Sisi Lain Mudik: Anak Logam Banjir Cuan-Naik Motor 3 Hari demi Keluarga

Round Up

Sisi Lain Mudik: Anak Logam Banjir Cuan-Naik Motor 3 Hari demi Keluarga

tim detikBali - detikBali
Rabu, 19 Apr 2023 08:27 WIB
Aksi anak logam melompat dari atas kapal di Pelabuhan Gilimanuk saat arus mudik Lebaran tahun 2023, Selasa (18/4/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Aksi anak logam melompat dari atas kapal di Pelabuhan Gilimanuk saat arus mudik Lebaran 2023, Selasa (18/4/2023). Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali
Bali -

Selalu ada cerita dari setiap momen mudik Lebaran. Momen yang ditunggu-tunggu umat muslim untuk merayakan hari raya di kampung halaman itu membawa berkah tersendiri untuk anak logam di Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali. Belum lagi, cerita-cerita seru perjalanan mudik dari sebagian orang.

Musim mudik Lebaran 2023 membuat anak logam yang sebagian besar dari Kelurahan Gilimanuk itu panen besar. Bagaimana tidak, dalam sehari mereka bisa mengantongi uang mencapai Rp 250 ribu hingga 500 ribu dari pemudik yang menumpang kapal Gilimanuk-Ketapang.

Sejumlah anak logam yang melompat dari atas kapal untuk mendapat koin memadati dermaga di Pelabuhan Gilimanuk. Mereka mengais rezeki di sekitar pelabuhan sebelum kapal yang ditumpangi pemudik berlayar di Selat Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu anak logam Adit (21) mengaku bersyukur dapat menghasilkan uang untuk membantu keluarga. Pemuda yang sudah sejak SD menjadi anak logam itu tak menampik bahwa pekerjaannya berbahaya dan menantang maut.

"Selama arus mudik Lebaran 2023, penghasilan meningkat drastis. Biasanya, saya hanya bisa mengumpulkan Rp 80 ribu per hari. Namun, saat mudik saya bisa menghasilkan rata-rata Rp 500 ribu per hari," ungkap Adit, Selasa (18/4/2023).

ADVERTISEMENT

Senada, Denis (13) juga mengatakan arus mudik Lebaran tahun ini jauh lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya. Dalam sehari dia bisa mendapatkan uang Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu.

Ia menyebut uang hasil menjadi anak logam digunakan untuk bekal dan membeli baju Lebaran. "Biasanya untuk beli baju Lebaran, tapi beli makan juga di sekitar pelabuhan. Namun, kalau dapat lebih saya mau beli handphone baru," ujar Denis.

Denis mengatakan di musim mudik ini, ia berangkat lebih awal dan pulang pukul 18.00 Wita. Ia dan teman-temannya hanya berani ngelogam di dermaga MB II lantaran lokasinya jauh dari pantauan petugas pelabuhan. "Kalau dilihat petugas biasanya dikejar, namun kalau ramai saat mudik seperti ini biasanya aman-aman saja," tandas Denis.

Dari kisah anak logam, beralih ke cerita pemudik yang menempuh perjalanan darat berhari-hari untuk sampai di kampung halaman. Ialah Ardianto yang mudik menggunakan sepeda motor dari Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Banyuwangi, Jawa Timur.

Ia mengaku senang bisa mudik menggunakan sepeda motor demi menemui anak dan istrinya di Jawa. Ardi sapaannya, tampak semringah saat menunggu keberangkatan kapal di Pelabuhan Lembar.

Ia sesekali menyapa pemudik lain saat antre naik kapal menuju Pelabuhan Padangbai. "Saya sudah dua hari di perjalanan dan hari ini baru tiba di Lembar. Sekarang sudah beli tiket tinggal menuju Padangbai, Bali," kata Ardi, Selasa (18/4/2023).

Ardi mengaku setiap tahun selalu pulang kampung saat Lebaran. Ia rela menempuh perjalanan tiga hari dua malam untuk menemui keluarganya. Ia pun sudah menyiapkan perlengkapan masak hingga bekal selama di dalam perjalanan.

"Ya ada peralatan dapur. Kalau lapar masak di jalan. Peralatan motor juga ada. Kalau macet di jalan saya perbaiki sendiri," jelasnya. Ia mengaku sudah tak sabar tiba di kampungnya di Banyuwangi.

Dari Sumba Timur, ia sudah menghabiskan sekitar 12 liter bensin hingga sampai Pelabuhan Lembar. Ia akan kembali mengisi bensin di Denpasar."Dari Sumba sampai Lombok baru tiga tangki bensin. Paling habis lima tangki sampai rumah. Sekitar Rp 200 ribu bensin doang," sebutnya.

Menurut Ardi, mudik menggunakan sepeda motor itu mengasyikkan. Selain murah, ia bisa menikmati perjalanan dan beristirahat kapan pun dan di mana pun ia mau. Ardi pun senang bisa naik kapal sebanyak empat kali sebelum tiba di rumah. Mulai dari NTT ke Sape Bima, Sumbawa ke Kayangan Lombok, Lombok ke Bali, dan Bali menuju Ketapang.

Ardi bekerja sebagai mekanik di salah satu bengkel mobil di Sumba. Ia bahagia bisa pulang setiap Lebaran dengan membawa pundi-pundi rupiah untuk tiga anak dan istrinya. "Ya anak tiga. Alhamdulillah saya setiap tahun bisa pulang. Tahun ini agak ramai," pungkas Ardi.




(irb/bir)

Hide Ads