Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada mengakui jika produksi bawang putih asli Bali saat ini mengalami defisit. Ia menyebut saat ini Pemerintah Provinsi Bali masih mendatangkan bawang putih impor dari China.
"Iya memang betul (bawang putih) defisit. Untuk asli bawang putih kita memang defisit, tetapi ketersediaan bawang cukup karena kita juga mendatangkan bawang putih dari luar untuk sementara ini," kata Sunada kepada detikBali, Jumat (21/7/2023).
Sunada menjelaskan pertemuannya bersama Gubernur Bali Wayan Koster untuk membahas pengembangan bawang putih ke depannya tidak akan mengalami defisit lagi. "Kami sudah upayakan agar bawang putih tidak defisit, hanya bawang putih saja ya. Yang lainnya tidak," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, ia juga memastikan jika ke depannya sudah tidak akan mendatangkan bawang putih impor lagi. Sebab, saat ini penanaman 1.000 hektare bawang putih telah mulai ditanam.
"Makanya kami sudah kembangkan mulai sekarang, agar tahun-tahun berikutnya tidak defisit," ungkap Sunada.
Sunada mengaku jika defisit terjadi karena harga bawang putih asli Bali jauh lebih mahal dari pada bawang putih impor.
Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali berjanji bakal serius untuk tidak membeli bawang putih dari luar Bali. Hal itu menyusul keinginan Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak impor bawang putih.
Sunada mengungkapkan Distan Bali sudah mulai menanam bawang putih di daerah Songan, Bangli. Ia menargetkan bisa menanam 1.000 hektare bawang putih untuk memenuhi kebutuhan Bali. Adapun, bibit bawang putih yang ditanam juga diproduksi sendiri oleh petani lokal.
"Makanya kami akan lakukan itu sesuai arahan Pak Gubernur. Khususnya bawang putih saja, kalau bawang merah kami sudah banyak," jelas Sunada.
(nor/iws)