Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali I Nyoman Nuarta menyayangkan perilaku 12 orang bule yang enggan membayar tiket masuk di Pura Lempuyang, Kecamatan Abang, Karangasem. Menurutnya, bule yang memasuki objek wisata diwajibkan membayar tiket masuk.
"Saya sangat menyayangkan hal tersebut terjadi. Sebenarnya bule itu ketika masuk ke destinasi sudah ada satu kewajiban yang harus dibayarkan, yaitu entrance fee," ucap Nyoman Nuarta ketika dihubungi detikBali, Senin (13/3/2023).
Sebelumnya, rombongan bule terdiri dari 12 orang tidak mau membayar tiket masuk Pura Lempuyang, Karangasem, Bali. Mereka ngotot tidak mau membayar karena alasan hanya ingin sembahyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belasan warga negara asing (WNA) itu mengenakan pakaian adat sembahyang lengkap dengan membawa banten pejatian sebagai sarana persembahyangan.
Pemandu wisatawan di Pura Lempuyang, I Gede Putu Karyana mengatakan rombongan bule tersebut datang pada Sabtu (11/3/2023) sekitar pukul 10.00 Wita. Saat akan masuk ke area pura, mereka tidak mau bayar tiket dengan alasan ingin sembahyang.
Selain ngotot tak mau bayar tiket, dua orang dari rombongan bule itu menunjukkan KTP Bali. Mereka juga langsung meninggalkan Pura Lempuyang setelah sembahyang, dan tidak melakukan foto-foto di Candi Bentar yang selama ini menjadi ikon pura.
"Rombongan bule tersebut sekitar 12 orang. Pengakuan teman saya yang bertugas siang itu, sekitar dua orang dari rombongan menunjukkan KTP Bali," kata Karyana, Minggu (12/3/2023).
Ketua Pemandu Wisatawan di Pura Lempuyang Jro Mangku Ketut Cara langsung berkoordinasi dengan seluruh anggotanya terkait rombongan bule tidak mau bayar tersebut. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.
Menurutnya, tamu asing tetap harus membayar tiket meskipun hanya datang untuk sembahyang, karena tujuan mereka untuk berwisata religi. Berbeda dengan umat Hindu lokal yang memang biasa melakukan persembahyangan di sana.
"Untuk ke depannya jika ada tamu asing yang ingin melakukan persembahyangan tetap harus bayar tiket masuk. Beda dengan umat Hindu yang ingin melakukan persembahyangan, baru mereka tidak bayar," kata Mangku Cara.
(nor/hsa)