Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mewajibkan penggunaan produk-produk lokal dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Buleleng. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 500.3/II/UM/2023 yang resmi dikeluarkan Pemkab Buleleng pada Kamis (16/2/2023).
Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan salah satu produk yang diwajibkan adalah air minum kemasan Yeh Buleleng. Ia mewajibkan penggunaan produk yang diproduksi oleh PT Mumbul Jaya Abadi itu untuk setiap kegiatan SKPD di Buleleng, termasuk saat rapat.
"Sekarang kan sudah ada SE, wajib itu setiap ada rapat apapun digunakan," kata Lihadnyana, Kamis (23/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Lihadnyana juga berencana memanggil sejumlah pengusaha di Buleleng untuk turut menggunakan produk lokal. Tak terkecuali bagi mereka yang berkecimpung di sektor pariwisata. "Nanti saya panggil juga pengusaha hotel," imbuhnya.
Lihadnyana menerangkan hal itu bertujuan untuk membantu produk asli Buleleng lebih berkembang. Ia menepis anggapan bahwa kebijakan tersebut terkait dengan kondisi perusahaan Yeh Buleleng saat ini.
"Nggak ada, kalau Yeh Buleleng itu kan di bawah anak perusahaan PDAM. PDAM itu milik pemerintah daerah. (Kebijakan) ini untuk men-support biar meningkat pendapatan mereka. Selain itu, ini kan dihasilkan oleh masyarakat Buleleng, oleh kita sendiri, masak kita nggak makai," pungkasnya.
Direktur Utama (Dirut) PT Tirta Mumbul Jaya Abadi I Nyoman Arta menyambut baik SE penggunaan produk-produk lokal Buleleng tersebut. Menurutnya, hal tersebut bisa meningkatkan penjualan produk Yeh Buleleng.
"Mudah-mudahan dengan ini bisa menjadi momen yang baik bagi kami. Sehingga dengan demikian Yeh Buleleng kembali bisa bangkit sesuai dengan harapan dan cita-cita kita bersama," kata Arta.
Baca juga: Sekolah Inklusi di Desa Bengkala |
Arta mengakui penjualan Yeh Buleleng tahun ini mengalami penurunan. Menurutnya, persaingan bisnis air mineral dalam kemasan sangat ketat. "Kami akui sekarang persaingan air minum kemasan ini luar biasa," imbuh Arta.
Pada 2015, kata dia, hanya ada lima produk air dalam kemasan yang beredar di Gumi Panji Sakti. Kini, jumlahnya sudah lebih dari 20 produk. Meski begitu, ia enggan membeberkan kondisi perusahaan Yeh Buleleng saat ini. "Itu tentu berpengaruh terhadap penjualan kami, penjualan pasti berkurang," tandasnya.
(iws/hsa)