Bupati Tabanan I Komang Gede menegaskan pihaknya akan melakukan atensi penuh terhadap kaus stunting dan gizi buruk di Kabupaten Tabanan. Ia pun mengajak seluruh OPD terkait di lingkungan Pemkab Tabanan bergotong royong dan berkolaborasi menangani kasus stunting dan gizi buruk, seperti yang dialami oleh balita bernama Kadek Dwi Edi Pramana (9).
Balita asal Banjar Panti Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan ini merupakan putra kedua dari pasangan suami istri I Putu Suartawan dan Ni Komang Rinayanti yang masuk kategori keluarga kurang mampu. I Komang Gede mengungkapkan pihaknya telah memberikan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) serta penanganan kesehatan gratis untuk keluarga tersebut.
"Dalam menangani kasus seperti ini diperlukan kolaborasi dari seluruh pihak terkait. Selain bantuan sosial penderita gizi buruk juga harus mendapatkan pengobatan yang intensif. Saya minta seluruh jajaran terkait agar cepat dan tanggap," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (6/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
I Komang Gede menambahkan komitmen menanganani stunting dan gizi buruk ini akan dilakukan secara maksimal di Kabupaten Tababan dalam rangka menyukseskan Program Presiden RI Menuju Indonesia Emas 2045.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tabanan Nyoman Gunawan mengungkapkan keluarga I Putu Suartawan telah menerima bantuan sosial PKH dari tahun 2020 sebesar Rp 1.125.000 per tahapnya. Adapun pada tahun 2023 ini, keluarga tersebut telah mendapatkan 2 kali tahap bantuan.
"Untuk di tahun 2023, keluarga Putu Suartawan telah menerima dua kali tahapan, di mana tahap 3 dan 4 karena komponen berubah, kemungkinan besaran bantuan akan berubah juga," ujarnya.
Dinas Sosial Kabupaten Tabanan juga melakukan pendampingan PKH yang dilaksanakan sejak tahun 2020. Ia mengatakan Kadek Dwi telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan bantuan pengobatan, serta bantuan sembako yang bekerja sama dengan yayasan terkait.
"Selain bantuan sosial PKH kami bekerja sama dengan yayasan terkait juga memberikan bantuan sembako kepada keluarga ini. Kami berharap bantuan ini bisa meringankan beban keluarga dan ke depan akan tetap mendapatkan bantuan sosial yang seharusnya memang mereka dapatkan," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan dr. Ida Bagus Surya Wira Andi menjelaskan balita bernama Kadek Dwi Edi Pramana menderita penyakit mikrosefali (perkembangan otak tidak normal).
Menurutnya, Kadek Dwi lahir dengan berat badan yang kurang dan di umur 1 bulan mengeluh sesak napas. Ia mengungkapkan pemerintah telah melakukan beberapa penanganan, seperti kunjungan dari Puskesmas Kediri III melalui Bidan Desa Pandak Gede ke rumah Kadek untuk memantau perkembangan pasien.
Selain itu, puskesmas juga memfasilitasi rujukan ke rumah sakit agar sang balita rutin mendapat pengobatan untuk mengendalikan gejala kejang dan hiperaktif. Serta memberi edukasi dan konseling kepada orang tua.
"Kondisi balita ini telah bermasalah dari dalam kandungan, karena keadaan ibu yang kurang baik saat mengandung sehingga Kadek Dwi lahir dalam kondisi kelainan pada otak," tutur dr Ida.
"Kami akan tetap berupaya meringankan beban keluarga dengan mengalihkan pengobatan ke Rumah Sakit Umum Tabanan mengingat jarak ke RS Sanglah yang lumayan jauh, sehingga kami bisa memantau nutrisi makanan yang dikonsumsi," tambahnya.
Pihaknya menambahkan mikrosefali adalah kelainan yang dipengaruhi oleh faktor genetik, sehingga tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, konseling genetik tetap bisa dilakukan. Terlebih bagi pasangan yang sedang merencanakan program kehamilan agar mengurangi risiko terjadinya mikrosefali pada keturunan.
"Kami berharap kasus mikrosefali bisa diminimalisasi, caranya dengan mengkonsumsi makanan sehat bergizi lengkap dan seimbang saat kehamilan. Dan yang terpenting hindari paparan asap rokok saat hamil," tandasnya.
(akn/ega)