Mundur dari Komut Pertamina, Ahok Blak-blakan Sempat Dilarang Megawati

Mundur dari Komut Pertamina, Ahok Blak-blakan Sempat Dilarang Megawati

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 04 Feb 2024 18:00 WIB
Basuki Tjahaja Purnama menghadiri acara deklarasi dukungan untuk Ganjar-Mahfud yang digelar Ahokers di Jakarta, Minggu (4/2/2024). Ahok Hadir dengan mengenakan kemeja kotak-kotak.
Basuki Tjahaja Purnama menghadiri acara deklarasi dukungan untuk Ganjar-Mahfud yang digelar Ahokers di Jakarta, Minggu (4/2/2024). Ahok Hadir dengan mengenakan kemeja kotak-kotak. (Foto: Antara Foto/Aprillio Akbar)
Jakarta -

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok blak-blakan terkait sikapnya yang memutuskan mundur dari Komisaris Utama (komut) Pertamina. Ia mengaku sempat dilarang oleh Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri saat hendak mundur dari jabatan komut dan fokus memenangkan Ganjar Pranowo-Mahfud Md pada Pilpres 2024.

Dilansir dari detikNews, hal itu diungkapkan Ahok saat acara deklarasi Ahokers bersama Ganjar-Mahfud di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024). Mantan gubernur DKI Jakarta itu awalnya bercerita tentang banyak orang yang menyayangkan dirinya bergabung bersama Megawati.

"Saya perlu cerita begini, orang bilang saya ini goblok ikut Megawati. Ngapain ikut nenek-nenek katanya. Kalau mau ikut, ikut pemenang dong, presiden dong, berkuasa toh. Saya jadi komut jadi dirut ini, kalau dirut dapat gajinya 100 persen, sekarang saya cuma dapat 45 persen. Bonusnya juga sama, habis dirut, kalau ini menang satu putaran, mungkin Maret reshuffle menteri ini," kata Ahok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Ahok, banyak yang menganggap dirinya naif. Namun, dia menegaskan keputusannya bergabung bersama PDIP demi keadilan bangsa Indonesia.

"Jadi apalagi dibilang anak-anakmu masih kecil. Jangan naif, jangan bodoh. Ini kan teman baik, makanya bagi saya sama seperti Ahokers. Saya pun yang bernama Ahok kalau tidak berdiri atas kebenaran, keadilan kejujuran peri kemanusiaan, tidak patut disebut Ahokers," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Pria yang pernah menjabat sebagai bupati Belitung Timur itu lantas bercerita saat PDIP mendeklarasikan Ganjar menjadi capres. Ia mengaku saat itu berkeinginan untuk mundur dari Komisaris Utama Pertamina.

Namun, kata Ahok, Megawati melarangnya dengan alasan untuk mengawasi keuangan Pertamina sebagai BUMN. Ahok pun memamerkan capaian Pertamina saat dirinya memimpin dengan keuntungan Rp 3,7 miliar di tahun 2022.

"Saya dari pertama sudah mau mundur. Saya lapor sama Ibu, 'Ibu ini kan sudah Pak Ganjar, sudah pasti nih. Saya berarti ikut kampanye Bu, kita fight Bu'. Walaupun secara teori kita tidak berkuasa ya. Lalu Ibu bilang gini, 'Jangan, Pak Ahok ditugaskan jaga Pertamina'. 'Jaga Pertamina? Oh iya juga ya'," kata dia.

Akhirnya, Ahok memutuskan untuk mundur dan fokus berkampanye untuk memenangkan Ganjar-Mahfud. Pria yang pernah mendampingi Joko Widodo (Jokowi) sebagai wakil gubernur DKI Jakarta itu menilai kondisi Indonesia sudah genting.

"Ibu Mega mengatakan, 'Pak Ahok, soal tiga periode. Kalau orang jahat yang memimpin negeri ini presiden Indonesia itu sangat berkuasa. Saya saja waktu jadi presiden, pertama kali pilpres, kalau saya mau curang, saya yang jadi presiden', kata Ibu Mega. 'Saya tidak mau demokrasi terbunuh, saya tidak mau reformasi kita gagal, kita-kita berjuang dengan darah dan air mata, supaya Presiden tidak seumur hidup, hanya dua periode, kenapa sekarang kita mau ubah. Pak Ahok percaya sama saya, Istana itu banyak makhluk-makhluk katanya, karena pintu masuk ke sana kalau enggak hati-hati bisa lupa', kata beliau," pungkas Ahok.

Artikel ini telah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini!




(iws/iws)

Hide Ads