Asimilasi dan akulturasi merupakan proses sosial yang mewarnai kehidupan kita sehari-hari yang sekilas terlihat sama, padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Lalu, apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi?
Nah, dalam artikel ini, kamu akan menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Untuk mendapatkan informasi selengkapnya, mari simak pembahasannya di bawah ini!
Apa Perbedaan Akulturasi dan Asimilasi
Perbedaan antara akulturasi dan asimilasi dapat kita lihat pada pengertiannya masing-masing. Dilansir dari jurnal berjudul Akulturasi dan Asimilasi dalam Konteks Interaksi Antar Etnik oleh Khomsahrial Romli, akulturasi dan asimilasi merupakan dua konsep ketika seseorang memperbincangkan relasi antar etnik atau interaksi antara dua komunitas yang berbeda budaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akulturasi adalah proses masuknya pengaruh kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat. Akulturasi adalah terjadinya suatu perubahan pola kebudayaan asli yang tidak menyebabkan hilangnya unsur dari kedua kebudayaan tersebut.
Akulturasi bisa terjadi karena adanya berbagai kebudayaan di dalam sebuah masyarakat. Proses ini tergantung dari kesediaan masyarakat setempat untuk menerima budaya baru, jika masyarakat dapat menerima maka dapat terjadi akulturasi dan begitu pula sebaliknya.
Dikutip dari buku IPS Terpadu oleh Nana Supriatna, dkk, akulturasi dapat terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, antara lain sebagai berikut:
- Kontak sosial dapat terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, sebagai masyarakat, atau antarindividu dalam dua masyarakat.
- Kontak budaya dapat terjadi dalam suasana bersahabat atau suasana bermusuhan.
- Kontak budaya dapat terjadi antara kelompok yang menguasai dan dikuasai dalam seluruh unsur budaya, baik dalam ekonomi, bahasa, teknologi, kemasyarakatan, agama, kesenian, maupun ilmu pengetahuan.
- Kontak budaya dapat terjadi di antara masyarakat yang jumlah warganya banyak atau sedikit.
- Kontak budaya dapat terjadi dalam ketiga wujud budaya, baik sistem budaya, sistem sosial, maupun unsur-unsur budaya fisik.
Sementara itu, asimilasi adalah penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat yang ada di lingkungan sekitar. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang melahirkan kebudayaan yang baru.
Asimilasi adalah perubahan kebudayaan yang terjadi karena masyarakat yang memiliki latar belakang berbeda hidup di dalam satu lingkungan yang sama. Pada akhirnya, masyarakat tersebut menggantikan berbagai unsur kebudayaan lama dengan unsur kebudayaan baru.
Proses asimilasi dapat berjalan dengan cepat atau lambat yang dipengaruhi berbagai faktor, yaitu:
- Toleransi, sikap toleran yang tinggi memunkinakn proses asmilasi budaya berjalan lancar tanpa hambatan.
- Ekonomi, jika dalam suatu masyarakat terdapat kelompok ekonomi yang bermaksud menguasai kehidupan ekonomi lain, asimilasi menjadi sulit dijalankan.
- Simpati, yaitu keterlibatan perasaan dari satu kelompok sosial budaya kepada kelompok sosial budaya lainnya.
- Perkawinan campuran, perkainan campuran sangat memungkinakn berkembangnya asimilasi dalam seluruh wujud dan unsur budaya.
Apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi? jawabannya adalah dampak bentuk budayanya. Di mana, akulturasi mencampurkan budaya asing dengan budaya setempat. Sementara itu, asimilasi memunculkan budaya baru dan budaya asli secara perlahan-lahan mulai menghilang dari suatu masyarakat.
Contoh-contoh Akulturasi
Supaya kamu lebih paham tentang apa itu akulturasi, sebaiknya kamu belajar dari contoh-contoh akulturasi yang dapat kita temukan. Dirangkum dari buku IPS Terpadu oleh Nana Supriatna, dkk, serta Makalah Akulturasi oleh Hesty Datu, berikut ini adalah beberapa contoh akulturasi.
1. Gambang Kromong
Kesenian Gambang Kromong adalah contoh dari terjadinya akulturasi antara dua kebudayaan. Kesenian ini merupakan percampuran antara budaya asli Nusantara dengan budaya China yang tertuang dalam suatu pertunjukan musik.
2. Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan contoh akulturasi antara agama Budha dengan kebudayaan dari masyarakat Magelang. Candi Borobudur digunakan oleh umat Buddha untuk ibadah sementara relief yang ada pada dinding candi menggambarkan kehidupan masyarakat Magelang dan sekitarnya.
3. Wayang
Wayang merupakan contoh perpaduan budaya antara budaya Jawa dan India. Misalnya, tokoh wayang Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong berasal dari kebudayaan Jawa, sedangkan cerita Ramayana dan Mahabharata berasal dari kebudayaan India.
Contoh-contoh Asimilasi
Proses asimilasi juga terjadi di dalam masyarakat sehingga menghasilkan suatu kebudayaan baru. Dilansir dari buku Komunikasi Lintas Budaya oleh Eina Puspita Sari dan Menanti Fajar Rizki, berikut adalah contoh asimilasi.
1. Contoh Asimilasi Budaya
Ajeng adalah orang Bali yang menyukai kesenian tari khas Bali. Dia memiliki teman baik yang bernama Betty dari Amerika Latin yang menyukai tarian Tango khas Amerika Latin.
Karena dua sahabat ini terus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang menghasilkan suatu gerakan tarian baru yang tidak memperlihatkan ciri khas tarian Bali maupun tarian Tango.
2. Contoh Asimilasi pada Musik
Musik dangdut yang kita kenal saat ini merupakan suatu kebudayaan yang lahir dari peleburan dua kebudayaan. Percampuran musik Melayu asli dengan sentuhan musik India menghasilkan jenis musik yang baru, yaitu dangdut.
Kesimpulannya, perbedaan antara asimilasi dan akulturasi terletak dari munculnya kebudayaan baru atau tidak. Akulturasi hanya menggabungkan dua unsur budaya sedangkan asimilasi akan menghasilkan budaya baru.
(khq/khq)