Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan pemerintah akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak perang antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza. Namun, penyelamatan dan pemulangan akan dilakukan kalau situasinya sudah aman.
"(Kapan akan mulai menyelamatkan WNI dari Gaza) nggak tahu. Begitu situasi dinilai aman. Yang menilai aman bukan hanya kami, tapi komunikasi kami dengan banyak pihak. Kami akan menggerakkan," kata Retno ditemui detikBali di BNDCC Nusa Dua, Bali, Rabu (11/10/2023).
Untuk saat ini, Retno mengatakan bahwa situasi perang antara militer Israel dan Hamas di Jalur Gaza belum aman. Sehingga, pemerintah Indonesia sama sekali belum mengeksekusi upaya penyelamatan para WNI yang ada di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Retno menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan segala yang dibutuhkan untuk penyelamatan para WNI di Gaza. Antara lain, berkomunikasi dengan Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Mirjana Spoljaric Egger, rencana penyelamatan, dan daftar nama para WNI di sana.
"Jadi, data (daftar nama para WNI) sudah ada dan rencana penyelamatannya sudah ada. Masalahnya, situasinya (perang) masih belum memungkinkan untuk dilakukan pergerakan," kata Retno.
"Dan saya kemarin seharian berkomunikasi dengan Presiden Palang Merah Dunia secara langsung. Saya juga jalin komunikasi dengan banyak pihak, karena prioritas kami adalah mengevakuasi (WNI) dengan selamat," imbuhnya.
Retno tidak menyebut berapa WNI yang kini sedang berada di wilayah Palestina maupun di Israel. Yang pasti, ada sebanyak 10 sampai 13 orang Indonesia yang kini terjebak perang di jalur Gaza.
Melansir detikNews pada Sabtu (7/10/2023), Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan seorang pegawai di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza tewas akibat serangan tentara Israel.
Kementerian Kesehatan mengutuk keras penyerangan terhadap rumah sakit. Selain seorang karyawan tewas, serangan tersebut menyebabkan puluhan pegawai terluka.
(dpw/hsa)