Anoreksia Adalah: Definisi, Penyebab, Jenis, dan Cara Menanganinya

Anoreksia Adalah: Definisi, Penyebab, Jenis, dan Cara Menanganinya

Bayu Ardi Isnanto - detikBali
Senin, 06 Mar 2023 12:05 WIB
Tanda-tanda Seseorang Mengidap Anoreksia
Foto: dok. infografis detikHealth
-

Anoreksia adalah salah satu gangguan makan yang bisa menyebabkan malnutrisi sehingga berdampak buruk bagi penderitanya. Kenali definisi, penyebab dan jenis anoreksia yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, kita akan ulas cara penanganan dan cara pencegahannya.

Pengertian Anoreksia

Anoreksia adalah gangguan makan atau eating disorder ketika seseorang menghindari makan. Berdasarkan buku 77 Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya yang disusun Ana Widyastuti, anoreksia bukanlah penyakit, namun gejala klinis dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.

Kebanyakan kasus, anoreksia menyebabkan berat badan menurun di bawah normal dan kekurangan nutrisi. Akan tetapi beberapa kasus tidak menunjukkan penurunan berat badan signifikan, meski kekurangan nutrisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam buku Wacana Ruang yang ditulis Condra Antoni, disebutkan bahwa anoreksia adalah kelainan psikologis berupa kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar atau berselera terhadap makanan. Terkadang ketika makan, kemudian mereka akan memuntahkannya lagi.

Penyebab Terjadinya Anoreksia

Ada sejumlah penyebab terjadinya anoreksia. Faktor-faktor ini di antaranya masalah psikologis, sosial, hingga efek dari suatu penyakit.

ADVERTISEMENT

Kanker

Dikutip dari Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician, Vol 4, No 1, Februari 2021, anoreksia ditemukan pada hampir 50 persen penderita kanker. Anoreksia menjadi salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan pasien kanker.

Anoreksia pada penderita tumor biasanya disebabkan adanya sitokin proinflamasi yang menyebabkan ketidakseimbangan antara neuropeptida oreksigenik dan anoreksigenik. Pada penderita tumor otak, bagian hipotalamus yang merupakan pusat nafsu makan menjadi tertekan dan membuat tidak nafsu makan.

Genetik

Dilansir dari situs Mayo Clinic, faktor genetik juga mungkin bisa menjadi penyebab anoreksia. Meskipun belum jelas gen mana yang terlibat, diyakini ada perubahan genetik yang membuat beberapa orang mengalami anoreksia. Genetik ini seperti kecenderungan bersifat perfeksionis, sensitif dan keras hati.

Psikologis

Beberapa orang mengalami anoreksia karena dorongan psikologis. Mereka mungkin memiliki kepribadian obsesif-kompulsif yang membuatnya mudah menjalankan diet ketat dan tidak makan meskipun lapar. Mereka mungkin terdorong menjadi sempurna dan tidak pernah merasa cukup kurus.

Lingkungan

Budaya di daerah tertentu atau pekerjaan tertentu mungkin menekankan kesempurnaan tubuh yang kurus. Dorongan dan tekanan dari lingkungan sekitar akan membuat mereka melakukan diet ketat yang menyiksa.

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko pada anoreksia.

  • Anoreksia lebih sering terjadi pada perempuan. Meskipun kini ada data peningkatan gangguan makan pada laki-laki.
  • Anoreksia juga lebih umum di kalangan remaja. Namun, orang-orang dari segala usia dapat mengalami anoreksia. Gangguan ini jarang terjadi pada orang berusia di atas 40 tahun.
  • Orang diet tanpa pertimbangan kesehatan berisiko mengalami anoreksia.
  • Masa transisi dalam hidup bisa menimbulkan tekanan emosional, menyebabkan kurang nafsu makan dan meningkatkan risiko anoreksia.

Tanda dan Gejala Anoreksia

Dilansir dari buku The Complete Book of Food Combining yang disusun Kathryn Marsden, terdapat beberapa tanda dan gejala anoreksia, baik dari segi fisik, maupun kebiasaan.

Gejala Fisik

  • Berat badan buruk atau kurang pada anak-anak dan remaja.
  • Terjadi penurunan berat badan yang ekstrem pada orang dewasa.
  • Hilangnya libido pada pria.
  • Kulit kering, kasar, dan warnanya tidak merata, atau kulit kekuning-kuningan
  • Pembengkakan pada perut, muka, dan pergelangan kaki.

Tanda Psikologis

  • Depresi.
  • Menolak adanya masalah.
  • Pemahaman yang menyimpang terkait berat badan dan bentuk tubuh.
  • Perasaan sangat takut pada peningkatan berat badan.
  • Kepribadian dan suasana hati sering berubah-ubah.

Tanda-tanda Perilaku

  • Sering gelisah dan hiperaktif.
  • Penuh kerahasiaan.
  • Kebiasaan tak wajar saat makan, misalnya memotong makanan menjadi sangat kecil.
  • Mengenakan pakaian-pakaian besar yang longgar.
  • Minat berolahraga dengan sangat berlebihan.
  • Minum obat pencahar.
  • Muntah-muntah.

Tanda Lain

  • Haid yang terhenti dan siklus terganggu.
  • Hilangnya massa tulang hingga akhirnya osteoporosis.
  • Kehilangan indra penciuman dan perasa.
  • Sakit di daerah perut
  • Konstipasi.
  • Pingsan.
  • Pusing berulang kali.
  • Tangan dan kaki terasa dingin.
  • Tubuh gemetar.
  • Tubuh tertutup bulu-bulu halus; rambut rontok jika ada lapisan baru.

Jenis Anoreksia

Setidaknya ada tiga jenis anoreksia, yaitu anoreksia nervosa, anoreksia atipikal dan anoreksia atletik.

Anoreksia Nervosa

Dilansir dari Buku Ajar Metabolisme Energi dan Regulasi Suhu Tubuh yang disusun Purwo Sri Rejeki, anoreksia nervosa disebabkan gangguan psikis yang menyebabkan hilangnya nafsu makan, dapat disertai mual, muntah, kehilangan energi, dan penurunan berat badan.

Dari penelitian di laman Poltekkes Denpasar, orang dengan anoreksia nervosa memiliki hasrat mencapai ukuran 0 (zero size). Sebagian besar orang yang mengalami anoreksia nervosa memandang dirinya sebagai orang dengan bobot badan berlebih, padahal dalam kenyataannya sudah sangat kurus.

Anoreksia Atipikal

Dikutip dari Verywell Mind, anoreksia atipikal hampir sama dengan anoreksia nervosa, namun berat badan mereka masih berada di kisaran normal, meskipun mengalami penurunan bobot yang signifikan. Karena tidak kekurangan berat badan, banyak orang mengabaikan atau salah melakukan diagnosis

Hal ini menjadi berbahaya jika diabaikan. Sebab mereka kekurangan nutrisi yang banyak karena tidak makan. Dan kita tidak bisa mendiagnosis kesehatan seseorang dari bentuk tubuh atau bobotnya saja.

Anoreksia Atletik

Dikutip dari Healthline, anoreksia atletik adalah jenis gangguan makan yang terjadi pada atlet. Orang dengan anoreksia atletik mengonsumsi kalori dalam jumlah terbatas dan tidak seimbang dengan aktivitas fisik yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan tubuh sangat kurus atau paling tidak pengurangan berat badan yang signifikan.

Atlet dengan anoreksia atletik lebih berisiko cedera otot dan tulang. Selain itu, mereka juga dapat mengalami komplikasi lain, seperti kekurangan nutrisi dan tidak adanya periode menstruasi.

Dampak Anoreksia Secara Fisik dan Psikologis

Berikut ini beberapa dampak anoreksia secara fisik dan psikologis yang dilansir dari buku 17 Alternatif untuk Langsing yang disusun Rita Ramayulis dan Lilis Christine Lesmana.

Dampak Fisik

Beberapa dampak fisik penderita anoreksia yaitu:

  • Selera makan hilang hingga tidak mau mengonsumsi makanan apa pun.
  • Tenggorokan dan saluran pencernaan luka akibat sering kali memuntahkan makanan.
  • Mengalami gangguan menstruasi.
  • Badan lemah dan tidak bertenaga.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Kematian.

Dampak Psikologis

Beberapa dampak psikis penderita anoreksia yaitu:

  • Perasaan tidak percaya diri dan canggung jika berhadapan dengan orang banyak.
  • Memiliki perasaan tidak berharga.
  • Merasa mudah tersinggung, sensitif dan mudah marah.
  • Merasa bersalah.
  • Tak mau berinteraksi lagi dengan orang lain.
  • Berbohong untuk menutupi kondisi makanannya.

Cara Mengatasi Anoreksia

Anoreksia dapat diatasi dengan beberapa cara, mulai dari penanganan psikis hingga medis. Berikut sejumlah cara mengatasi anoreksia yang dilansir dari situs Mayo Clinic.

Psikoterapi

Beberapa jenis terapi mungkin bermanfaat untuk anoreksia:

1. Terapi Berbasis Keluarga

Keluarga memiliki peran penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri anak, terutama yang masih remaja sehingga tidak harus menjadi sempurna dengan melakukan diet ketat. Untuk mengembalikan berat badan, orang tua harus mengawasi anak agar makan makanan bergizi.

2. Terapi Individu

Terapi individu bisa dilakukan orang dewasa, yaitu dengan melakukan terapi perilaku kognitif. Tujuannya yaitu mengembalikan pola makan dan perilaku, serta mengubah keyakinan dan pemikiran yang menyimpang terkait pembatasan makan.

Rawat Inap

Rawat inap dilakukan jika anoreksia sudah membahayakan tubuh. Beberapa rumah sakit dapat merawat orang dengan gangguan makan serius. Beberapa penanganannya yaitu:

Perawatan Medis

Anoreksia dapat menyebabkan gejala dan komplikasi sehingga perlu dilakukan perawatan medis. Beberapa hal yang perlu dipantau, antara lain tanda-tanda vital, tingkat hidrasi dan elektrolit, serta kondisi fisik terkait. Dalam kasus serius, orang dengan anoreksia mungkin perlu makan melalui selang yang ditempatkan di hidung mereka dan masuk ke perut.

Memulihkan Berat Badan

Tak hanya mengobati gejala dan komplikasi, dokter juga akan merekomendasikan agar pasien anoreksia kembali ke berat badan yang sehat. Ahli diet dapat memberikan panduan untuk kembali ke pola makan yang teratur, termasuk menyediakan rencana makan khusus dan kebutuhan kalori yang membantu Anda mencapai target berat badan Anda

Obat-obatan

Obat-obatan pada anoreksia biasanya berkaitan dengan pengobatan kejiwaan, seperti obat antidepresan atau obat psikiatri lainnya yang bisa mengurangi kecemasan atau depresi.

Cara Mencegah Anoreksia

Berikut ini sejumlah cara mencegah anoreksia yang dirangkum dari situs keltyeatingdisorders.ca dan artikel berjudul Askep Anoreksia Nervosa di Academia.edu.

  • Pahami tentang cita-cita untuk kurus dan dampak negatifnya.
  • Pahami bahwa kesehatan dan kesejahteraan datang dalam berbagai bentuk dan ukuran.
  • Ketahui faktor-faktor yang dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan makan.
  • Hindari pembicaraan yang mengarah pada body shaming.
  • Menolak adanya kecantikan ideal, sebab kecantikan itu subjektif.
  • Jangan berdiet tanpa menjalani pola makan yang sehat.
  • Praktikkan kebiasaan berbicara positif pada diri sendiri.
  • Lakukan sesuatu yang menyenangkan setiap hari dan hindari stres.
  • Tetaplah beraktivitas, tapi jangan berlebihan. Tidur minimal 7 jam per malam.
  • Banyak beraktivitas dengan orang-orang yang peduli kesehatan.
  • Beritahu orang lain bahwa harga diri tidak terkait dengan penampilan.
  • Tingkatkan pemahaman anak tentang kenaikan berat badan alami yang terjadi selama masa pubertas.
  • Mendorong kesadaran diri dan keterampilan berpikir kritis.

Nah itulah tadi telah kita ketahui bahwa anoreksia adalah gangguan makan yang bisa disebabkan karena faktor psikologis maupun biologis. Dampak anoreksia bisa menjadi sangat berbahaya, sehingga kita perlu mencegah dan menanganinya sedini mungkin.




(bai/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads