Sebanyak 16 jenazah yang telantar di RSUP Prof Ngoerah Denpasar dikremasi di Krematorium Mumbul, Kuta Selatan, Badung, Bali. Tiga di antaranya adalah jenazah warga negara (WN) Australia dan Jerman.
Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah I Gusti Lanang Suartana Putra mengungkapkan kedutaan besar masing-masing juga telah menyerahkan tiga jenazah WNA tersebut. Upacara penghormatan terakhir terhadap belasan jenazah telantar itu dilakukan secara Hindu, yakni melalui prosesi kremasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (16 jenazah) tidak mendapat pengakuan dari keluarga maupun dari instansi terkait. Maka, diserahkan kepada kami RSUP Prof Ngoerah untuk dilaksanakan kremasi," kata Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah I Gusti Lanang Suartana Putra, Rabu (4/10/2023).
Belasan jenazah yang tidak diketahui keluarganya itu tiba di krematorium sekitar pukul 09.00 Wita. Satu jenazah WN Jerman dan satu lagi yang tak dikenal, mendapat giliran pertama untuk dikremasi. Menyusul dua jenazah lainnya dengan menyesuaikan kapasitas tungku kremasi. Prosesi kremasi dipimpin oleh pemuka agama Hindu.
![]() |
Suartana mengatakan proses kremasi 16 jenazah telantar tersebut dilaksanakan selama dua hari, yakni 4-5 Oktober 2023. Menurutnya, waktu pelaksanaan kremasi itu dipilih berdasarkan perhitungan hari baik bagi orang Bali.
"Hari ini merupakan hari baik bagi kami di Bali. Buda Pon Medangkungan baik untuk dilaksanakan kremasi. Hari ini ada enam peti (berisi delapan jenazah yang dikremasi), kemudian besok menyusul ada enam peti lagi (dengan jumlah jenazah yang sama)," kata Suartana.
Dia menjelaskan 15 jenazah di antaranya sudah lama berada di RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Bahkan, ada jenazah yang telantar di rumah sakit tersebut sejak 14 Agustus 2021.
"Yang terbaru itu jenazah sejak 25 Maret 2022. Nah setelah melalui proses yang panjang menelusuri para keluarga, bahkan dari kedutaan. Tapi, akhirnya kami mendapat kepastian hukum bahwa (belasan jenazah) ini memang tidak ada yang mengakui dan dikategorikan sebagai telantar," pungkasnya.
(iws/gsp)