PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo Orba, Gerindra Sindir Ada Kubu Tak Percaya Diri

PDIP Sebut Prabowo-Gibran Neo Orba, Gerindra Sindir Ada Kubu Tak Percaya Diri

Tim detikNews - detikBali
Minggu, 05 Nov 2023 21:27 WIB
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah tiba di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (26/10/2023). Setelah berganti pakaian dengan piyama, keduanya siap menjalani tes kesehatan.
Pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Djarot Saiful Hidayat menyebut duet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai cerminan Neo-Orde Baru (Orba). Ia menyinggung pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo itu berkaitan dengan putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK).

Partai Gerindra merespons pernyataan itu dengan menyindir ada kubu yang mulai tak percaya diri. Lantas, apakah kubu yang dimaksud adalah PDIP?

Djarot menyebut pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md akan tetap menjaga demokrasi dan melawan Neo-Orba. Menurutnya, rakyat sudah cerdas ketika melihat penyimpangan hukum di MK. Djarot kemudian mengajak parpol koalisi pengusung Ganjar-Mahfud bergerak menghadapi hal itu.

"Ganjar-Mahfud MD pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminkan Neo-Orde Baru masa kini," ujar Djarot dalam keterangannya seperti dikutip dari detikNews, Minggu (5/11/2023).

Waketum Partai Gerindra Habiburokhman merespons pernyataan Djarot tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui maksud Djarot menyebut duet Prabowo-Gibran sebagai Neo-Orde Baru.

"Saya nggak tahu ya, apa yang dimaksud Neo-Orde Baru, apakah dalam konteks positif atau negatif," kata Habiburokhman di Jakarta Pusat, Minggu.

Menurut Habiburokhman, setiap masa kepemimpinan selalu memiliki catatan positif dan negatifnya. Termasuk saat era Orde Baru, Orde Lama, maupun Orde Reformasi. Dia pun menyindir kubu pasangan calon melakukan kampanye secara negatif lantaran mulai merasa tidak percaya diri menghadapi pemilu.

"Pasangan calon dalam kontestasi apapun ketika dia mulai melakukan kampanye negatif menunjukkan dia tidak percaya diri untuk menunjukkan nilai jualnya. Tidak percaya diri untuk menunjukkan dia punya visi misi program yang bisa mengambil hati rakyat," imbuh Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.

Habiburokhman menepis bahwa sindirannya itu ditujukan kepada PDIP. Menurutnya, kubu yang melakukan kampanye negatif saat tak percaya diri itu adalah norma umum.

"Saya ngomong norma umum ya, kontestan pemilu yang melakukan kampanye negatif dari pada menunjukkan nilai jualnya, ya menunjukkan tidak percaya diri, menunjukkan sudah habis amunisi untuk meyakinkan rakyat. Sehingga panik dan melakukan hal-hal yang kurang terpuji, ya itu kembali ke penilaian rakyat," imbuhnya.

Habiburokhman mengklaim Gerindra menerapkan cara berpolitik yang berbeda. Ia mengaku hanya akan memberikan senyum atas pernyataan Djarot itu.

"Ya silakan Mas Djarot bilang begitu, Pak Prabowo akan tersenyum saja, kalau perlu Pak Prabowo akan jogetin saja," imbuhnya.

Selengkapnya baca di sini.


(iws/dpw)

Hide Ads