Ribuan Alumni Harvard Pro Israel Ancam Hentikan Sumbangan, Ini Penyebabnya

Internasional

Ribuan Alumni Harvard Pro Israel Ancam Hentikan Sumbangan, Ini Penyebabnya

Ignacio Geordi Oswaldo - detikBali
Minggu, 19 Nov 2023 15:27 WIB
Cambridge, Massachusetts, USA - April 10, 2022: Students walking in Harvard Yard towards freshman dormitory building Hollis Hall . Built in 1763, it is one of the oldest buildings at Harvard College.
Universitas Harvard. (Foto: Getty Images/APCortizasJr)
Bali -

Ribuan alumni Universitas Harvard mengancam akan menghentikan sumbangan ke kampus jika universitas itu tak menindak tegas mahasiswa yang menyuarakan dukungan kepada Palestina. Ribuan alumni yang mengancam itu datang dari barisan pro Israel.

Dilansir detikFinance dari CNN, ada lebih dari 1.600 alumni Harvard yang mengeluarkan ancaman itu. Ancaman tersebut disampaikan oleh ribuan donatur pro Israel yang termasuk dalam anggota Asosiasi Alumni Yahudi Harvard College (HCJAA) melalui sebuah surat terbuka kepada rektor hingga dekan Universitas Havard.

"Kami tidak pernah berpikir bahwa, di Harvard College, kami harus memperdebatkan poin bahwa terorisme (Hamas) terhadap warga sipil (Israel) memerlukan kecaman segera dan tegas. Kami tidak pernah mengira kami harus berdebat demi pengakuan atas kemanusiaan kami sendiri," tulis anggota Asosiasi Alumni Yahudi Harvard College (HCJAA) dalam surat terbuka, dilansir dari detikFinance, Minggu (19/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pendiri HCJAA, Rebecca Claire Brooks mengatakan gerakan pro Palestina merupakan bagian dari tindakan antisemitisme (memiliki prasangka buruk terhadap orang Yahudi). Untuk itu kelompok ini juga berkeinginan untuk menjalankan berbagi rencana konkret untuk memastikan perlindungan mahasiswa Yahudi di Universitas Harvard.

"Ini adalah pergerakan alumni antargenerasi yang luas dan berkembang dari berbagai sektor dan industri. Ya, beberapa dari mereka adalah donatur yang sangat berpengaruh dan beberapa dari mereka adalah donatur berukuran lebih normal. Tapi kami berbicara dengan satu suara untuk menanggapi momen ini," katanya kepada CNN.

ADVERTISEMENT

Di luar itu, sejumlah konglomerat ternama sekaligus alumni Harvard lainnya seperti pendiri Pershing Square Bill Ackman dan mantan CEO Victoria's Secret Leslie Wexner juga ikut menyuarakan ketidakpuasan mereka atas dukungan terhadap Palestina.

Kondisi ini tentu menjadi permasalahan tersendiri, terlebih mengingat bagaimana uang donasi merupakan penyumbang pendapatan terbesar di Harvard.

Tercatat total sumbangan yang diterima universitas merupakan 45% dari pendapatan universitas. Dari jumlah tersebut, 9% diantaranya digunakan untuk anggaran operasional universitas dan 36% sisanya untuk dana abadi. Menanggapi permasalahan ini, Presiden Universitas Harvard Claudine Gay menulis surat terbuka kepada anggota komunitas Harvard terkait sikap universitas.

"Harvard menolak segala bentuk kebencian, dan kami berkomitmen untuk mengatasinya. Izinkan saya mengulangi apa yang saya dan para pemimpin Harvard lainnya katakan sebelumnya: Antisemitisme tidak mendapat tempat di Harvard," tulisnya dalam surat terbuka untuk seluruh alumni Harvard itu.

Artikel ini telah tayang di detikFinance. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/hsa)

Hide Ads