Ketua Sopir Mobil Pangkalan Canggu Tak Tahu Anggotanya Peras Turis Singapura

Badung

Ketua Sopir Mobil Pangkalan Canggu Tak Tahu Anggotanya Peras Turis Singapura

Agus Eka - detikBali
Jumat, 23 Jun 2023 19:50 WIB
Lokasi pangkalan Padang Linjong Transport (PLT) di Canggu, tempat ngumpul oknum sopir pemeras turis Singapura yang viral beberapa waktu lalu. (Agus Eka/detikBali)
Foto: Lokasi pangkalan Padang Linjong Transport (PLT) di Canggu, tempat ngumpul oknum sopir pemeras turis Singapura yang viral beberapa waktu lalu. (Agus Eka/detikBali)
Badung -

Ketua Padang Linjong Transport (PLT) Wayan Sandi mengatakan pemerasan yang dilakukan salah satu anggotanya, Kadek Eka P, terhadap turis asal Singapura di Padang Linjong Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, di luar pengawasannya. Sandi tidak tahu Kadek Eka datang sendiri ke vila turis itu menginap.

"Saya kurang tahu niat awalnya karena apa. Dia (Eka) sendiri cari turis itu. Biasanya sesuai aturan kami, kalau ada orderan dan kami kumpul, biasanya bagi-bagi tugas, 'Oh ini ada orderan' biasanya begitu," tutur Sandi di pangkalannya di Canggu, Jumat (23/6/2023) sore.

Sandi mengungkap komunitas Padang Linjong Transport atau PLT sudah terbentuk sejak 2017, berawal dari pesatnya perkembangan Canggu jadi kawasan wisata. Saat itu anggotanya mencapai 80 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria asli Canggu ini mengakui, Eka baru bergabung ke komunitas berkat salah satu pemilik mobil di lingkungan setempat yang perlu sopir. "Jadi dia kerja biasa sama kami-kami ini," jawabnya.

Terkait kerja sama, PLT Canggu memang sempat komunikasi dengan investor/pemilik vila maupun guest house yang sebagian besar juga milik warga lokal. Para sopir meminta para pengusaha ini mendukung keberadaan angkutan lokal.

ADVERTISEMENT

"Jadi tidak ada kerja sama tertulis. Hanya solidaritas. Ibaratnya kami minta dukungan, sama-sama mendukung di Canggu ini. Apalagi driver kebanyakan warga asli Canggu," tegas pria bertubuh agak gempal ini.

Sandi pun menyesalkan Eka menyeret nama Desa Canggu untuk mengancam korbannya. Padahal, komunitas sudah punya aturan untuk tidak berbuat anarkistis, mengancam, sampai merebut pelanggan angkutan lain.

"Itu cuma kedok supaya turis percaya," ketus Sandi.

Termasuk dengan para pengemudi ojek online (ojol), lanjut Sandi, sudah ada kesepakatan dan selama ini berjalan baik. Komunitas Padang Linjong menerapkan radius satu kilometer dari pangkalan sebagai 'zona merah' bagi sopir atau pengemudi ojol.

"Saya pesan kan, sudah dari dulu sering malahan, kalau ada turis harus sopan. Kalau tidak mau jangan dipaksa, kalau ketemu ojol, kasih tahu baik-baik, sopan, jangan marah apalagi sampai pukul kendaraan. Saya jujur saja," ucap Sandi.

"Apalagi beberapa hari ini Polsek Kuta Utara terus memanggil kami. Berikan pengarahan, bimbingan supaya tidak kasar sama tamu. Itu sudah kami lakukan dan desa juga sempat mengarahkan kami begitu," sambungnya.




(nor/gsp)

Hide Ads