Asia Panas Membara, Terjawab Penyebabnya

Asia Panas Membara, Terjawab Penyebabnya

Tim detikInet - detikBali
Selasa, 25 Apr 2023 11:10 WIB
People hold an umbrella while crossing the street as temperatures hit a record 45.4 degrees Celsius (113.7 Fahrenheit) in Bangkok, Thailand, April 22, 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa     TPX IMAGES OF THE DAY
Potret Thailand Dilanda Panas Ekstrem, Suhu Bisa Capai 45Β°C. Foto: REUTERS/CHALINEE THIRASUPA
Denpasar -

Tak hanya India, tinggi suhu udara yang mencapai kategori ekstrem juga melanda sejumlah negara di benua Asia seperti Pakistan, Tiongkok, hingga ke wilayah Asia Tenggara. Penyebabnya, mulai dari perubahan iklim hasil hingga tingginya tekanan udara di laut.

Pemanasan global selalu menjadi biang keladi tingginya suhu udara di suatu wilayah. Kini, pemanasan tersebut memicu gelombang panas menjadi lebih sering dan lebih parah di Asia.

Ada juga faktor lain yang memperparah keadaan. Banyaknya penggunaan bahan bakar fosil oleh manusia juga menyumbang peningkatan suhu udara global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pakar Meteorologi Accu Weather Jason Nicholls mengatakan faktor penyebab panas ekstrem di Asia adalah tingginya tekanan udara di wilayah perairan. Tekanan udara tinggi mulai di Teluk Benggala hingga ke laut Filipina.

"Panas itu disebabkan oleh sebuah 'bangunan' besar tekanan tinggi dari Teluk Benggala hingga Laut Filipina," kata Nicholls seperti dilansir dari detikInet, Selasa (25/4/2023).

ADVERTISEMENT

Skala gelombang panas ini juga punya ciri khas terkait perubahan iklim, karena pemanasan yang disebabkan manusia membuat gelombang panas di wilayah tersebut bertahan lebih lama dan intensitas lebih tinggi. Itu diperkuat dalam kesimpulan sebuah studi tahun 2021 di Journal Science China.

Contohnya pada musim semi 2022, sebagian besar Pakistan dan India terpanggang gelombang panas ekstrem dengan suhu sempat mencapai 50 derajat celcius di India. Ilmuwan menyatakan gelombang panas menjadi 30 kali lebih mungkin oleh perubahan iklim.

Kabar baiknya, suhu panas Asia diperkirakan akan berkurang dalam minggu ini. "China tenggara dan Lembah Yangtze akan tetap panas hingga Kamis, sementara China utara akan mulai dingin. Cuaca yang lebih dingin kemudian akan menyebar ke seluruh negara dan bagian lain Asia Tenggara pada hari Jumat hingga akhir pekan," kata Jason.




(Aryo Mahendro/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads