Dugaan Kampung Rusia Berujung 3 Kali Operasi Imigrasi di Parq Ubud

Dugaan Kampung Rusia Berujung 3 Kali Operasi Imigrasi di Parq Ubud

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 16 Apr 2023 16:26 WIB
Timpora memeriksa paspor atau izin tinggal WNA di Parq, Ubud, Sabtu (15/4/2023).
Timpora memeriksa paspor atau izin tinggal WNA di Parq, Ubud, Sabtu (15/4/2023). Foto: Ronatal Siahaan/detikBali
Gianyar -

Tingkah ngawur sejumlah warga negara asing (WNA) di Bali menjadi perhatian publik sejak beberapa pekan terakhir. Beredar kabar keberadaan kawasan eksklusif yang isinya hanya orang-orang asing. Orang menyebutnya sebagai kampung Rusia lantaran komunitasnya adalah orang-orang Rusia.

Salah satu kawasan yang sempat disebut-sebut sebagai kampung Rusia adalah Parq di Ubud, Gianyar, Bali. Kawasan itu bahkan sudah tiga kali didatangi Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora). Tim terdiri dari 24 personel gabungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Bali dan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini merupakan operasi mandiri yang rutin atau yang lazim kami laksanakan terhadap warga negara asing (WNA) di wilayah kerja Imigrasi Kelas I TPI Denpasar," kata Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar Tedy Riyandi kepada wartawan, Sabtu (15/4/2023) malam.

Dalam operasi tersebut, Timpora memeriksa paspor dan izin tinggal pada WNA di Parq Ubud. Hasilnya, petugas tidak menemukan WNA dengan paspor atau izin tinggal yang melanggar. Ia mengatakan tak seorang pun yang melewati izin tinggal.

"Tim sudah memeriksa bahwa seluruh dokumen yang menginap di sini, baik paspor maupun izin tinggal, semuanya masih valid. Tidak ada yang overstay," ujar Tedy.

Tedy menjelaskan alasan Timpora menyasar Parq Ubud adalah karena berbagai kegiatan WNA berlangsung di tempat itu. Parq merupakan apartemen yang dilengkapi ruang kerja (coworking space), restoran, kafe, dan fasilitas lainnya.

"Menurut kacamata kami, Parq ini merupakan salah satu tempat yang cukup besar di Ubud, di mana terdapat banyak kegiatan warga negara asing. Seperti itu kira-kira," jelas Tedy.

Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Anggiat Napitupulu turut hadir dalam operasi Imigrasi di Parq, Ubud, pada Sabtu malam. Ia mengungkapkan operasi tersebut merupakan wujud konsistensi Imigrasi dalam mengawasi warga asing di Bali.

"Operasi malam ini, kita sama-sama saksikan, kami konsisten awasi kawasan-kawasan yang sempat di-declare sebagai kampung asing atau kampung Rusia," ucapnya.

Anggiat menegaskan tidak ada kampung asing atau kampung Rusia di Ubud. Meski begitu, ia mengakui bahwa Parq adalah kawasan yang didominasi turis asing.

"Seperti saya sebutkan sebelum-sebelumnya, kampung (Rusia) ini tidak ada. Kawasan seperti ini (Parq) yang ada. Kami melihat ke mereka bahwa mereka jangan take it for granted, kami awasi sekali. Kami konsisten seperti ini," imbuhnya.

Di sisi lain, Anggiat menyebut sebanyak 86 WNA dideportasi dari Bali pada periode 2 Januari hingga 15 April 2023. Ia menjelaskan tiga pelanggaran paling banyak yang dilakukan WNA tersebut, yakni overstay, pelanggaran hukum lainnya, dan penyalahgunaan izin tinggal.

Menurut Anggiat, dari 86 WNA yang dideportasi itu, sebanyak 21 orang merupakan bule Rusia. Peringkat kedua dipegang Nigeria dengan sembilan orang dideportasi dari Pulau Dewata.

"Paling banyak warga negara Rusia, lalu WN Nigeria," kata Anggiat.

Parq Bantah Kampung Rusia

Sementara itu, General Manager (GM) Parq I Made Dwi Suryapermadi membantah isu yang menyebut Parq sebagai kampung Rusia. Ia menjelaskan Parq adalah tempat yang terbuka untuk siapa saja, termasuk masyarakat lokal.

"Tipe orang atau tamu yang tinggal di sini (Parq), istilahnya tidak satu atau dua tahun sebagainya. Jadi, kategori yang mengatakan itu (Parq) adalah kampung mungkin belum tepat di sini," kata Dwi kepada wartawan setelah sidak, Sabtu (15/4/2023) malam.

"Kalau hanya datang untuk menggunakan fasilitas, ini terbuka untuk umum. Bahkan orang Indonesia, atau siapapun boleh ke sini," imbuhnya.

Dwi mengakui tamu yang menginap di Parq saat ini kebanyakan merupakan bule Rusia. Ia beralasan bahwa pangsa pasar Parq memang turis Rusia.

"Pangsa pasar saat ini lebih banyak, semua sudah tahu, jadi kebanyakan orang Rusia. Jadi, kami sebagai orang marketing dan manajemen juga membelokkan market ke arah yang berbeda, itu merupakan risiko yang sangat tinggi. Jadi, apapun yang ramai ada di sini (Parq), itu yang kami lakukan," tandasnya.




(iws/hsa)

Hide Ads