Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersenyum saat menerima surat pengunduran diri dari Mahfud Md sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam). Mahfud menyebut tak ada ketegangan dengan Presiden Jokowi saat dirinya mengantar surat permohonan berhenti dari jabatannya tersebut.
"Saya mohon maaf kepada beliau kalau memang ada masalah-masalah yang kurang saya laksanakan dengan baik. Alhamdulillah Bapak Presiden sama dengan saya, kami bicara dari hati ke hati dan penuh kekeluargaan dan sama-sama tersenyum, tidak ada ketegangan apapun," kata Mahfud saat konferensi pers bersama Mensesneg Pratikno di Istana Merdeka, Kamis (1/2/2024) seperti dikutip dari detikNews.
Mahfud menyerahkan surat pengunduran diri kepada Jokowi pada Kamis (1/2/2024). Pertemuan keduanya berlangsung selama 10 menit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya saya mengajukan permohonan untuk berhenti," kata Mahfud setelah pertemuan dengan Jokowi.
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03 itu mengungkapkan Jokowi dan dirinya bernostalgia dalam pertemuan tersebut. Mahfud lantas membeberkan isi percakapannya dengan Jokowi dalam pertemuan tersebut.
![]() |
"Kami tersenyum, bergembira, bercerita masa lalu ketika kami mulai bekerja. Bahkan Pak Presiden mengatakan Pak Mahfud ini adalah Menko Polhukam terlama dalam sepanjang pemerintahan Pak Jokowi karena dulu Pak Tedjo tidak sampai setahun, Pak Luhut setahun 4 bulan kalau ndak salah, lalu Pak Wiranto 3 tahun setengah lewat 2 bulan," kata Mahfud.
Mahfud menerangkan Tedjo Edhy Purdijatno tak sampai setahun saat menjabat Menko Polhukam periode 2014-2015. Kemudian Luhut Binsar Pandjaitan hanya 1 tahun 4 bulan sebagai Menko Polhukam di era Jokowi (2015-2016), lalu Wiranto 3,5 tahun menjabat Menko Polhukam (2016-2019).
"Saya hampir 4,5 tahun hanya karena perkembangan politik memang saya harus fokus ke tugas lain sehingga saya mohon berhenti," kata Mahfud.
Mahfud juga mengatakan pertemuannya dengan Jokowi lebih banyak bergurau. Dia juga menyampaikan pembicaraan dengan Jokowi membahas tentang membangun Indonesia sesuai tujuan negara.
"Kami tadi banyak bergurau dan bicara negara ini harus dibangun ke depan sesuai dengan tujuan negara kita dan kita tak mungkin sempurna, tak mungkin bisa menyelesaikan semuanya dalam waktu yang pendek dan tau semuanya tentang masalah yang kita hadapi, sehingga harus bekerja sungguh," ujarnya.
(iws/dpw)