Calon presiden (capres) PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menginginkan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya harus mempunyai jiwa yang muda. Alasannya agar bisa menerjemahkan dalam menentukan keputusan dari sudut pandang anak muda.
"Tidak selalu (usia muda). Banyak anak muda yang pikirannya tua, tapi banyak juga orang tua pikirannya muda. Yang penting jiwanya, kalau jiwanya muda banyak tokoh-tokoh sudah senior tapi jiwanya muda dan dia paham," kata Ganjar saat jumpa pers Konsolidasi PDI Perjuangan Bali di Sanur, Denpasar, Sabtu (17/6/2023).
Menurut Ganjar, cawapresnya harus bisa memahami persoalan holistik dan bisa menerjemahkan ke dalam keputusan yang spesifik. "Lalu, bersinggungan langsung dengan kelompok-kelompok itu," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Ganjar memfokuskan safari politiknya mengarah ke kaum milenial. Menurutnya, suara milenial itu harus didengar. Apalagi, ia mengungkapkan jika di Bali potensi suara generasi milenial cukup tinggi, mencapai 45 persen.
"Jadi artinya kalau kami bisa komunikasi dengan mereka dan mendekatkan apa ada di dalam pikiran mereka. Saya pikir ini adalah suara yang cukup menarik," terang Ganjar.
Ia menjelaskan jika pemilih milenial harus dipahamkan dahulu dalam perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia. Sehingga, Ganjar akan tahu bagaimana pemilih milenial bisa menentukan pilihannya.
"Betul-betul merasa yakin bahwa mereka adalah kontributor dari sebuah keputusan yang besar di dalam perhelatan tahun politik," jelas Ganjar.
Saat ditanya terkait peta pemenangan di Bali untuk pemilih nonmilenial, Ganjar menjelaskan jika saat ini Bali yang dikomandoi oleh Wayan Koster sudah memperlihatkan peta-peta kemenangan yang jelas untuk pemilih nonmilenial.
"Dari DPD Pak Koster ini sudah punya detail banget (peta suara). Jadi yang saya sentuh yang ini (milenial). Karena yang muda inedible (tidak termakan suaranya), mereka butuh treatment (perlakuan) khusus dan jumlahnya cukup banyak," ucapnya.
(nor/bir)