Bocah Meninggal karena DB Sempat Disebut Tak Ada Gejala oleh Dokter

Karangasem

Bocah Meninggal karena DB Sempat Disebut Tak Ada Gejala oleh Dokter

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Sabtu, 15 Apr 2023 17:08 WIB
Rumah almarhum UM yang meninggal dunia karena DBD di Lingkungan Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Sabtu (15/4/2023).
Foto: Rumah almarhum UM yang meninggal dunia karena DBD di Lingkungan Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Sabtu (15/4/2023). Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali
Karangasem -

Suasana duka masih menyelimuti keluarga almarhum UM (12) yang di Lingkungan Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan/Kabupaten Karangasem, Sabtu (15/4/2023) sore. Almarhum baru dimakamkan siang harinya.

Saat disambangi ke rumah duka, beberapa kerabat masih berdatangan untuk memberikan semangat kepada orang tua almarhum yang masih sangat syok dengan kepergian anaknya.

Ayah almarhum, Makmun Amar masih berlinang air mata saat berbicara dan menyapa kerabat yang datang. Demikian pula dengan ibu almarhum yang tidak banyak bicara karena tak henti menangis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UM merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. UM masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD).

Saat UM masih hidup, ia dikenal sangat rajin dan penurut. Bahkan, sering menjaga dan mengajak adik-adiknya bermain di rumah sepulang sekolah.

Kepergian almarhum membuat orang tuanya sangat terpukul.

Amar mengatakan bahwa UM mulai demam pada Selasa (11/4/2023). Panasnya lumayan tinggi dan disertai muntah-muntah.

Sore harinya, UM dibawa ke dokter yang terdekat, khawatir UM terkena demam berdarah dengue (DBD). Cukup banyak yang terjangkit DBD belakangan ini.

"Saat diperiksa oleh dokter dibilang tidak ada gejala DBD sehingga kami kembali pulang. Berselang dua hari, kondisi anak saya membaik, panasnya turun, bahkan bisa bermain," kata Amar, Sabtu (15/4/2023).

Namun, keesokan harinya, yaitu Jumat (14/4/2023) kondisi UM kembali memburuk. Tubuh UM kembali panas tinggi dan lemas.

Amar langsung membawa anaknya ke rumah sakit. Setiba di sana, UM dinyatakan terkena DBD.

Ia langsung ditangani dokter dan dilarikan ke ruang Intensive Care Unit (ICU). Saat itu Amar beranggapan jika anaknya sudah dalam kondisi kritis.

"Tapi dokter dan perawat tetap berusaha untuk menenangkan saya dan bilang kondisi anak saya baik-baik saja. Malam harinya saya diberitahu jika anak saya sudah meninggal dunia," kata Amar.




(efr/hsa)

Hide Ads