Sederet Perkelahian Bule Vs Warlok di Bali, Ada yang Tewas

Sederet Perkelahian Bule Vs Warlok di Bali, Ada yang Tewas

Ni Luh Made Yari Purwani Sasih - detikBali
Rabu, 26 Apr 2023 15:36 WIB
Seorang WNA terlibat duel dengan pria berpakaian adat Bali di tengah kemacetan Jalan Raya Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. (Tangkapan layar Instagram @liliadarling)
Seorang WNA terlibat perkelahian dengan pria berpakaian adat Bali di tengah kemacetan Jalan Raya Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. (Tangkapan layar Instagram @liliadarling)
Denpasar - Kelakuan sejumlah warga negara asing (WNA) di Bali kerap menjadi sorotan. Ulah para turis asing itu bahkan sering viral dan menuai pergunjingan dari warganet. Mereka yang berulah itu umumnya bule.

Tak hanya melanggar aturan, beberapa dari mereka juga ada yang bersinggungan langsung dengan warga lokal (warlok). Perselisihan antara bule dan warlok itu bahkan diwarnai dengan kontak fisik hingga satu di antaranya tewas.

Setidaknya ada tiga kasus perkelahian bule dengan warga lokal di Bali dalam tiga bulan terakhir. Berikut ulasannya.

1. Bule Rusia Duel dengan Jero Mangku di Ubud

Viral dua orang pria terlibat perkelahian di tengah kemacetan Jalan Raya Ubud, Gianyar, Bali, pada Minggu (23/4/2023). Perkelahian tersebut melibatkan seorang WNA dan warga lokal yang mengenakan pakaian adat Bali serta diketahui adalah seorang pemangku.

Perkelahian dipicu karena bule tersebut mengendarai mobil ugal-ugalan, sehingga terjadi tabrakan di tengah kemacetan. Jero Mangku Budhi Utama (51), pria berpakaian adat Bali tersebut pun sempat menegurnya.

Namun, bule Rusia yang mengendarai mobil Expander putih berpelat F itu konon sempat berkata 'shit you'. Jero Mangku pun naik pitam mendengar ucapan sang bule. Jero Mangku turun kemudian turun dari mobilnya dan menghampiri bule tersebut.

"Setelah nika tiang melihat gestur bule itu mengepalkan tangan. Nah, setelah itu dia bicara Rusia. Tiang ampura dumun (permisi, mohon maaf) nggak ngerti bahasa Rusia. Nah, saat itulah dia mendorong tiang," tutur Mangku Budhi menceritakan kisahnya, Selasa (25/4/2023)

Setelah didorong, Jero Mangku pun melepaskan udeng blangkon serta kacamata dan beradu jotos dengan bule tersebut. Akibat perkelahian tersebut, Jero Mangku terkena pukulan sebanyak dua kali yang mengenai rahang dan pelipis kiri.

"Namun, tidak ada luka dan hanya sakit pada pelipis kiri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto, Selasa (25/4/2023).

Menurut Satake Bayu, atas pertimbangan dari keluarga dan kerabat, Mangku Budhi tidak melaporkan insiden tersebut ke polisi. Sementara itu, polisi masih mengejar bule Rusia tersebut.

"Unit Intelkam masih melaksanakan penyelidikan terkait dengan kasus ini untuk mengetahui identitas dari warga negara asing yang dimaksud," tegas Satake Bayu.

2. Bule Tantang Duel Pecalang

Tangkapan layar bule yang mengamuk diamankan pecalang di Pecatu, Badung, Minggu (19/3/2023).Tangkapan layar bule yang mengamuk diamankan pecalang di Pecatu, Badung, Minggu (19/3/2023). Foto: Tangkapan layar bule yang mengamuk diamankan pecalang di Pecatu, Badung, Minggu (19/3/2023). (Istimewa)

Persinggungan bule dengan warlok berikutnya terjadi saat prosesi Melasti di Jalan Labuan Sait, Pecatu, Kuta Selatan, Badung, pada Minggu 19 Maret 2023. Bahkan, bule tersebut sempat menantang berkelahi pecalang yang sedang berjaga. Aksi bule menantang duel pecalang ini juga sempat viral di media sosial.

Dalam rekaman video yang beredar, tampak bule pria berdebat dengan pecalang dan melontarkan kata-kata dengan nada tinggi dari atas motornya. Sedangkan, pacar sang sudah turun dari boncengan.

"Pas kami habis prosesi dan mau balik ada kejadian misskomunikasi, disetop akhirnya itu terjadi dan sudah selesai tidak ada persoalan yang serius," tutur Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta, Senin (20/3/2023).

Sumerta menjelaskan pasangan tersebut bukannya tidak diberi akses jalan, melainkan diberi aba-aba untuk melambatkan laju kendaraan. Sebab, ketika itu warga sedang melaksanakan Melasti yang merupakan salah satu rangkaian Nyepi.

"Pecalang ada kewajiban, setiap orang tidak hanya bule saja siapa saja dikasih aba-aba untuk pelan-pelan," terangnya.

Di sisi lain, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Bali Anggiat Napitupulu menilai bule tersebut marah bukan karena disetop, melainkan karena salah satu pecalang menyentuh pacarnya.

"Dia marah-marah bukan karena disetop (iringan melasti), (tapi) marah-marah karena dipegang pacarnya. 'Don't touch my girlfriend'," jelas Anggiat.

3. Bule Australia Tewas Dihajar Pemilik Kafe di Ungasan

Pemilik Uncle Benz Cafe I Gede Wijaya digiring polisi saat konferensi pers terkait kasus tewasnya bule Australia bernama Johnston Mccallum Scott di Mapolsek Kuta Selatan, Jumat (24/2/2023). (Triwidyanti/detikBali)Pemilik Uncle Benz Cafe I Gede Wijaya digiring polisi saat konferensi pers terkait kasus tewasnya bule Australia bernama Johnston Mccallum Scott di Mapolsek Kuta Selatan, Jumat (24/2/2023). (Triwidyanti/detikBali)

Seorang WNA asal Australia, Johnston Mccallum Scott (39) tewas di Uncle Benz Cafe, Jalan Pantai Balangan, Desa Ungasan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Bule Australia tersebut diduga tewas setelah berkelahi dan dihajar oleh pemilik kafe, I Gede Wijaya.

Peristiwa tersebut terjadi pada pada Kamis (23/2/2023) sekitar pukul 14.00 Wita. Scott yang diduga dalam pengaruh minuman keras dinilai bertindak di luar kendali dan meracau di kafe milik Wijaya.

"Kaki kiri saya dikencingi. Mabuklah, lost control. Saya coba kasih tahu janganlah seperti itu. Tapi dia malah masuk ke warung dan melempar gelas," kata Wijaya saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolsek Kuta Selatan, Jumat (24/2/2023).

Menurut Wijaya, Scott-lah yang terlebih dulu hendak melempar dirinya dengan kursi. Wijaya menyebut dirinya refleks merebut kursi kayu itu lalu memukulnya ke kepala Scott.

Di sisi lain, Kapolresta Denpasar Kombes Pol Bambang Yugo Pamungkas menjelaskan Wijaya dan Scott memang sudah saling mengenal sejak dua hari sebelum kejadian. Kebetulan, Scott menginap di sebuah vila yang dekat dengan kafe tersebut.

"Motifnya pelaku emosi sesaat. Karena pada saat yang bersangkutan minum bersama, pelaku dikencingi dan (korban) berbuat onar di warung pelaku," tutur Bambang.

Awalnya, Wijaya tidak mengakui perbuatannya. Polisi kemudian memeriksa beberapa saksi yang berada di lokasi, hingga akhirnya Wijaya mengakui perbuatannya. Kini, Wijaya dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Artikel ini ditulis oleh Ni Luh Made Yari Purwani Sasih, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(iws/gsp)

Hide Ads