Golongan darah rhesus negatif sulit didapatkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali. Psikiater sekaligus Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sosial PMI Bali, Sri Wahyuni menjelaskan selama ini permintaan untuk golongan darah rhesus negatif sendiri terbilang sedikit.
"Biasanya kalau ada pendonor rhesus negatif biasanya (stok darah) kami simpan. Lalu kapan ada yang memerlukan kami akan telpon (pendonor rhesus negatif) mereka untuk mendonorkan darahnya," kata Sri, Minggu (11/6/2023).
Ia menerangkan, selama ini stok darah yang paling banyak ada, yakni golongan darah O. Berdasarkan data PMI Bali, saat ini stok golongan darah O yang tersedia untuk komponen PRC ada 28, TC 24, FFP 44, dan AHF 22.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara stok golongan darah A untuk komponen PRC 45, TC 1, FFP 36, dan AHF 13. Kemudian, untuk stok golongan darah B komponen PRC 6, TC 7, FFP 15, dan AHF 30.
Lalu, untuk stok golongan darah AB komponen PRC 42, TC 1, FFP 19, dan AHF 9. "Stok ini untuk Provinsi Bali saja karena di Kabupaten dan UGD Kabupaten stoknya aman," ungkapnya.
Menurutnya, stok darah pun rata-rata disimpan antara 2 minggu hingga 1 bulan. "Kalau tidak terpakai darah harus dimusnahkan, bukan dibuang di got karena ada teknik untuk memusnahkan," paparnya.
Sementara itu, Sri menerangkan minat masyarakat dalam mendonorkan darahnya terbilang tinggi terlebih dengan hadirnya perhimpunan donor darah Indonesia di lingkungan masyarakat. Serta peran serta instansi pemerintah hingga swasta dalam memfasilitasi masyarakat untuk berdonor.
"Bahkan kami menunda keinginan mereka untuk donor agar tidak ada stok darah berlebih karena darah itu ada umurnya untuk disimpan. Sehingga agar tidak terbuang," imbuh psikiater yang bertugas di RSUP Prof Ngoerah ini.
(nor/nor)