Pengelola Ayuterra Resort di Desa Kedewatan, Ubud, Gianyar, Bali, menggelar upacara penebusan dan pecaruan pada Selasa (5/9/2023) seusai tragedi lift maut yang menewaskan lima karyawannya. Upacara tersebut bertujuan untuk membersihkan aura negatif, permohonan maaf kepada alam, dan memberikan ketenangan kepada roh para korban.
Upacara pecaruan dipusatkan di lokasi titik pertama lift terjatuh, termasuk di lokasi para korban. Upacara yang dipimpin oleh Jro Mangku Nyoman Suastika dihadiri sejumlah kerabat korban dan karyawan resor.
Prosesi dimulai jero mangku mengenter atau mengendalikan prosesi upacara. Sedangkan sarati banten dibantu karyawan memercikkan tirta suci ke semua area resor, termasuk rel lift yang sudah rusak. Harapannya agar aura negatif bisa ternetralisir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jro Mangku Nyoman Suastika mengatakan prosesi upacara penebusan ini diumpamakan sebagai tanah kosong. Karena sejak awal bangun tidak ada proses upacara.
Proses penebusan ini, roh-roh para korban yang dinyatakan masih ada di lokasi tersebut ditebus atau diganti dengan sarana upacara.
"Berikutnya nanti ada upacara menawagempang yang akan dipuput sulinggih. Masih menunggu hari baik, karena setelah ada peristiwa kecelakaan meninggal dunia, itu wajib ada upacaranya," tandasnya, Selasa.
Semua pelaksanaan upacara ini atas petunjuk dari Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda, saat melihat langsung aura dari Ayuterra Resort pada Senin sore (4/9/2023). Menurut sulinggih yang juga akademisi ini, dalam kematian Hindu di Bali ada beberapa sebutan kematian.
Ada yang disebut ulah pati (kematian yang dibuat-buat atau bunuh dini) dan salah pati (kematian yang tidak sengaja karena kecelakaan dan pembunuhan, seperti tragedi lift maut Ayuterra Resort.
Terkait dengan kematian lima karyawan Ayuterra Resort ini, Ida Mpu mengatakan bagi jenazah yang sudah dikebumikan juga harus melalui serangkaian upacara. Misalnya, nebusin di tempat kejadian, kemudian nebusin di catus pata (perempatan), serta nebusian di setra (kuburan).
"Saat melihat ke lokasi jatuh, Ida Sulinggih mengaku bahwa power dari lokasi tersebut memang sangat kuat," sebutnya.
(nor/nor)