Tradisi mekila yang vakum selama puluhan tahun di Kampung Kajanan, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali kini hidup lagi. Tradisi tersebut kembali diadakan oleh takmir (pengurus) Masjid Kuno Keramat Singaraja, Kampung Kajanan.
Tradisi mekila merupakan silaturahmi dengan beberapa ritual tertentu. Tradisi ini dulunya digelar oleh warga se-Kelurahan Kampung Kajanan. Namun karena lama vakum, tradisi ini dibangkitkan lagi mulai dari tingkat pengurus masjid.
Pantauan detikBali, Senin (24/4/2023) para pengurus awalnya berkumpul di masjid. Mereka lalu berjalan menuju rumah masing-masing pengurus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di rumah salah satu pengurus, dilanjutkan dengan membacakan syair Alhamduliman, lalu mereka berdoa bersama.
Seusai berdoa, pemilik rumah akan menyajikan hidangan di depan para tamu. Hidangan yang disajikan bisa berupa makanan berat atau ringan.
Mereka kemudian makan bersama. Rampung di satu rumah, mereka melanjutkan silahturahmi ke rumah pengurus lainnya. Total ada 27 pengurus yang rumahnya disinggahi.
![]() |
Tokoh masyarakat sesepuh Masjid Kuno Keramat Singaraja Ustad Abdurahman Alawi (78) mengatakan tradisi mekila sebenarnya sudah ada sejak lama. Tradisi ini merupakan warisan leluhur warga Kampung Kajanan. Namun, sempat tidak terlaksana selama puluhan tahun.
Tradisi ini pun kembali diaktifkan oleh para pengurus Masjid Kuno Keramat Singaraja, untuk menghidupkan kembali kenangan masa lalu.
"Ini tradisi tempo dulu yang sudah sekian puluh tahun tidak pernah diaktifkan. Baru beberapa tahun belakangan ini yang muda-muda ini rupanya kangen dengan tradisi ini," kata sesepuh Masjis Kuno Keramat Singaraja Ustad Abdurrahman Alawi ditemui detikBali, Senin (24/4/2023).
Menurutnya, dulu tradisi mekila diadakan secara meriah. Sebab langsung dikoordinatori oleh perbekel setempat. Sehingga seluruh warga ikut dalam tradisi ini. Dalam pelaksanaannya juga diiringi musik hadrah.
"Dulu sama antar rumah ke rumah. Tapi dulu ada pengiring hadrah," Alawi.
Ia pun mengaku punya pengalaman unik dan mengesankan saat mengikuti tradisi mekile. "Lucunya dulu, kantong sampai penuh, karena banyak rumah yang didatangi, belum sempat makan sudah pindah ke rumah lain," kenang Alawi.
Sementara itu, Sekretaris Masjid Kuno Keramat Singaraja Muhamad Mujib mengatakan tradisi ini baru dilaksanakan kembali sejak 2020. Namun, saat itu masih dalam suasana pandemi. Tahun ini tradisi berlangsung lebih meriah karena sudah tidak ada pembatasan selepas pandemi.
Tradisi mekila kali ini dilaksanakan selama dua hari yakni pada Senin (24/4/2023) dan Selasa (25/4/2023).
"Sebagai generasi muda Masjid Keramat akan meneruskan tradisi tua-tua sebelumnya. Ini merupakan salah satu program kami laksanakan dua hari setelah Idul Fitri. Saat ini hanya internal pengurus masjid. Dua tahun yang lalu dimulainya," kata Mujib.
(hsa/efr)