Hari Kereta Api Indonesia 28 September: Sejarah-Jenis Kereta Api

Hari Kereta Api Indonesia 28 September: Sejarah-Jenis Kereta Api

Zahwadiva Sosiawan Putri - detikBali
Kamis, 28 Sep 2023 05:30 WIB
Kereta di Museum Ambarawa dapat disewakan bagi wisatawan.
Museum Kereta Api. Foto: detik
Denpasar -

Hari Kereta Api diresmikan pada 28 September. Hari bersejarah tersebut memiliki momentum penting di dalamnya, bagaimana sang pejuang muda Indonesia merebut Kereta Api yang sudah ada di era Hindia Belanda hingga detik proklamasi Indonesia.

Dengan perkembangan zamannya, beragam pula jenis kereta api di Indonesia. Apa saja ya kira-kira? Yuk simak kisah di balik Hari Kereta Api Indonesia.

Sejarah Kereta Api Indonesia

Dilansir pada akun resmi Kereta Api Indonesia (KAI), Sejarah perkeretaapian Indonesia dimulai ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J. Baron Sloet van de Beele pada 17 Juni 1864. Pembangunannya dilakukan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM) dengan menggunakan lebar kereta api 1435 mm.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan pada 8 April 1875, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api nasional melalui Staatsspoorwegen (SS). Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang.

Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti:

ADVERTISEMENT

1. Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS)

2. Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS)

3. Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS)

4. Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS)

5. Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM)

6. Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM)

7. Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM)

8. Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM)

9. Malang Stoomtram Maatschappij (MS)

10. Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM)

11. Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)

Selain di Jawa, jalur kereta api dibangun di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914) dan Sulawesi (1922). Sementara di Kalimantan, Bali, dan Lombok baru dilakukan kajian kemungkinan pemasangan rel kereta api, belum sampai tahap konstruksi.

Hingga akhir tahun 1928, panjang jalur kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 kilometer, rincian jalur kereta api pemerintah sepanjang 4.089 kilometer, dan jalur kereta api swasta sepanjang 3.375 kilometer.

Kereta Api di Era Jepang: Pejuang Muda Rebut Kereta Api

Pada 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Mereka harus menyerahkan asetnya. Salah satu yang turut diserahkan adalah seluruh fasilitas perkeretaapian Indonesia.

Jepang kemudian menamai perusahaan kereta api tersebut Rikuyu Sokyoku (Dinas Kereta Api). Saat itu, peran kereta api berubah. Jepang menggunakan fasilitas ini untuk keperluan perang dan militer.

Untuk itu Jepang membuat jalur kereta api baru yaitu melintasi Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk mengangkut hasil tambang batu bara dengan mesin militer. Namun, selama ini Indonesia juga harus kehilangan lintasan sepanjang 473 kilometer. Jepang menghancurkannya dan mengirimkannya ke Burma untuk membangun jalur kereta api di negara tersebut.

Dilansir detikJateng dan dikutip dalam Sejarah Perkeretaapian Api Indonesia; Dulu, Sekarang dan Masa Depan oleh Hadi M Jurai dkk, sebenarnya stasiun juga terjadi secara sporadis di beberapa daerah. Pada saat yang sama, peristiwa Bandung merupakan puncak dari perebutan harta benda yang terjadi pasca proklamasi kemerdekaan.

Hal ini meresahkan para pemuda perjuangan di kereta api yang menamakan dirinya Angkatan Muda Kereta Api (AMKA). Selain itu, tersebar luas kabar bahwa Belanda datang ke Indonesia untuk melawan pasukan Sekutu.

Setelah melalui perdebatan yang cukup sengit, aktivis AMKA mengambil tindakan untuk menduduki perebutan stasiun Manggarai di Jakarta. Gerakan yang didukung masyarakat ini meyakinkan pasukan Jepang untuk menyerahkan kedudukan secara damai.

Keberhasilan aksi menyebar ke daerah lain. Langkah serupa juga dilakukan AMKA seperti pengambilalihan Stasiun Gubeng di Surabaya dan pengambilalihan Stasiun Poncol di Semarang. Puncaknya, pada 28 September 1945, aktivis AMKA didampingi ribuan warga menduduki kantor pusat di Bandung. Kehadiran ribuan orang membuat Jepang memutuskan untuk menyerahkan kantor tersebut secara damai.

Peresmian Hari Kereta Api

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, stasiun dan kantor kereta api yang dikuasai Jepang diambil alih beberapa hari kemudian. Puncaknya adalah peralihan kantor pusat Kereta Api Bandung pada tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia).

Hal ini juga berarti berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia pada 1946, Belanda mereformasi perkeretaapian Indonesia dengan nama Staatsspoorwegen/Verenigde Spoorwegbedrijf (SS/VS), gabungan dari SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Awal Mula PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Berdasarkan perjanjian damai Konferensi Meja Bundar (KMO) Desember 1949, aset milik pemerintah Hindia Belanda diambil alih. Peralihannya adalah penggabungan DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) pada tahun 1950.

Pada 25 Mei, DKA menjadi Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun yang sama juga diperkenalkan simbol Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi perkeretaapian Indonesia menjadi sarana transportasi untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kemudian pada 1971, pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Untuk meningkatkan pelayanan transportasi, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) pada tahun 1991. Perumka menjadi perseroan terbatas, PT. Perkeretaapian Indonesia (Persero) pada tahun 1998.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki tujuh anak perusahaan, di antaranya:

1. KAI Services (2003)

2. KAI Bandara (2006)

3. KAI Commuter (2008)

4. KAI Wisata (2009)

5. KAI Logistik (2009)

6. KAI Properti (2009)

7. PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (2015)

Beragam Kereta Api di Indonesia

Seiring perkembangan zaman, Indonesia mulai menciptakan berbagai jenis kereta api yang semakin modern. Tentu berbagai macam kereta api memiliki fungsi dan keunikannya masing-masing. Yuk simak!

1. Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ)

Kereta api ini menjadi andalan masyarakat karena waktu tempuhnya yang cukup cepat meski menempuh jarak yang cukup jauh. Harganya juga relatif murah sehingga tidak akan terlalu membebani kantong Anda. Contoh KAJJ yang bisa Anda naiki adalah KA Argo Bromo Anggrek (perjalanan dari Gambir menuju Surabaya Pasar Turi). Perkiraan waktu tempuh perjalanan ini hanya 9 jam.

2. Kereta Commuter Line (KRL)

KRL di Jakarta telah beroperasi sejak tahun 1925. Layanan kereta listrik ini dioperasikan oleh PT. Kereta Api Komuter Indonesia (PT. KCI). PT ini merupakan anak perusahaan dari PT. Selain itu, Anda juga bisa temui KRL di daerah Solo, Yogyakarta dan juga daerah Jabodetabek.

3. Kereta Bandara (RAILINK)

Kereta api ini telah beroperasi di kota Kualanamu sejak 25 Juli 2013. Sebelumnya kereta bandara ini bernama Kereta Bandara Kualanamu. Kereta bandara juga saat ini beroperasi di Jakarta dengan nama Kereta Bandara Soekarno-Hatta. KA Soekarno Hatta melayani rute perjalanan dari Stasiun Manggarai menuju Bandara Soekarno-Hatta yang berjarak 36,3 kilometer.

4. Kereta Moda Raya Terpadu (MRT)

Kereta MRT ini terbilang masih baru karena pertama kali beroperasi pada 2009, tepatnya 24 Maret. Kereta ini dinamakan Kereta Moda Terpadu (MRT). Kuota atau kapasitas kereta tersebut adalah 1.950 penumpang yang terdiri dari 6 gerbong di setiap setnya. Kecepatan kereta ini adalah 80 km/jam pada setiap rutenya.

5. Kereta Light Rail Transit (LRT)

Mulai tahun 2022, kereta LRT mulai beroperasi pada bulan Agustus. Kereta ini dikhususkan di perkotaan karena kapasitasnya yang lebih kecil. Kereta ini terdiri dari 4 gerbong. Setiap suite dapat menampung hingga 257 orang. LRT hanya beroperasi di jalur layang untuk mencegah kemacetan di perkotaan. Strukturnya juga fleksibel dan dapat melewati jalur sempit dan melingkar. Dari segi efisiensi, LRT mengambil listrik dari saluran listrik bawah.

6. Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh)

Kereta Woosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal) diresmikan pada tahun 2023 ini. Dilansir pada detikNews, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, nama KCJB "Whoosh" berasal dari perbincangan antarpejabat dan ungkapan kegembiraan masyarakat saat melaksanakan uji coba. Saat mencoba transportasi ini adanya ungkapan kegembiraan yang dirasakan, kata "Whoosh" tersebut kemudian dibahas bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretariat Negara Pratikno, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Artikel ini ditulis oleh Zahwadiva Sosiawan Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads