.webp)
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Klungkung saat ini hanya mengandalkan 22 personel petugas pungut retribusi di tiap pos masuk ke Nusa Penida. Puluhan petugas yang dikerahkan dalam beberapa sif itu kewalahan memungut tarif masuk kawasan dari wisatawan.
Kepala Dispar Klungkung Ni Made Sulistiawati mengakui perlu penambahan petugas pungut di tiap pos agar jam kerja lebih padat demi menekan celah kebocoran. Ia tak menampik pemungutan tarif masuk kawasan saat ini tidak maksimal dan kerap 'bolong-bolong' di sore hari.
"Itu salah satu alasan kendalanya. Jadi pungutan tarif masuk kawasan Nusa Penida kurang maksimal. Kami sudah usul penambahan petugas ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Klungkung," jelas Sulistiawati, Jumat (31/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sulistiawati, jumlah petugas yang ideal di tiap pos akan memudahkan tim membagi jam kerja sehingga tidak ada alasan kecolongan. "Penambahan petugas pungut retribusi ini supaya kami bisa atur jam kerja, menghindari tidak dipungutnya tiket di sore hari," imbuhnya.
Ia menjelaskan beberapa pos petugas pungut sudah ditempatkan di beberapa pelabuhan. Termasuk enam pos di Pelabuhan Nyuh Kukuh Nusa Penida. Kemudian empat pos di Pelabuhan Buyuk, dua pos di Pelabuhan Sampalan, dan satu pos di Batu Belek, Lembongan.
Sebelumnya, Bupati I Nyoman Suwirta menyebut kebocoran retribusi kawasan Nusa Penida ini paling terlihat pada Sabtu-Minggu. Padahal, momen akhir pekan merupakan puncak kunjungan wisatawan.
"Jadi, justru di hari-hari itu potensi pemasukan. Puncak kunjungan wisatawan kan di akhir pekan. Itu potensi mendongkrak pendapatan kita. Jadi perlu dikaji, diatasi agar masalah ini bisa teratasi," kata Suwirta.
(iws/BIR)
