Narsis Adalah: Penyebab, Ciri Kepribadian, dan Bedanya dengan Percaya Diri

Narsis Adalah: Penyebab, Ciri Kepribadian, dan Bedanya dengan Percaya Diri

Kholida Qothrunnada - detikBali
Selasa, 28 Feb 2023 11:30 WIB
Woman kissing the mirror in the bathroom
Foto: ilustrasi/thinkstock
-

Secara umum, narsis adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan kecenderungan untuk memuja diri sendiri. Oleh karena itu, orang yang mengalami narsisisme ini biasanya memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi.

Di sisi lain, istilah narsis juga merujuk pada kesehatan mental yang disebut dengan gangguan kepribadian narsistik atau narcissistic personality disorder (NPD). Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang apa itu narsis, penyebab, hingga bagaimana cara mengenali tanda-tanda atau cirinya.

Definisi Narsis

Dikutip dari Mayo Clinic, narsis adalah kondisi kesehatan mental untuk orang memiliki rasa kepentingan diri sendiri yang terlalu tinggi atau berlebihan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya, orang narsis itu akan membutuhkan dan mencari terlalu banyak perhatian agar orang lain mengagumi mereka. Bahkan, orang narsis biasanya mudah kecewa dengan kritik sekecil apa pun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), narsistik atau narsis artinya kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri, yang ditandai dengan sikap percaya diri berlebih, sikap arogan, dan egois.

ADVERTISEMENT

Apakah narsis itu kelainan jiwa? Sejatinya narsis itu gangguan mental yang muncul ketika seseorang memiliki kecenderungan untuk memuja diri sendiri dan suka meremehkan orang lain.

Menurut psikolog klinis, Ramani Durvasula, dikutip dari situs Healthline, narsisisme sebenarnya adalah masalah kepercayaan diri yang sangat rendah, yang mendorong seseorang untuk mengagungkan dirinya sendiri untuk mengisi kekosongan itu.

Maka tak heran jika orang dengan gangguan mental ini, mungkin tidak memiliki kemampuan untuk memahami atau peduli dengan perasaan orang lain. Itu sebabnya, orang yang mengalami narsisisme seringkali membutuhkan pujian dan pengakuan dari orang lain untuk merasa berharga.

Namun, di balik topeng kepercayaan diri yang ekstrim ini, mereka juga tidak yakin dengan harga diri mereka. Gangguan kepribadian narsistik berisiko menyebabkan masalah di banyak bidang kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, sekolah, hingga masalah keuangan.

Penyebab Seseorang Jadi Narsis

Beberapa penyebab kenapa orang menjadi narsis adalah sebagai berikut:

Tidak Bahagia dan Kecewa

Umumnya, orang dengan gangguan kepribadian narsistik ini tidak bahagia dan kecewa. Terutama ketika mereka tidak diberi bantuan atau kekaguman khusus yang mereka yakini pantas mereka dapatkan.

Kekurangan Perhatian dan Pujian

Dilansir Healthline, alasan kenapa orang menjadi narsis adalah orang tersebut merasa kurang dihargai atau tidak mendapatkan perhatian dari orang tua atau orang di sekitarnya.

Sehingga, ia cenderung mencari pengakuan dan pujian dari orang lain. Kekurangan perhatian dan pujian itu menjadi faktor penyebab seseorang menjadi narsis.

Trauma Pada Masa Kecil

Ramani Durvasula juga menjelaskan bahwa trauma pada masa kecil seperti penelantaran atau pelecehan seksual dapat memicu narsisisme pada orang dewasa.

"Mereka yang merasa tidak dihargai pada masa kecil, mungkin mengembangkan narsisisme sebagai cara untuk merasa berharga di dunia," ujar psikolog klinis tersebut dikutip dari situs Healthline.

Lingkungan yang Mendukung Narsisisme

Lingkungan di sekitar seseorang juga bisa memengaruhi apakah seseorang akan menjadi narsis atau tidak. Apabila seseorang tumbuh di lingkungan di mana narsisisme dianggap sebagai sifat yang positif, maka mereka cenderung mengembangkan narsis sebagai bagian dari identitas mereka.

Sebaliknya, jika lingkungan di sekitarnya menganggap narsisisme sebagai sifat negatif, maka seseorang akan cenderung menghindari perilaku narsis tersebut.

Gangguan Kepribadian

Gangguan kepribadian seperti Gangguan Kepribadian Narcissistic (GKN) juga bisa menjadi faktor penyebab narsis. Orang dengan GKN akan cenderung merasa sangat unggul, kepercayaan diri tinggi, tapi kurang empati terhadap orang lain.

Ciri Kepribadian Narsis

Gejala dan ciri gangguan kepribadian narsistik serta seberapa parahnya bisa bervariasi. Disebutkan situs Mayo Clinic, orang dengan ciri narsistik disorder, antara lain:

  • Cenderung mementingkan diri sendiri yang terlalu tinggi, dan membutuhkan kekaguman yang terus-menerus secara berlebihan.
  • Merasa bahwa mereka berhak mendapatkan keistimewaan atau perlakuan khusus.
  • Berharap untuk diakui sebagai superior (bahkan jika tanpa prestasi).
  • Membuat prestasi dan bakat tampak lebih besar dari yang sebenarnya.
  • Disibukkan dengan fantasi tentang kesuksesan, kecantikan, kekuatan, kecemerlangan, dan pasangan yang sempurna.
  • Percaya mereka lebih unggul dari orang lain.
  • Hanya bisa menghabiskan waktu bersama atau hanya bisa dipahami oleh orang yang sama spesialnya.
  • Bersikap kritis dan memandang rendah orang yang ia anggap tidak penting.
  • Harapkan bantuan khusus dan mengharapkan orang lain agar melakukan yang mereka inginkan tanpa mempertanyakannya.
  • Manfaatkan orang lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
  • Enggan untuk mengenali kebutuhan serta perasaan orang lain.
  • Iri pada orang lain sekaligus percaya orang lain iri pada mereka.
  • Sombong atau terlihat sombong dan berperilaku arogan.
  • Bersikeras untuk memiliki yang terbaik dari segalanya, misalnya, mobil atau gadget terbaru yang mewah.
  • Pada saat yang sama, ciri orang narsistik juga akan kesulitan menangani apa pun yang mereka pandang sebagai kritik. Sehingga, mereka bisa:
  • Miliki perasaan rahasia terhina, tidak aman, malu, dan takut dianggap mendapat kegagalan.
  • Menjadi tidak sabar atau marah, saat mereka tidak menerima pengakuan/perlakuan khusus.
  • Memiliki masalah besar dalam berinteraksi dan mudah merasa diremehkan.
  • Bereaksi dengan kemarahan atau penghinaan, serta mencoba meremehkan orang lain untuk membuat diri mereka unggul.
  • Kesulitan mengelola emosi dan perilaku mereka.
  • Secara alami mendapat masalah besar yang berhubungan dengan stres serta beradaptasi dengan perubahan.
  • Menarik diri dari atau menghindari situasi saat mereka mungkin akan gagal.
  • Merasa tertekan dan murung karena menganggap ia kurang sempurna.

Perbedaan Narsis dan Percaya Diri

Secara umum, perbedaan narsis dan percaya diri yaitu dilihat dari fokus dan karakteristiknya. Dalam hal ini, narsisme berfokus pada diri sendiri, sedangkan kepercayaan diri cenderung akan mempertimbangkan kesejahteraan orang lain.

Disebutkan dalam laman Thriveworks, berikut adalah beberapa poin utama perbedaan narsis dan percaya diri:

  • Narsisme berfokus pada diri sendiri, sedangkan kepercayaan diri tidak.
  • Orang narsis akan sangat membutuhkan penegasan, sementara orang yang percaya diri tidak berusaha untuk membuktikan diri.
  • Narsisme mengeksploitasi orang lain, sementara kepercayaan diri mengangkat orang lain.
  • Narsisme sengat menghindari kesalahan, sedangkan percaya diri bersedia mengakui kesalahan.
  • Narsisme memunculkan pikiran yang sempit, sementara percaya diri melahirkan perspektif.

Kesimpulannya, narsis adalah perilaku atau kecenderungan untuk merasa terobsesi dengan diri sendiri, yang memandang diri sebagai individu superior yang cenderung meremehkan orang lain.

Narsisme yang berlebihan dapat menjadi masalah serius bagi individu dan hubungan mereka dengan orang lain. Pasalnya, terlalu banyak fokus pada diri sendiri dapat menghambat pertumbuhan pribadi, memperburuk kesehatan mental, dan membuat orang merasa terisolasi dan kesepian.

Oleh karena itu, penting untuk mengakui kecenderungan narsistik dalam diri kita dan mengambil langkah-langkah untuk mengendalikannya, seperti berusaha untuk menjadi lebih empatik, merendahkan diri, dan memprioritaskan hubungan sosial yang sehat dengan orang lain.




(khq/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads