Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan kecelakaan water sport di Pantai Tanjung Benoa, Badung, Bali, sudah berkali-kali. Kemenparekraf menerima aduan kecelakaan dari ringan hingga menimbulkan korban jiwa.
"Yang kali ini turis Jepang meninggal dunia, laporannya sedang ditelaah dan diteliti. Mungkin kami juga tunggu hasil telaah dari teman-teman di Dinas Pariwisata Provinsi Bali," tutur Sandiaga dalam acara The Weekly Briefing with Sandi Uno yang digelar secara online pada Senin malam (21/8/2023).
Namun, Sandiaga tidak merinci berapa jumlah kecelakaan yang dilaporkan ke Kemenparekraf. Ia mengatakan akan meninjau sertifikasi Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE) Bali Coral Dive & Water Sport, Badung, Bali. Hal tersebut buntut tewasnya turis asal Jepang, Kikuchi Satoshi yang terjatuh saat bermain flying fish.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang harus mengawasi sebuah atraksi atau wahana adalah bentuk kolaborasi. Dan bentuk sertifikasi ini adalah memastikan kegiatan pariwisata di fasilitas tersebut mengacu kepada aspek keselamatan," jelas Sandi.
Sandiaga juga menyampaikan perasaan berduka cita atas insiden tersebut. "Kami tentunya berduka cita dan kami sangat prihatin terhadap kejadian ini," ungkapnya.
Sandiaga menilai atraksi atau wahana yang berisiko tinggi juga membutuhkan keterlibatan Dinas Pariwisata (Dispar) setempat hingga kelompok yang membidangi water sport, dalam hal ini flying fish.
Selain itu, kata Sandiaga, operator pun diharuskan untuk menguasai betul segi kelaikan dan standarisasi water sport.
"Sertifikasi ini akan kami pastikan untuk operator yang menawarkan olahraga air, termasuk yang ekstrem. Di Tanjung Benoa ini sudah ada beberapa kejadian yang dilaporkan kepada kami," ujar Sandiaga.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menjelaskan selama ini pihaknya telah mengingatkan para pelaku wisata untuk membuat SOP dengan jelas. Mengingat, jenis watersport merupakan salah satu kegiatan yang berisiko.
"Di samping juga kami mengimbau agar para pelaku wisata tirta (air) ini betul-betul melihat cuaca pada saat itu karena memang mempengaruhi juga daripada kegiatan tersebut," terangnya yang juga hadir secara online.
Menurutnya, dengan memperhatikan hal tersebut, para pelaku wisata dapat meminimalisasi kejadian yang lebih fatal lagi.
(nor/gsp)