsa, karena (pembuatan) pesawat N219 itu 40 persen TKDN (tenaga kerja dalam negeri)," kata Amalia saat penandatangan kerja sama di Gedung Wisma Sabha Kantor Gubernur Bali, Jumat (16/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, pesawat baling-baling jenis N219 sangat cocok untuk menjangkau pulau-pulau kecil. Tidak hanya di Bali, tapi juga Nusa Tenggara.

Selain itu, varian pesawat N219A merupakan pesawat amfibi yang dapat mendarat di atas air. Sehingga, tidak perlu membangun bandara yang besar seperti pada umumnya.

ADVERTISEMENT

Direktur Utama (Dirut) PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan mengatakan ekosistem penerbangan di Bali utara akan banyak membutuhkan tenaga kerja, seperti pilot dan teknisi, yang tersertifikasi untuk pembuatan serta perawatan pesawat.

"Kami juga butuh operatornya, calon-calon pilotnya, juga teknisi yang certified untuk pelaksanaan maintenance dan repair pesawatnya," kata Gita.

Gita menjelaskan pengadaan tenaga teknisi untuk ditempatkan di bengkel pesawat (maintenance, repair, and operation/MRO) akan dikerjasamakan dengan perusahaan terpercaya. Hasil kerja sama perusahaan bidang itu akan menghasilkan tenaga kerja yang dapat membangun MRO sendiri di Bali utara.

"Jadi, di MRO itu melatih (tenaga kerja) untuk menyiapkan putra-putra daerah untuk mampu menangani pekerjaan ini. Ke depannya, arahnya ke situ. Karena apapun yang kami kerjakan di ekosistem ini akan memberi nilai tambah bagi daerah setempat," jelasnya.

Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menilai penciptaan ekosistem industri kedirgantaraan atau penerbangan sejalan dengan upaya peningkatan pembangunan di wilayah Bali utara dan barat. Wilayah yang dimaksud antara lain Buleleng, Singaraja, dan Jembrana.

Untuk itu, Mahendra berharap kerja sama itu akan membuat industri penerbangan di Bali lebih luas. Tidak hanya sekolah pilot, tapi juga penciptaan sarana pendidikan dan lapangan kerja di sektor manufaktur pesawat.

"Pemanfaatan Bandara Letkol Wisnu ini akan menjadi beragam, yang tadinya hanya ada sekolah calon pilot, (dengan kerja sama itu) yang akan terintegrasi dengan industri pembuatan pesawat N219. Peluang ini kuga akan membuka lapangan kerja," kata Mahendra.




(hsa/gsp)

Hide Ads