Piala Dunia U-20 Batal: Potensi Cuan Lenyap-Koster Didesak Minta Maaf

Round Up

Piala Dunia U-20 Batal: Potensi Cuan Lenyap-Koster Didesak Minta Maaf

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 31 Mar 2023 07:12 WIB
Komunitas Peduli Timnas Indonesia mendesak permintaan maaf Gubernur Bali Wayan Koster karena batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali
Denpasar -

Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 berpotensi menghilangkan pemasukan bagi Indonesia. Apalagi, pembatalan tersebut diumumkan setelah Indonesia melakukan banyak persiapan.

Seperti yang diungkapkan Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Putu Anom yang menyebutkan lenyapnya miliaran rupiah potensi cuan menguap gegara Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Potensi cuan itu terutama berasal dari akomodasi, seperti hotel dan restoran, termasuk devisa.

Ia mencontohkan 10 negara peserta Piala Dunia U-20, bila membawa 300 orang, masing-masing mengeluarkan uang Rp 50 juta per orang untuk hotel, makan, dan transportasi, maka potensi cuan miliaran rupiah itu menguap. Sebab, Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadinya, bakal berapa miliar itu? Belum lagi, biaya yang mereka keluarkan untuk hotel, makan, dan transport," ungkapnya, Kamis (30/3/2023). Dari sisi devisa, sambung dia, potensinya pun hilang, karena Piala Dunia U-20 didatangi tidak hanya oleh negara peserta saja, tetapi juga suporter pendukung negara lainnya.

"Indonesia sudah dibatalkan jadi tuan rumah (untuk Piala Dunia U-20) dan ini jadi kerugian bagi negara karena sebelumnya ada pengeluaran-pengeluaran untuk merenovasi dan memperbaiki venue. Itu sudah rugi," jelasnya.

Selain itu, Anom menuturkan, dampak lainnya adalah citra dari keamanan Bali pasca-penolakan Gubernur Bali Wayan Koster terhadap kesebelasan Israel.

"Kami harapkan Menparekraf, Presiden hingga Polri untuk menjelaskan bahwa aktivitas pariwisata di Bali masih siap dan solid untuk keamanan dan kenyamanan, itu yang penting jaminannya," terang dia.

Hal senada diungkapkan Manajemen Bali United yang merasa dirugikan atas keputusan FIFA tersebut. "Pastinya sangat disayangkan situasi yang terjadi saat ini. Sejak 2019 Indonesia sudah dipersiapkan jadi host Piala Dunia U-20," ungkap Media Officer Bali United Alexander Putra kepada detikBali, Kamis (30/3/2023).

Pembatalan ini memupuskan harapan anak muda Indonesia untuk tampil di Piala Dunia U-20. Terlebih lagi, Timnas Indonesia bisa menjadi salah satu peserta di ajang bergengsi tersebut jika menjadi tuan rumah.

Hal tersebut, bagi Alex, kesempatan yang sangat langka. Tetapi karena keegoisan kepentingan politik, banyak impian anak muda Indonesia yang tidak bisa menjadi kenyataan.

Dalam menyiapkan pertandingan ini, mereka telah berkorban rela tidak bermain dimarkasnya, jauh dari keluarga, dan jauh dari suporte. "Dan juga beberapa klub domestik seperti Bali United, Persis Solo, Persebaya yang harus menjadi musafir pergi dari homebase-nya sendiri," jelas Alex

Atas pembatalan ini, Koster diminta untuk meminta maaf kepada masyarakat Indonesia dan pecinta sepakbola. I Gusti Putu Artha, mewakili Komunitas Peduli Timnas Indonesia, menyebut penolakan Koster terhadap kesebelasan Israel menjadi pangkal persoalan FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

"Kami berharap Gubernur Bali secara kesatria meminta maaf kepada rakyat Indonesia dan rakyat Bali. Itu saja buat kami sudah cukup," ujar mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu ditemui detikBali di Gedung Wantilan DPRD Provinsi Bali, Kamis (30/3/2023).

Koster, Putu Artha melanjutkan, seharusnya malu karena Bali saat ini menjadi sorotan di seluruh Indonesia. "Sekarang, Bali lagi dimarahi betul sama 37 provinsi lainnya. Gubernur (Bali), menurut saya, harus minta maaf itu," ungkapnya.

Penolakan Koster terhadap timnas Israel karena persoalan kebijakan politik, ia menilai bukan lah ranah pemimpin daerah. "Dalam konteks hukum tata negara, seorang gubernur cukup hanya menyiapkan venue," katanya.

"Misalnya, saya menyiapkan Stadion Dipta, saya menyiapkan Art Center. Tidak usah sok-sokan tiba-tiba ngurusin negara lain, Israel, yang menjadi urusan luar negeri," terang Putu Artha.

Ia pun mengancam apabila tidak ada permintaan maaf dari Koster, maka Komunitas Peduli Timnas Indonesia akan terus bergerak demi sepakbola Tanah Air.

"Kalau nanti malam, besok, secara resmi meminta maaf kepada masyarakat Bali, saya memastikan bahwa kami akan selesai. Itu saja. Sehingga, problem ini bisa disudahi dengan baik," tandasnya.

Simak Video 'Segini Kerugian Indonesia yang Batal Gelar Piala Dunia U-20':

[Gambas:Video 20detik]



(efr/gsp)

Hide Ads