Perumda Tirta Mangutama (PDAM) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung masih mencari formula tepat untuk mengantisipasi kekeruhan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Belusung saat cuaca ekstrem. Selain mempertimbangkan bangun pra sedimentasi (praset), tim konsultan masih mengkaji teknologi pengolahan yang tepat.
Direktur Teknik Perumda Tirta Mangutama Badung I Made Suarsa mengakui hujan deras menyebabkan terganggunya pasokan air bersih. Kekeruhan pernah terjadi pada Juli 2023.
Suarsa menyebut tim konsultan sedang lakukan kajian, menyusun detail engineering design (DED).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengakui dengan lahan yang kecil sekitar 10 are, praset yang akan dibangun tetap bisa tepat guna apabila memakai bantuan teknologi tambahan.
"Ada hitungannya. Itu pasti memerlukan lahan besar untuk menampung air, untuk proses pengendapan secara alami sebelum dialirkan. Jika memakai kolam penampungan air diperkirakan proses pengendapan akan gagal karena penampungan kurang besar," jelas Suarsa, Selasa (3/10/2023).
Suarsa menjelaskan pengolahan air selama ini diawali langsung dari aliran sungai menuju mesin. Maka saat ada banjir bandang, air baku bakal keruh, tercampur pasir dan sampah. Tidak dipungkiri akan mengangkut sampah ranting hingga kayu gelondongan.
"Karena kondisi itu, kami terpaksa menyetop proses olah air bersih. Jika dipaksa produksi, mesin pompa akan rusak karena air campur pasir masuk ke mesin, berbahaya," tegasnya.
Menurut dia, rencana membangun praset bertujuan mengantisipasi kendala itu. "Supaya tidak setiap musim hujan kami setop produksi. Supaya tetap bisa produksi saat cuaca ekstrem," tegas Suarsa.
Perusahaan pelat merah itu menargetkan agar proyek praset bisa berjalan pada 2024. Besaran anggaran yang diperlukan sekitar Rp 10 miliar.
"Seperti apa jadinya dengan lahan yang kecil. Teknologi yang mana bisa masuk dengan prasedimentasi, itu yang yang masih sedang dicari. Nanti tim pasti akan presentasi lagi," pungkas Suarsa.
Kadek Surya Sedana (26) adalah salah satu warga yang memanfaatkan layanan air bersih dari PDAM Badung sejak tiga tahun lalu. Ia sempat merasakan kualitas air yang keruh khusus hanya saat musim hujan datang.
"Pernah tidak ada air pas ada hujan deras beberapa hari. Itu sampai mati nggak ngalir juga pernah. Cari air di luar atau beli. Tapi itu tidak terus. Biasanya kalau musim hujan, kadang-kadang," ujar pria asal Kelurahan Kapal, Badung itu, Selasa.
Saat ini kualitas air PDAM normal-normal saja. Seperti yang diungkapkan Gede Sanjaya (25), warga di perumahan Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung, air hanya tidak mengalir selama beberapa hari saat cuaca ekstrem. "Kan biasanya pas hujan ada gangguan di sumber airnya," kata Sanjaya.
(hsa/dpw)