Viral video yang memperlihatkan seseorang mengacungkan simbol dua jari dari dalam mobil Kepresidenan atau RI 1 saat melintas di Jawa Tengah. Video tersebut beredar di media sosial pada Rabu (24/1/2024).
Dikutip dari detikNews, dalam video tampak rombongan presiden melintas di jalanan. Masyarakat terlihat berdiri di pinggir jalan.
Mulanya, patwal melintas terlebih dahulu. Kemudian, mobil berpelat merah bertulisan 'INDONESIA' melintas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaca mobil di bagian belakang terlihat terbuka. Terdengar ada teriakan 'Ganjar-Mahfud, Ganjar-Mahfud' di video itu.
Selain itu, terlihat ada tangan yang muncul sambil melambai ke arah warga dari dari dalam mobil. Namun tak terlihat jelas tangan siapa yang keluar dari jendela.
Terlihat ada jari yang diacungkan dan ada jari yang terlipat. Jokowi diketahui didampingi Ibu Negara Iriana saat kunker ke Jateng.
Video itu kemudian viral di media sosial dengan narasi pose 2 jari dari dalam mobil Presiden. Jokowi pun angkat bicara.
"Ya menyenangkan. Menyenangkan," ujar Jokowi di Pangkalan TNI AU Halim, Jakarta, Rabu.
Jokowi tak banyak komentar terkait hal itu. Dia hanya mengatakan pertemuan dengan warga merupakan hal yang menyenangkan.
"Menyenangkan kan ketemu masyarakat menyenangkan," jelasnya.
Respons PDIP
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto merespons video viral tersebut. Hasto menyebut masyarakat akan bersikap cerdas dalam menilai video tersebut.
"Ya kalau saya membaca dari netizen dari rakyat mereka akan sangat cerdas itu kan menggunakan fasilitas negara, itu komentar dari rakyat ya," kata Hasto Kristiyanto seusai menghadiri pentas budaya Butet Kartaredjasa di Taman Budaya Yogyakarta, Rabu.
Hasto tak memberikan komentar banyak. Dia mengatakan rakyat mampu menilai jika mobil Kepresidenan yang seharusnya digunakan untuk kepentingan negara justru digunakan untuk cara yang tidak tepat.
"Jadi kami mencermati suara hati yang muncul dari rakyat Indonesia ketika mobil yang seharusnya dipakai untuk kepentingan rakyat, bangsa. dan negara ternyata ditunjukkan dengan cara-cara yang kurang pas," ujarnya.
(nor/dpw)