Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi menandatangani perjanjian Implementing Arrangement tentang Penempatan Tenaga Kesehatan Indonesia, di Trans Resort, Kuta Utara, Badung, Bali, pada Jumat (31/8/2023). Pertemuan dua negara ini merupakan bagian dari program Government to Government atau G to G yang keempat.
Sekretaris Utama BP2MI Rinardi mengatakan pemerintah telah memiliki kesepakatan G to G dengan sejumlah negara seperti Jepang, Jerman, dan Korea terkait penyaluran tenaga kesehatan (nakes). "Masih ada 18 negara lagi yang kami buka pada 2023-2024," ujarnya, Jumat.
Rinardi menuturkan kesepakatan yang diteken hari ini menjadi komitmen bagi Indonesia dan Arab Saudi untuk menempatkan nakes dan melindunginya selama bekerja di sana. "Ini tonggak penting kerja sama antara RI dengan Arab Saudi untuk menghadirkan perlindungan maksimal dalam penempatan tenaga kesehatan kami di Arab Saudi," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BP2MI, Rinardi menjelaskan, perlu terus berdiskusi dengan Arab Saudi terkait nakes yang bekerja di sana. Misalkan, kualifikasi pekerjaan, jam kerja, hingga tes prometric tenaga kesehatan.
Menurut Rinardi, yang paling penting adalah penerapan dari kesepakatan antara pemerintah Indoneisa dengan Arab Saudi tersebut. Kesepakatan ini harus saling menguntungkan.
"Mereka (Arab Saudi) mendapatkan tenaga kesehatan yang profesional, yang benar-benar teruji dan di sisi lain kami juga dapat keuntungan dengan tersalurkannya tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan di Arab Saudi," tutur Rinardi.
Indonesia memiliki 600 ribu orang tenaga kesehatan, terutama perawat berkompeten yang siap dikirim ke luar negeri. Bahkan, beberapa negara meminta hingga 1.000 tenaga bisa disuplai. Sayangnya, yang bisa dipenuhi rerata 10 persen dari permintaan negara tersebut.
(gsp/hsa)