Tolong Kadek Netri, Warga Karangasem Penderita Psoriasis Ini Butuh Bantuan

Karangasem

Tolong Kadek Netri, Warga Karangasem Penderita Psoriasis Ini Butuh Bantuan

Selamat Juniasa - detikBali
Selasa, 13 Feb 2024 15:09 WIB
Ni Kadek Netri, perempuan penderita psoriasis di Karangasem, Bali, butuh uluran tangan orang baik.
Ni Kadek Netri, perempuan penderita psoriasis di Karangasem, Bali, butuh uluran tangan orang baik. (Foto: Selamat Juniasa/detikBali)
Karangasem -

Ni Kadek Netri (32) butuh bantuan. Perempuan asal Karangasem, Bali, itu kini terbaring lemas di rumah sakit karena penyakit psoriasis yang dideritanya bertahun-tahun.

Akibat penyakit itu kulit Netri dari ujung kepala hingga ujung kaki mengelupas dan tampak bersisik. Dia sulit untuk berdiri, apalagi berjalan.

Setiap kali bergerak, kulitnya mengelupas, mengeluarkan darah. Perihnya minta ampun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan yang berasal dari Banjar Dinas Linggawana, Desa Kertamandala, Kecamatan Abang, itu tak bisa berobat secara maksimal karena kekurangan dana. Selama ini, dia hanya terbaring di rumah.

Suami Netri, I Nengah Sadiana (40), mengatakan awalnya istrinya hanya mengalami gatal biasa sekitar tiga tahun lalu. Namun semakin lama kulitnya memerah dan mengalami peradangan.

Dia sempat berobat dan sembuh. Namun beberapa bulan kemudian penyakit itu kumat lagi dan makin parah. Gatal dan perih menjadi satu.

"Saya sudah beberapa kali mengajaknya berobat, namun tetap setelah sembuh dan diizinkan pulang gatalnya kambuh lagi dan semakin parah," kata Sadiana saat ditemui di RS BaliMed Karangasem, Selasa (13/2/2024).

Setelah itu, istrinya kemudian rutin menjalani rawat jalan. Berdasarkan keterangan dokter, Netri dikatakan mengidap penyakit psoriasis sehingga tidak boleh terkena sinar matahari berlebihan.

Mengingat kondisi keuangannya yang semakin menipis, Sadiana akhirnya memilih untuk pergi bekerja ke Denpasar sebagai buruh proyek dengan upah sebesar Rp 120 ribu per hari. Itupun kalau ada kerjaan. Tidak setiap hari dia bisa bekerja.

"Sebelumnya, istri saya masih bisa untuk sekadar memasak dan mencuci. Namun sejak tiga minggu yang lalu kondisinya semakin memburuk bahkan sampai tidak bisa bergerak dan hanya bisa tidur di ranjang," ujar Sadiana.

Semenjak saat itu, Sadiana akhirnya memutuskan untuk pulang dan fokus merawat istrinya dan kedua anaknya yang masih berusia 9 tahun dan 4 tahun. Dia ingin membawa istrinya untuk berobat dan dirawat namun terkendala biaya.

"Kalau hanya sekadar dirawat bisa karena kami pakai BPJS. Namun untuk biaya hidup sehari-hari selama di rumah sakit yang saya tidak ada, begitu juga untuk sewa kendaraan menuju ke rumah sakit," kata Sadiana.

Beruntung, sekitar lima hari yang lalu ada sebuah yayasan yang mengunjungi rumahnya untuk memberikan bantuan berupa uang tunai untuk digunakan pergi berobat. Sehingga besoknya langsung dibawa ke RS dan sampai saat ini masih menjalani perawatan intensif.

Selain kondisi istrinya yang masih menjalani perawatan, anak pertamanya yang berusia 9 tahun juga sudah putus sekolah sejak masih kelas 2 SD. Rumah mereka jauh dari sekolah, istri tak bisa mengantar, bekal juga tak ada.

"Mungkin itu juga yang menyebabkan anak saya tidak mau sekolah karena saya jarang ngasih bekal sekolah. Paling kalau ada uang dikasih Rp 1.000 untuk bekal. Jangankan untuk bekal, untuk makan saja saya masih pas-pasan," kata Sadiana.

Saat ini, anak pertama mereka ikut berjaga di rumah sakit. Sementara anak yang kedua dititipkan ke iparnya. Dia berharap istrinya segera sembuh.




(dpw/dpw)

Hide Ads