Perolehan suara capres-cawapres nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud Md di Pulau Dewata meleset jauh dari target 80-95 persen yang dijanjikan Ketua DPD PDI Perjuangan Bali Wayan Koster. Ganjar-Mahfud tumbang di kandang banteng lantaran dibobol oleh capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei menempatkan Prabowo-Gibran unggul di Bali dengan raihan suara di atas 50%. Padahal, raihan suara calon anggota legislatif (caleg) dari PDIP masih unggul.
Berdasarkan rekapitulasi perhitungan suara atau real count yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo-Gibran bahkan menguasai enam dari sembilan kabupaten/kota di Bali. Sementara itu, capres-cawapres jagoan PDIP, Ganjar-Mahfud, hanya menang di tiga kabupaten.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun, Prabowo-Gibran meraih 217.047 suara (51,89%) di Bali. Sedangkan, Ganjar-Mahfud hanya mendapat 185.622 suara (44,38%). Data tersebut berasal dari 35,87% total suara yang telah terkumpul per 15 Februari 2024 pukul 12.00 WIB.
Ganjar-Mahfud hanya unggul sementara di tiga kabupaten di Bali, yakni Tabanan dengan 13.712 suara, Gianyar (49.224), dan Bangli (18.007). Sementara itu, capres-cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) hanya mengumpulkan 15.599 suara (3,73%).
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali I Gede John Darmawan mengatakan data ini masih berjalan. "Ini data sementara yang terus bergerak," ujar John saat ditemui di kantor KPU Provinsi Bali, Kamis (15/2/2024).
PDIP Unggul di Bali
PDIP unggul 50,88% atau meraih 19.627 suara untuk DPRD Provinsi Bali dalam hasil hitung nyata atau real count KPU. Data tersebut berdasarkan suara masuk 1,16% pada Kamis (15/2/2024) pukul 11.00 Wita.
Raihan suara tertinggi kedua yakni Partai Golkar sebesar 11,75% atau 4.531 suara. Lalu disusul Partai Gerindra dengan perolehan 6,94% atau 2.677 suara.
Untuk diketahui, PDIP merupakan partai yang menguasai DPRD Provinsi Bali dengan perolehan 33 kursi dari total 55 kursi. Berikutnya Partai Golkar mendapat 8 kursi, Partai Gerindra 6 kursi, Demokrat 4 kursi, Nasdem 2 kursi, PSI 1 kursi, dan Hanura 1 kursi.
Secara nasional, raihan suara caleg DPR RI dari PDIP juga masih unggul dengan perolehan 17,36%. Hal itu berdasarkan hasil quick count Poltracking per Kamis (15/2/2024) pukul 09.18 WIB. Data tersebut berdasarkan suara masuk sebesar 71,73%.
Adapun, Partai Golkar mengekor pada urutan kedua dengan raihan suara 15,49% dan Gerindra di urutan ketiga dengan raihan suara 13,15%. Sementara itu, PSI hanya meraup 2,78% suara. Artinya, PSI kemungkinan tidak mencapai ambang batas (parliamentary threshold) menuju DPR di Senayan.
Hasil quick count ini bukan hasil resmi Pemilu 2024. Hasil resmi Pemilu 2024 akan diketahui lewat rekapitulasi yang dilakukan oleh KPU dari 15 Februari hingga 20 Maret 2024.
Tingginya Sentimen terhadap Megawati
Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), I Nyoman Subanda, membeberkan sejumlah faktor kemenangan pasangan Prabowo-Gibran dari pasangan Ganjar-Mahfud di Bali. Menurutnya, pemilih di Bali enggan memilih Ganjar-Mahfud karena tingginya sentimen negatif terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Sentimen (negatif) terhadap Mega tinggi pengaruhnya dan itu juga terjadi di Bali. Mak banteng, istilah semacam itu, artinya mereka (pemilih) bosan lah dengan Mega," ujar Subanda, Kamis.
Faktor lainnya, Subanda berujar, adalah efek ketokohan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo, dan Gibran. Ia menilai Prabowo sudah memiliki pendukung loyal sejak Pilpres 2014. Sementara itu, Gibran bisa mencitrakan diri sebagai perwakilan anak muda sebagai cawapres. Walhasil, pemilih muda atau milenial banyak mencoblos wali kota Solo tersebut.
"Faktor Jokowi juga sangat tinggi dan di Bali berpengaruh sekali. Sekarang pemilih muda sudah mulai tidak golput, mereka aktif, dan cenderung ke Gibran," terangnya.
Subanda mengungkapkan para pemilih juga menganggap Prabowo-Gibran bisa melanjutkan program Jokowi. Para pemilih tidak melihat Prabowo-Gibran dari sisi gimik politik seperti gemoy maupun program pembagian makan siang serta susu gratis.
"Jadi program Jokowi dipandang bagus, yang dilihat bukan (program) membagikan nasi gratis itu, bukan itu," papar Subanda.
Meleset dari Target
Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster mengakui target perolehan suara 80 hingga 95 persen untuk Ganjar-Mahfud di Pulau Dewata sudah meleset jauh. "(Target perolehan suara 80 persen) kalau melihat quick count itu ya (meleset jauh)," katanya di Kantor DPD PDI Perjuangan, Rabu (14/2/2024).
Koster sebelumnya menargetkan Ganjar-Mahfud bisa meraup suara 95 persen di Bali. Namun, politikus asal Desa Sembiran, Buleleng, itu kemudian menyatakan target untuk Ganjar-Mahfud di Bali menjadi 80 persen saat hari pencoblosan.
PDIP juga merupakan partai pemenang di Bali selama beberapa tahun terakhir. Sehingga Pulau Dewata kerap dijuluki sebagai kandang banteng. Bahkan, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh 92 persen suara, 2.351.057 suara, di Bali saat bertarung dengan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Ganjar Sebut Anomali
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebut keunggulan Prabowo-Gibran di sejumlah kantong suara PDIP agak anomali. Menurut hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Prabowo-Gibran unggul telak di Jawa Tengah, Bali, dan NTT, yang selama ini dikenal sebagai kandang banteng.
"Hasil dari quick count perolehan PDIP saya kira masih tinggi ya, kalo nggak salah masih nomor satu ya. Agak anomali dengan suara saya," kata Ganjar
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan timnya masih menyelidiki temuan anomali perbedaan suara tersebut. "Maka hari ini sedang diselidiki oleh kawan-kawan mudah-mudahan nanti ketemu apa faktornya sepertinya split tiketnya agak terlalu lebar," ujarnya.
(iws/gsp)