Sejumlah petani kapas di Banjar Dinas Tegallanglangan, Desa Datah, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, mengaku khawatir terancam gagal panen. Pasalnya, mereka menanam lebih awal dengan harapan lebih cepat panen.
Namun karena diguyur hujan hampir setiap hari, alih-alih panen, tanaman kapas mereka justru terancam gagal panen. I Gede Putra, salah seorang petani kapas, menanam November 2022 lalu.
"April seharusnya sudah bisa panen, karena biasanya April sudah tidak musim hujan lagi. Tapi, ternyata, masih sering turun hujan," ujarnya, Selasa (11/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, sambung dia, tanaman kapas banyak yang rusak. Bahkan, ada yang sampai tumbuh akar lantaran biji yang ada di dalam kapas tumbuh akibat terus-menerus kena air hujan.
"Sebenarnya saya sudah dua kali panen. Cuma masih kurang maksimal. Kalau tahun sebelumnya dalam sehari bisa dapat lima-tujuh kilogram, tapi sekarang hanya dua kilogram saja," katanya.
Kalaupun dipaksa panen saat cuaca hujan, tentu setelah dipanen harus dijemur lagi hingga kering. Itu pun butuh waktu juga dan hasilnya tak sebaik kapas yang memang sudah kering ketika dipanen dari pohon.
Saat ini, Putra menyebut harga kapas dibanderol Rp 15 ribu per kilogram. Ini berarti, dalam sekali panen, ia hanya dapat Rp 30 ribu saja. Meskipun tidak rugi karena bibit dan pupuk berasal dari pemerintah, namun ia mengaku rugi waktu.
"Semoga saja, hari ini dan seterusnya tidak turun hujan, agar saya bisa panen, karena kalau terus hujan, saya pasrah saja. Nggak mungkin bisa panen. Karena ini juga kesalahan saya sendiri yang menanam lebih awal," imbuh Putra.
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem I Nyoman Siki Ngurah mengatakan ancaman gagal panen merupakan faktor alam, sehingga ia tidak bisa berbuat banyak.
Karena seharusnya bulan ini belum masa panen kapas jika para petani mengikuti arahan untuk mulai menanam kapas pada awal tahun.
"Kalau tanam kapas di awal tahun atau Desember tahun lalu, seharusnya saat ini belum mulai masa panen, nanti kami akan cek ke petani terkait hal tersebut," kata Siki Ngurah.
(BIR/irb)