Penumpang kapal cepat atau fast boat dari tiga pelabuhan rakyat di Kusamba, Klungkung, Bali, (Pelabuhan Tribuana, Banjar Bias, dan Kampung Kusamba) membludak saat hari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Penumpukan penumpang sudah terjadi sejak pukul 05.00 Wita, Rabu (14/2/2023).
Pantauan detikBali di Pelabuhan Kampung Kusamba, penumpang berdesakan memenuhi area pantai dan pelabuhan untuk menukarkan tiket. Karcis tersebut sebagian besar sudah dibeli secara online jauh sebelumnya hari H pencoblosan.
Petugas Syahbandar Kusamba I Nengah Warnata mengatakan masyarakat sudah ramai melakukan penyeberangan dari Selasa sore (13/2/2024). Kemudian hari ini kembali terjadi lonjakan keberangkatan boat hingga sepuluh kali lipat dari hari biasanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lonjakan tersebut rinciannya pada hari biasa yang berangkat ke Kepulauan Nusa Penida hanya 1 boat per jam. Namun hari ini sampai 8-10 perahu berangkat per jam.
"Kami putuskan mengizinkan boat berlayar pukul 06.15 Wita dari jadwal biasanya pukul 07.00 Wita. Hal ini melihat kondisi ramainya penumpang yang akan memberikan hak pilih mereka ke kampung halaman di Nusa Penida maupun Nusa Lembongan," Kata Warnata, kepada detikBali, Rabu (14/2/2024).
Warnata mengatakan walaupun terjadi penumpukan penumpang, muatan perahu tidak boleh melebihi ketentuan. Satu boat besar bisa diisi sampai 80 penumpang sedangkan perahu kecil diisi 55 penumpang.
"Ada juga boat dengan kapasitas 150 orang, semua terisi penuh. Saat ini sudah ada yang berangkat dua kali bolak balik," jelasnya.
Penumpang diperkirakan akan masih terjadi penumpukan hingga pukul 10.00 Wita dan sore kembali melonjak datang dari Nusa Penida. Khususnya mereka yang pulang ke Nusa Penida hanya untuk mencoblos kemudian kembali lagi ke Bali daratan.
"Untuk cuaca terpantau normal, terang dan tidak ada hujan, gelombang juga bagus," pungkasnya.
Salah satu penumpang, I Ketut Kusetiawan mengatakan siap memberikan hak pilihnya dengan pulang ke seberang pulau. Ia mengaku harus mengeluarkan biaya Rp 375 ribu untuk kegiatan ini.
Pertama ia harus membeli tiket Rp 75 ribu sekali menyeberang bersama istrinya. Total tiket menjadi Rp 150 ribu kemudian sewa motor Rp 75 ribu.
"Nanti sore balik lagi Rp 150 ribu lagi. Tidak masalah hak pilih harus disampaikan agar mendapat pemimpin sesuai dengan hati nurani," ujarnya.
(nor/nor)