Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar Made Muliawan Arya atau De Gadjah melayat ke rumah keluarga mendiang I Putu Eka Astina (40). Eka adalah korban penusukan saat pawai ogoh-ogoh pada malam Pengurupukan Nyepi, Selasa (21/3/2023).
De Gadjah datang sebagai sanak keluarga yang kehilangan anggota keluarganya. "Pastinya, kami semua kehilangan Eka, karena ia adalah anggota keluarga," ungkapnya ditemui detikBali di rumah duka Desa Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara, Kamis (23/3/2023).
Ia menyesali insiden penusukan yang terjadi jelang hari raya Nyepi tersebut. Insiden itu terjadi saat pawai ogoh-ogoh di Jalan Veteran, Denpasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengenai penusukan (Eka) ini, saya menyerahkan kepada penegak hukum untuk diproses. Ini negara hukum," terang De Gadjah.
Ia juga mengaku prihatin, mengingat Eka sebagai tulang punggung keluarga. Eka, kata De Gadjah, meninggalkan satu anak laki-laki SMP dan balita perempuan.
Sebagai keluarga, De Gadjah berjanji akan menanggung pendidikan kedua anak Eka.
Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali ini sebetulnya sangat senang dengan perhelatan festival ogoh-ogoh yang digelar kembali setelah dua tahun terakhir tertunda COVID-19.
Namun, ia resah dengan penusukan yang terjadi di malam sakral itu dan atensi sudah tersebar secara nasional.
"Pengerupukan adalah sebuah tradisi yang sakral. Sekarang sudah ada pecalang. Untuk apa bawa senjata saat ogoh-ogoh? Semua balik lagi ke diri masing-masing," katanya.
De Gadjah pun sempat berkeliling untuk mengingatkan para pemuda untuk menjaga diri, tetap menghargai satu sama lain, dan menurunkan ego saat ogoh-ogoh diadakan.
Ia ingin Bali menjadi tempat yang damai dan aman untuk semua orang. "Kalau bukan kita yang menjaga budaya ini, siapa lagi?" katanya.
(BIR/iws)