Misa Jumat Agung di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Keuskupan Denpasar, Bali, Jumat (7/4/2023) berlangsung dengan lancar. Misa berlangsung lancar tanpa menerapkan protokol kesehatan. Gereja pun tak lagi melakukan pembatasan bagi umat.
Ketua Panitia Paskah Tahun 2023 Daniel Amid (53) menyebutkan ini merupakan misa Jumat Agung pertama yang dilakukan secara normal setelah pandemi COVID-19.
"Sekarang ini tidak dibatasi, siapa saja boleh datang dan sebanyak-banyaknya. Berapa pun umat yang datang untuk ikut misa dipersilakan, karena tempat sudah kami siapkan," kata Daniel, Jumat (7/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk misa tahun ini gereja menyediakan kapasitas sampai dengan 7.000 orang. Sedangkan kapasitas selama pandemi COVID-19 kapasitas gereja dibatasi hanya setengahnya.
"Kalau dulu umat masih diwajibkan pakai masker, cuci tangan, dan hand sanitizer. Sekarang kami bebaskan. Kalau mau pakai masker silahkan dan kalau tidak pakai juga tidak apa-apa," ungkapnya ditemui di Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Keuskupan Denpasar.
Selain itu, kata Daniel, gereja kini menyediakan lima waktu pelaksanaan ibadah, yakni pukul 09.00 Wita, 12.00 Wita, 15.00 Wita, 16.00 Wita, dan 21.00 Wita.
"Saat pandemi, ibadah dilakukan secara online juga. Jadi, umat yang datang dibatasi. Tapi, sekarang ini full bisa melakukan ibadah di gereja," terangnya. Dalam kurun waktu tersebut, misa hanya dilakukan dua atau tiga kali.
Menurut Daniel, antusias umat untuk mengikuti misa Jumat Agung sangat tinggi. "Antusias umat sangat luar biasa. Kerinduan umat untuk bisa hadir langsung ke gereja hari ini sangat besar, bisa dilihat dari kehadiran umat," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, detikBali menemui seorang umat bernama Adi Suhartono (51). Ia mengaku sangat menanti-nantikan momen kembali melakukan misa di gereja.
"Tahun lalu saya ikut secara online karena kalau mau ikut ibadah di gereja, jumlahnya dibatasi dan harus mendaftar, sedikit repot. Tapi, kalau online kan beda rasanya, lebih hampa dan beda kalau dibandingkan ikut secara langsung," akunya.
Bila mengikuti misa online, ia tak bisa menerima komuni. "Yang paling penting bagi saya adalah bisa ikut langsung merayakan di gereja dan menerima komuni. Semoga di tahun ini kehidupan kita semakin baik," imbuhnya.
(efr/hsa)