Hari Ganefo 10 November, Mengenang Pesta Olahraga Tandingan Olimpiade

Hari Ganefo 10 November, Mengenang Pesta Olahraga Tandingan Olimpiade

Rizky Munte - detikBali
Jumat, 10 Nov 2023 04:30 WIB
Pesta olahraga negara-negara berkembang GANEFO pada 10-22 November 1963 di Jakarta.
Pesta olahraga negara-negara berkembang GANEFO pada 10-22 November 1963 di Jakarta. (Foto: GetArchive)
Denpasar -

Selain Hari Pahlawan, setiap 10 November juga diperingati sebagai Hari Ganefo. Lantas, apa itu Ganefo?

Ganefo merupakan singkatan dari Games of the New Emerging Forces, yakni pesta olahraga tandingan Olimpiade yang diprakarsai oleh Soekarno. Penyelenggaraan Ganefo merupakan buntut dari konflik Komite Olimpiade Internasional (IOC) dengan Indonesia ketika panitia penyelenggara Asian Games pada 1962.

Ganefo pertama kali dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 10 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti sekitar 2.700 atlet dari 51 negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa. Ajang tersebut digelar setelah Indonesia mendapat blacklist dari Komite Olimpiade Internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kala itu, Indonesia menegaskan bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari olahraga. Ternyata, pernyataan tersebut bertentangan dengan doktrin Komite Olimpiade Internasional yang memisahkan antara politik dan olahraga.

Latar Belakang Ganefo

Ganefo diwarnai oleh kontroversi dari awal hingga akhir. Salah satu kontroversi utama adalah perseteruan antara Ganefo dan IOC (Komite Olimpiade Internasional). Ketika IOC mencoba melarang negara-negara yang berpartisipasi dalam Ganefo untuk juga berpartisipasi dalam Olimpiade, ini menjadi sumber ketegangan besar.

ADVERTISEMENT

Berikut latar belakang Ganefo didirikan.

1. Situasi Politik Internasional

Indonesia melihat Olimpiade dan Asian Games sebagai alat imperialisme negara-negara maju, terutama dunia Barat, yang menggunakan IOC sebagai alat imperialisme mereka. Ada contoh intervensi negara-negara Barat dalam kegiatan olahraga, seperti melarang Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dari Asian Games. IOC, yang seharusnya memisahkan olahraga dari politik, terkadang tidak mengambil tindakan tegas terhadap negara-negara Barat.

2. Skorsing IOC kepada Indonesia

Indonesia mendapat sanksi skorsing dari IOC karena melarang partisipasi Taiwan dan Israel dalam Asian Games IV di Jakarta. Alasan untuk melarang partisipasi kedua negara ini adalah untuk menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab dan RRT, yang memiliki hubungan dekat dengan Indonesia.

3. Situasi Politik Dalam Negeri Indonesia

Ganefo menjadi alat untuk membangkitkan nasionalisme di Indonesia dan mengubah peran Indonesia dalam dunia internasional. Skorsing IOC digunakan oleh Soekarno untuk menyatukan rakyat Indonesia melawan imperialisme dalam bidang olahraga.

4. Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno

Soekarno mengusulkan bahwa dunia terbagi menjadi dua blok, yaitu Nefo dan Oldefo, sebagai alternatif bagi pembagian dunia Barat dan Blok Timur. Ini bertujuan untuk mengangkat kedudukan Indonesia dalam dunia internasional dan memperkuat persatuan negara-negara yang digolongkan dalam The New Emerging Forces (Nefo).

Ganefo juga merupakan alat politik yang digunakan Presiden Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin. Yang dimaksud Ganefo sebagai alat politik adalah suatu kegiatan olahraga yang digunakan sebagai alat bagi pencapaian tujuan-tujuan dan kepentingan-kepentingan politik tertentu, oleh pemerintah dalam hal ini Presiden Soekarno.

Keterkaitan antara olahraga dengan politik sulit dihindarkan sejak zaman Olimpiade Kuno hingga Olimpiade Modern. Olahraga berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, budaya, ekonomi, termasuk juga aspek politik.

Artikel ini ditulis oleh Rizky Munte peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads