Hasil Survei Litbang Kompas Terbaru: Prabowo Unggul, Anies Salip Ganjar

Hasil Survei Litbang Kompas Terbaru: Prabowo Unggul, Anies Salip Ganjar

Tim detikNews - detikBali
Senin, 11 Des 2023 12:25 WIB
Ilustrasi 3 capres-cawapres 2024
Ilustrasi pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2024 (Foto: Denny Putra)
Bali -

Litbang Kompas kembali merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan bertarung pada Pilpres 2024. Menurut hasil survei tersebut, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapatkan 39,3% suara, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) 16,7% dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 15,3%.

Hasil survei tersebut juga memperlihatkan peta kekuatan masing-masing calon di kawasan Bali dan Nusa Tenggara (Nusra). Menurut hasil survei Litbang Kompas pada Desember 2023, elektabilitas Prabowo juga unggul 57% di Bali-Nusra. Sedangkan, elektabilitas Anies hanya 6 % dan Ganjar 27,7%.

Dilansir dari detikNews, survei ini dilakukan Litbang Kompas pada 29 November hingga 4 Desember 2023 terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia. Adapun, tingkat kepercayaan 95% dan margin of error penelitian +-2,65%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, sebanyak 28,7% responden tergolong pemilih bimbang karena belum menentukan pilihannya. Jumlah ini masih besar, padahal pemilu tinggal dua bulan lagi.

"Di luar dinamika elektabilitas capres dan cawapres, survei juga menangkap dinamika pemilih bimbang yang kian meningkat. Jumlah pemilih yang masih ragu-ragu menetapkan pilihannya kepada pasangan capres-cawapres, yang mencapai angka 28,7 persen, terbilang besar mengingat pemilu tinggal dua bulan lagi," bunyi penjelasan Litbang Kompas seperti dilihat detikcom, Senin (11/12/2023)

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, dipaparkan bahwa persentase ini tak berbeda jauh dari angka massa mengambang pada pilihan terhadap capres (tanpa pasangan) yang mencapai 24,9 persen. Jika dibandingkan dengan angka sebelumnya yang hanya 15,4 persen, terlihat lonjakan yang cukup signifikan.

Survei juga menemukan bahwa pemilih bimbang ini merupakan kelompok yang belum memiliki ikatan ideologis. Kelompok ini juga belum memiliki kedekatan emosional dengan sosok paslon tertentu.

"Kalangan yang termasuk ke dalam kelompok undecided voters ini adalah mereka yang belum punya ikatan ideologis ataupun kedekatan emosional terhadap sosok atau pasangan tertentu belum tahu siapa yang akan dipilih dan masih sangat rentan berubah pilihan," paparnya.

Selain itu, kebanyakan dari kelompok ini merupakan bekas pemilih Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 dan sebagian lain merupakan orang-orang yang tidak menggunakan haknya atau merahasiakan pilihannya pada pemilu lalu.

Kebanyakan dari kelompok ini merupakan generasi tua dalam rentang usia 41-60 tahun yang sebagian besar masuk ke dalam generasi X. Pada rentang usia tersebut, jumlah mereka mencapai 44,3 persen, lebih tinggi dari persentase populasi kelompok ini yang sekitar 36 persen.

Mayoritas kelompok ini merupakan kalangan perempuan, mencapai 54,2 persen. Di samping itu, kebanyakan pemilih ragu tersebut tinggal di perdesaan dan lebih banyak berpendidikan dasar. Kalangan Islam, terutama warga Nahdlatul Ulama, menjadi kelompok masyarakat yang lebih bimbang dibandingkan dengan kelompok pemeluk agama lain.

Jumlah pemilih bimbang ini juga terlihat di Jawa Timur, yakni di warga NU. Kelompok pemilih bimbang ini bisa menjadi penentu kemungkinan pilpres dua putaran.

"Terlebih di Jawa Timur yang menjadi wilayah perebutan pengaruh di antara dua tokoh kelahiran daerah ini, yaitu Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, derajat kebimbangan warga NU paling tinggi. Kelompok pemilih bimbang di atas dapat menjadi penentu, apakah pilpres akan berlangsung satu putaran atau dua putaran," jelasnya.

Berikut hasil survei Litbang Kompas terkait perubahan penguasaan wilayah para capres berdasarkan nomor urut Pilpres 2024:

Anies Baswedan

Agustus 2023

  • Jawa: 16,7%

DKI Jakarta: 42,5%

Banten: 23,3%

Jawa Barat: 27,2%

Jawa Tengah: 1,6%

DI Yogyakarta: 5,3%

Jawa Timur: 10,9%

  • Sumatera: 26,1%
  • Bali-Nusa Tenggara: 11%
  • Kalimantan: 16,3%
  • Sulawesi: 20,6%
  • Maluku-Papua: 31,4%

Desember 2023

  • Jawa: 15,6%

DKI Jakarta: 28,6%

Banten: 16,7%

Jawa Barat: 27,3%

Jawa Tengah: 4,1%

DI Yogyakarta: 10%

Jawa Timur: 10%

  • Sumatera: 23,0%
  • Bali-Nusa Tenggara: 6%
  • Kalimantan: 19,8%
  • Sulawesi: 16,7%
  • Maluku-Papua: 14%

Prabowo Subianto

Agustus 2023

Jawa: 28,8%

DKI Jakarta: 17,5%

Banten: 37%

Jawa Barat: 35,4%

Jawa Tengah: 19,6%

DI Yogyakarta: 26,3%

Jawa Timur: 28,2%

Sumatera: 32,7%

Bali-Nusa Tenggara: 36,6%

Kalimantan: 40,7%

Sulawesi: 37,1%

Maluku-Papua: 27,5%

Desember 2023

Jawa: 36,7%

DKI Jakarta: 26,8%

Banten: 50%

Jawa Barat: 38,1%

Jawa Tengah: 29,6%

DI Yogyakarta: 40%

Jawa Timur: 40,9%

Sumatera: 37,1%

Bali-Nusa Tenggara: 57,8%

Kalimantan: 42%

Sulawesi: 46,9%

Maluku-Papua: 42%

Ganjar Pranowo

Agustus 2023

Jawa: 39,6%

DKI Jakarta: 25%

Banten: 30,1%

Jawa Barat: 26%

Jawa Tengah: 62%

DI Yogyakarta: 57,9%

Jawa Timur: 41,1%

Sumatera: 21,5%

Bali-Nusa Tenggara: 42,7%

Kalimantan: 26,7%

Sulawesi: 25,8%

Maluku-Papua: 35,3%

Desember 2023

Jawa: 18,4%

DKI Jakarta: 19,6%

Banten: 11,1%

Jawa Barat: 8,2%

Jawa Tengah: 31,6%

DI Yogyakarta: 20%

Jawa Timur: 18,6%

Sumatera: 5,8%

Bali-Nusa Tenggara: 27,7%

Kalimantan: 8,6%

Sulawesi: 10,4%

Maluku-Papua: 18%

Simak Video 'Peta Kekuatan Capres 2024 Versi Litbang Kompas':

[Gambas:Video 20detik]



(iws/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads