.webp)
Dua sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Jembrana, Bali, tidak menerima siswa baru lantaran tidak mendapat pendaftar pada tahun ajaran 2023/2024. Faktor lainnya adalah karena perpindahan penduduk. Kedua sekolah tersebut, yaitu SDN Blimbingsari di Kecamatan Melaya dan SDN 3 Pekutatan di Kecamatan Pekutatan.
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Jembrana kini sedang mengkaji agar sekolah tersebut digabung atau regrouping. Khusus SDN 3 Pekutatan, mayoritas siswanya adalah warga yang tinggal di lahan perkebunan Perusda Pemprov Bali yang tergusur akibat pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi.
"Untuk SDN Blimbingsari memang masyarakatnya banyak berada di luar kota, serta memang memilih sekolah swasta," ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra saat dikonfirmasi detikBali, Minggu (9/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Anom, regrouping terhadap kedua sekolah itu hanya dapat dilakukan jika memenuhi beberapa persyaratan. Salah satunya, tidak menerima siswa baru selama tiga tahun berturut-turut. "Kami masih mempelajari rencana regrouping ini," ujarnya.
Di sisi lain, ada tenaga guru dari kedua sekolah tersebut yang telah lulus seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Bahkan, mereka sudah menerima Surat Keputusan (SK) untuk ditempatkan pada sekolah yang tak menerima siswa baru tersebut.
Menanggapi itu, Anom mengaku masih berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jembrana mengenai status guru tersebut jika regrouping dilakukan. "Kami akan menunggu hasilnya apakah mereka dapat pindah ke sekolah yang menjadi sekolah induk atau tidak," tandas Anom.
(iws/iws)
