16 Ribu Pemedek Hadiri Tradisi Ngerebong di Pura Agung Petilan Kesiman

Denpasar

16 Ribu Pemedek Hadiri Tradisi Ngerebong di Pura Agung Petilan Kesiman

Ni Made Lastri Karsiani Putr - detikBali
Minggu, 20 Agu 2023 19:13 WIB
SejumlahΒ pemedek kerauhanΒ saat mengikuti prosesi NgerebongΒ di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, pada Minggu (20/8/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
SejumlahΒ pemedek kerauhanΒ saat mengikuti prosesi NgerebongΒ di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, pada Minggu (20/8/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Sebanyak 16 ribu pemedek diprediksi menghadiri tradisi Ngerebong di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, Minggu (20/8/2023). Tradisi Ngerebong digelar setiap enam bulan sekali, tepatnya setiap Redite Pon Wuku Medangsia menurut perhitungan kalender Bali.

"Itu kalau dihitung-hitung dengan rata-rata satu banjar ada 500 orang, dikali 32 banjar di Kesiman," kata Ketua Yayasan Bhuana Kosala Kesiman Ida Bagus Ketut Sukanegara, Minggu (20/8/2023).

Menurutnya, antusias pemedek mengikuti prosesi Ngerebong selalu tinggi. Adapun, tradisi tersebut telah dilakukan sejak 1937 dan terus dilaksanakan hingga kini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat tradisi itu digelar, sejumlah sesuhunan berupa rangda hingga barong akan berkumpul dan mengelilingi wantilan pura. Salah satu yang kerap menarik perhatian adalah ketika beberapa pemedek menari-nari kesurupan atau kerauhan, lalu menghunjamkan keris tajam ke tubuhnya (ngurek).

Menurut Sukanegara, berkumpulnya sesuhunan itu ibarat sebuah pesta. "Semua sesuhunan berkumpul di wantilan Pura Pengerebongan," jelasnya.

ADVERTISEMENT
Prosesi Ngerebong di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, pada Minggu (20/8/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)Prosesi Ngerebong di Pura Agung Petilan, Desa Adat Kesiman, Denpasar, Bali, pada Minggu (20/8/2023). (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)

Hal menarik lainnya dari prosesi Ngerebong adalah berdirinya sejumlah penjor di depan area Pura Agung Petilan. Kali ini, sebanyak 32 penjor berukuran jumbo berdiri di depan pura tersebut. Puluhan penjor itu dibuat oleh perwakilan dari 32 banjar adat di Kesiman.

Ketua Yowana Desa Adat Kesiman I Wayan Dendi Sandinata menuturkan seluruh penjor tersebut juga dilombakan. Menurutnya, penjor-penjor itu rata-rata memiliki tinggi 12 meter. Adapun beberapa kriteria yang dinilai, antara lain visual dan kreativitas masing-masing penjor.

"Tapi, tidak menghilangkan pakem-pakem yang ada dan tidak menghilangkan esensi dari makna penjor tersebut. Umumnya makna penjor adalah simbol dari kemakmuran," kata Sandinata.

Sebelumnya, sebanyak 65 pecalang Desa Adat Kesiman turut dikerahkan selama prosesi Ngerebong di Pura Agung Petila. Arus lalu lintas (lalin) di kawasan tersebut dialihkan selama pelaksanaan tradisi Ngerebong.

Beberapa ruas jalan ditutup. Antara lain, Jalan Noja dan Jalan WR Supratman, Denpasar. Penasihat Pecalang Desa Adat Kesiman Wayan Sudana menjelaskan pengalihan lalin dan penutupan jalan telah dilakukan sejak Sabtu (19/8/2023) pukul 16.00 Wita sampai 23.00 Wita. Sebab, di wilayah Pengerebongan ada proses pemasangan penjor.




(iws/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads