Meningitis Merebak di Klungkung, 7 Orang Dirawat Intensif

Meningitis Merebak di Klungkung, 7 Orang Dirawat Intensif

Putu Krista - detikBali
Rabu, 21 Jun 2023 14:17 WIB
Pasein meningitis dengan kondisi kritis menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Klungkung, Rabu (21/6/2023). (Putu Krista/detikBali)
Foto: Pasein meningitis dengan kondisi kritis menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Klungkung, Rabu (21/6/2023). (Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Kasus meningitis atau radang selaput otak mencuat di Kabupaten Klungkung, Bali. Hingga Rabu siang (21/6/2023), tercatat ada tujuh pasien dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung.

Tujuh pasien tersebut antara lain lima orang dari Pulau Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida; satu orang dari Tusan, Kecamatan Banjarangkan; dan satu orang Kusamba, Kecamatan Dawan.

"Saat ini sedang menjalani perawatan intensif pasien-pasien tersebut, masuk beruntun ada dari 15 Juni, 16, 17, 19 dan kemarin ada masuk satu orang lagi," terang Petugas Bidang Pelayanan Medis RSUD Klungkung Komang Agus Dwijananta, Rabu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasien dari Lembongan ini tidak berasal dari satu keluarga. Berdasarkan penelusuran tim kesehatan, lima pasien tersebut sempat konsumsi daging babi yang kemungkinan masih mentah.

"Kami kontak dinas kesehatan, apakah ini berhubungan dengan makanan yang dimakan atau lingkungannya, akan tetapi arahnya memang meningitis," sebutnya.

ADVERTISEMENT

Dua pasien masih dirawat di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Klungkung. Sisanya, dirawat di ruang biasa karena kondisi sudah mulai membaik.

Terkait isu adanya satu orang meninggal gegara meningitis, RSUD Klungkung membantah hal tersebut. "Awalnya memang gejalanya meningitis, tapi setelah keluar diagnosis resmi itu meninggal akibat demam berdarah," jelas Agus Dwijananta.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida mengatakan sudah memerintahkan dokter hewan mengecek di lapangan untuk memastikan makanan yang dikonsumsi pasien tersebut. "Tim kami turunkan, karena kasus cukup banyak, dan riwayatnya makan daging babi," tukasnya.




(nor/gsp)

Hide Ads