Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung mengalokasikan dana sebesar Rp 80 miliar dalam perubahan anggaran 2023 untuk proyek pembangunan Jalan Lingkar Selatan (JLS) segmen 4. Anggaran tersebut disiapkan untuk pembebasan lahan terkait pembangunan JLS sisi barat, tepatnya di kawasan Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung.
"Saat ini masih di tahap sosialisasi dan penerimaan masukan warga soal trase jalan. Ada penyesuaian trase dan akan dilanjutkan sosialisasi kembali ke masyarakat dalam waktu dekat," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Badung Ngurah Suardika, Jumat (25/8/2023).
Suardika mengungkapkan proyek JLS segmen 4 digarap bertahap. Menurutnya, Pemkab Badung memprioritaskan tahapan proyek ini dari barat kawasan Pecatu. Alasannya, lalu lintas kendaraan menuju Uluwatu, Pecatu, kerap macet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang betul di kawasan itu sudah macet yang mengarah ke Uluwatu. Kendaraan jadi stag sehingga ini kan berdampak terhadap kenyamanan wisatawan," imbuhnya.
Dia menuturkan, tahap pembebasan lahan untuk proyek JLS cukup panjang. Dimulai dari sosialisasi, penyesuaian trase, penetapan lokasi, dan penetapan daftar nominatif. "Hingga dilakukan pengukuran BPN, penentuan nilai ganti rugi, hingga pensertifikatan lahan," bebernya.
Berdasarkan hasil perencanaan tim Proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), lanjut Ngurah, pada segmen 4 di Pecatu memerlukan lahan seluas 163.231,47 meter persegi. Panjang jalan yang bakal dibuat 5,6 kilometer dengan rencana lebar jalan 24 meter.
"Jadi tidak bisa seketika. Ini akan terus berlanjut di 2024 dan terus ke depannya. Jadi aksesnya di sebelah barat DTW Uluwatu. Segmen 4 ini mulai Jalan Pantai Cemongkak sampai kawasan Jimbaran hijau," tukasnya.
Sebelumnya, Perbekel Pecatu I Made Karyana Yadnya mengakui PUPR Badung telah meninjau ulang trase atau rute JLS yang direncanakan. Menurutnya, ada usulan masyarakat agar trase disempurnakan, terutama di rute lahan yang terjal.
"Ini nanti akan berbahaya bagi pengendara, khususnya angkutan bus keluar dari Uluwatu. Jalur itu kan nanti bisa jadi akses keluar wisatawan yang selesai nonton kecak," kata Karyana, Juli lalu.
Pantauan detikBali, arus kendaraan dari Garuda Wisnu Kencana (GWK) menuju Uluwatu selalu padat terutama saat sore hingga petang saat para wisatawan pulang dari menonton kecak di Uluwatu maupun pantai lainnya di Kuta Selatan. Kemacetan bahkan sudah terasa begitu memasuki kawasan Jimbaran dan Nusa Dua.
(iws/gsp)