Dalam penanggalan kalender Islam Hijriah 1444, terdapat salah satu malam mulia di bulan Sya'ban, yakni malam Nisfu Sya'ban. Kapan malam Nisfu Sya'ban? Simak keistimewaan hingga amalan-amalannya.
Dikutip dari laman nu.or.id/nasional online, awal bulan Sya'ban 1444 H bertepatan dengan Rabu Wage 22 Februari 2023. Ini berarti malam Nisfu Sya'ban 15 Sya'ban 1444 H dimulai pada Selasa malam atau 7 Maret 2023 hingga Rabu 8 Maret 2023.
Diyakini pada malam yang mulia ini, semua dosa akan dihapuskan bagi mereka yang memohon ampun. Lantas apa saja keutamaan, amalan, dan pantangan yang dianjurkan pada malam Nisfu Sya'ban? Yuk simak informasinya berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nisfu Sya'ban
Arti kata Nisfu adalah pertengahan yang menandakan terjadinya malan Nisfu Sya'ban pada pertengahan bulan Sya'ban. Dalam makna yang lebih luas, Nisfu Sya'ban diartikan sebagai malam dibukanya 300 pintu rahmat dan ampunan untuk makhluk Allah yang beriman.
Terdapat sebuah kisah sejarah yang sangat penting terjadi pada malam Nisfu Sya'ban. Peristiwa tersebut adalah pergantian arah kiblat yang semula menghadap ke Masjidil Aqsa menjadi ke Masjidil Haram.
Pada malam tersebut Allah SWT akan mengawasi hamba-Nya yang sedang beribadah. Segala amalan yang dilakukan manusia akan diterima Allah SWT.
Keutamaan Nisfu Sya'ban
Dilansir dari laman NU Jawa Timur, malam Nisfu Sya'ban merupakan waktu ditutupnya catatan perjalanan hidup setiap manusia dan akan dibuka lembaran buku baru untuk tahun yang akan datang. Diyakini pada malam yang mulia ini, semua dosa dihapuskan dan diampuni Allah SWT, serta semua doa dikabulkan.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW, "Apabila tiba malam Nisfu Sya'ban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya (HARI Al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman)".
Amalan Malam Nisfu Sya'ban
Terdapat sederet amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam Nisfu Sya'ban. Hal ini dikarenakan pada malam tersebut catatan amal umat manusia akan diganti, sehingga umat muslin ingin pada akhir catatan amal tersebut diisi amalan-amalan kebaikan beserta amalan sunnah.
Dilansir dari laman kemenag.go.id, berikut amalan sunnah yang dianjurkan di malam Nisfu Sya'ban.
- Memperbanyak do'a sejak terbenam matahari.
- Memperbanyak baca istighfar
- Memperbanyak baca syahadat
- Setelah salat Maghrib dianjurkan membaca surat Yasin sebanyak tiga kali dengan niat meminta keberkahan umur, harta kesehatan, dan ketetapan iman.
- Melakukan shalat sunnah malam (Shalat Tahajjud, hajat, dan witir)
- Berpuasa di hari Nisfu Sya'ban
Hal ini sejalan dengan hadis riwayat Ibnu Majah: "Ketika malam Nisfu Sya'ban tiba, maka beribadalah di malam hari dan puasalah di siang hari. Sungguh (rahmat) Allah turun ke langit dunia saat tenggelamnya matahari. Kemudian Dia berfirman; Adakah orang yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku ampuni. Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku beri rezeki. Adakah orang yang meminta kesehatan kepada-Ku, maka Aku beri kesehatan. Adakah begini, Adakah begini, sehingga fajar tiba."
Pantangan Malam Nisfu Sya'ban
Selain amalan-amalan yang bisa dikerjakan, adapun larangan di bulan Sya'ban yang harus diperhatikan, di antaranya sebagai berikut.
1. Berpuasa setelah pertengahan bulan Sya'ban
Rasulullah melarang umat muslim berpuasa setelah pertengahan bulan Sya'ban. Rasulullah bersabda "Jika Sya'ban sudah sampai pertengahan, janganlah kalian berpuasa" (HR.Tirmidzi dan Abu Daud).
Dalam hadis lain, Rasulullah juga bersabda, "Jika tersisa separuh bulan Sya'ban, maka tahanlah diri dari berpuasa hingga datang bulan Ramadhan." (HR.Ahmad).
2. Berpuasa di hari yang meragukan
Ada pula pandangan yang mengatakan hari-hari setelah Nisfu Sya'ban merupakan hari syak atau hari keraguan, mengingat sebentar lagi akan menginjak bulan Ramadan. Hal ini dikhawatirkan orang yang berpuasa setelah Nisfu Sya'ban tidak sadar bahwa sebenarnya sudah memasuki bulan Ramadan.
Namun, keharaman puasa di tanggal tersebut tidak berlaku bagi enam orang, yakni mereka yang biasa melakukan puasa dahr (puasa setahun penuh), puasa Senin dan Kamis, puasa Daud (sehari buka sehari puasa), puasa nadzar, puasa qadha, dan puasa kafarat. Syarat puasa di tanggal tersebut telah melaksanakan puasa sebelum Nisfu Sya'ban.
Artikel ini ditulis oleh Annisa Anggraeni peserta Magang Bersertifikat MSIB di detikcom.
(irb/irb)