Dua korban tersambar petir di Desa Budeng, Jembrana, Bali, yang sempat kritis dan dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara kondisinya mulai membaik. Keduanya, I Ketut Wiasa (60) dan Ni Komang Ayu Sri Supriyani (39), mengalami trauma. Sementara, satu orang lagi, Ni Nyoman Ratni (60), dirawat di RSU Tabanan.
"Saat kedua pasien ini sudah bisa beraktivitas normal, keluhan kesemutan sudah minim jadi kemungkinan besok (30/1/2024) sudah bisa pulang," kata Dokter Spesialis Bedah RSU Negara, dr. I Made Sukarya, saat ditemui detikBali, Senin (29/1/2024).
Menurut Sukarya, kedua pasien tersebut sempat mengalami syok neurogenik disertai turunnya tekanan darah. Mereka juga mengeluhkan kesemutan pada bagian tubuh. Namun, kondisi jantung mereka dalam keadaan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi terakhir yang kita rawat dua di ruangan itu sudah mulai membaik, keluhan sudah tidak ada, kemungkinan besok sudah bisa pulang dan perawatan di rumah masing-masing," ujar Sukarya.
Sementara itu, Ratni yang masih dirawat di RSU Tabanan mengalami cedera kepala ringan serta luka robek luas di daerah kepala.
"Pasien mengalami cedera kepala ringan, luka robek luas di daerah kepala dan kami belum memiliki fasilitas yang memadai akhirnya dirujuk untuk evaluasi oleh dokter bedah syaraf di RSU Tabanan," kata Sukarya.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa sambaran petir tersebut terjadi pada Sabtu sore (27/1/2024). Saat itu, 12 petani dan buruh petik tengah memanen semangka di wilayah persawahan di Desa Budeng, Kecamatan Jembrana. Menjelang sore, hujan lebat disertai suara gemuruh dan petir melanda.
Mereka langsung menuju gubuk untuk berteduh. Tiba-tiba petir menyambar gubuk tempat para korban berteduh. Satu orang di antara mereka, Ni Wayan Suriati (58), meninggal dunia.
(hsa/gsp)