Pernahkah kamu mendengar tentang NAPZA? Istilah satu ini sering disebutkan di berita maupun penyuluhan di institusi pendidikan dan sebagainya. Sejatinya, NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.
NAPZA mengacu pada kelompok senyawa yang dapat mengakibatkan tumbuhnya kecanduan. Untuk kamu yang penasaran, mari belajar lebih dalam mengenai NAPZA, mulai dari pengertian, jenis, hingga bahaya penyalahgunaannya.
Pengertian NAPZA
Dilansir laman HPM Universitas Gadjah Mada, NAPZA adalah zat adiktif yang dapat mengakibatkankan kecanduan. Apabila masuk ke dalam tubuh, NAPZA dapat mengakibatkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosial karena mempengaruhi kerja otak dan saraf pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NAPZA terdiri atas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, baik zat alami maupun sintetis. Contoh dari narkotika adalah codein, opium, dan LSD. Sedangkan contoh psikotropika diantaranya adalah sabu-sabu, ekstasi, dan demerol. Terakhir, contoh dari zat adiktif adalah kafein, nikotin, dan alkohol.
Meski dapat mengakibatkan kecanduan, NAPZA sebenarnya banyak digunakan dalam keperluan medis. NAPZA adalah bahan utama anestetik (obat bius) lokal yang digunakan selama operasi mata, hidung, dan juga tenggorokan.
Namun, banyak yang menyalahgunakan pemakaian NAPZA, sehingga dapat berakibat buruk bagi kesehatan. NAPZA yang digunakan secara berlebihan dapat berakibat negatif bagi kesehatan, seperti gangguan jantung, hati, saraf, dan lain-lain.
Jenis-jenis NAPZA
Sesuai dengan namanya, NAPZA terdiri atas zat narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Mengutip laman RS Universitas Udayana, jenis-jenis NAPZA adalah sebagai berikut.
1. Narkotika
Jenis NAPZA yang pertama adalah narkotika. Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman dan organisme lainnya, baik secara sintetis maupun semi sintetis. Narkotika dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sehingga biasanya digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dalam dunia medis.
Meski begitu, menurut UU RI No. 22 tahun 1997, narkotika dapat dapat menimbulkan ketergantungan apabila digunakan secara berlebihan dan tanpa pengawasan medis. Terdapat 3 golongan narkotika, yakni sebagai berikut.
Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang biasa digunakan dalam ilmu pengetahuan dan tidak boleh digunakan dalam terapi. Narkotika jenis ini memiliki potensi ketergantungan yang sangat tinggi. Beberapa contoh narkotika golongan I adalah kokain, heroin, dan ganja.
Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang digunakan dalam bidang medis sebagai obat dan terapi. Selain itu, narkotika jenis ini juga dipakai dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan.
Sama seperti golongan I, golongan II juga memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi. Beberapa contoh narkotika golongan II adalah morfin dan petidin.
Golongan III
Narkotika golongan III adalah narkotika yang biasa digunakan sebagai obat dan untuk terapi. Narkotika ini juga sering digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Berbeda dengan golongan II, golongan III ini memiliki potensi ketergantungan yang rendah. Contoh narkotika golongan III adalah kodein.
2. Psikotropika
Jenis lain dari NAPZA adalah psikotropika. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis yang tidak termasuk narkotika dan memiliki khasiat psikoaktif.
Psikotropika mempengaruhi susunan saraf pusat yang mengakibatkan perubahan perilaku dan aktivitas mental. Terdapat beberapa golongan psikotropika, yakni sebagai berikut.
Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang biasa digunakan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi. Psikotropika golongan I ini memiliki ketergantungan yang cukup kuat. Contoh psikotropika golongan I adalah ekstasi.
Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang banyak digunakan untuk pengobatan dan terapi. Psikotropika jenis ini cenderung memiliki sifat ketergantungan kuat. Contoh dari psikotropika golongan II adalah amphetamine.
Golongan III
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang digunakan sebagai obat dan terapi. Berbeda dengan golongan lainnya, psikotropika golongan III memiliki sindrom ketergantungan menengah, Contoh psikotropika golongan III adalah phenobarbital.
Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah yaitu psikotropika yang biasanya digunakan dalam dunia medis dan pengembangan ilmu pengetahuan. Psikotropika jenis ini memiliki sifat ketergantungan yang rendah. Contoh dari psikotropika golongan IV adalah Diazepam dan Nitrazepam.
3. Zat Adiktif
Jenis terakhir dari NAPZA adalah zat adiktif. Zat adiktif adalah zat yang berpengaruh secara psikoaktif diluar zat narkotika dan psikotropika. Zat adiktif meliputi hal-hal berikut.
Alkohol
Alkohol adalah salah satu zat adiktif. Alkohol mengandung etanol etil alkohol yang mampu menekan susunan saraf pusat. Terdapat tiga jenis minuman beralkohol, yakni sebagai berikut.
- Golongan A dengan kadar etanol 1-5%
- Golongan B dengan kadar etanol 5-20%
- Golongan C dengan kadar etanol 20-45%
Inhalasi
Inhalasi merupakan zat berwujud gas atau solven (zat pelarut) yang mudah menguap. Inhalasi terdapat terdapat pada benda-benda yang dipakai sehari-hari di rumah, kantor dan sebagainya.
Gejala Penyalahgunaan NAPZA
Menurut skripsi karya Nurhanifah yang dikutip dari Universitas Muhammadiyah Ponorogo, beberapa gejala penyalahgunaan NAPZA yang dapat berujung pada kecanduan adalah sebagai berikut..
1. Gejala Pasien Pengguna Zat Sedatif Hipnotik
Gejala pasien pengguna zat sedatif hipnotik adalah sebagai berikut.
- Menurunnya sifat menahan diri
- Jalan tidak stabil
- Koordinasi motorik menurun
- Bicara menjadi cadel
- Kurang perhatian
- Sangat gembira dan tiba-tiba menjadi depresi
- Meningkatnya rasa kepercayaan diri berlebihan
2. Gejala Pasien Pengguna Ganja
Gejala pasien pengguna ganja adalah sebagai berikut.
- Kontrol diri menghilang
- Euforia ringan
- Menurunnya motivasi diri
3. Gejala Pasien Pengguna Alkohol
Gejala pasien pengguna alkohol adalah sebagai berikut.
- Sering murung dan pendiam
- Kontrol diri menurun
- Agresif
- Koordinasi motorik terganggu
- Partisipasi dalam dunia sosial menurun
- Bicara menjadi kacau dan cadel
4. Gejala Pasien Pengguna Opioid
Gejala pasien pengguna opioid adalah sebagai berikut.
- Mengantuk
- Bicara cadel
- Koordinasi motorik terganggu
- Acuh terhadap lingkungan
- Menjadi manipulatif
5. Gejala Pasien Pengguna Kokain
Gejala pasien pengguna kokain adalah sebagai berikut.
- Hiperaktif
- Iritabilitas
- Halusinasi
- Sangat tegang
- Insomnia
- Sering membesar-besarkan sesuatu
- Kejang dan paranoid apabila dalam keadaan overdosis
Efek Penyalahgunaan NAPZA
NAPZA adalah zat adiktif yang berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi terus menerus. Simak beberapa efek penyalahgunaan NAPZA berikut ini.
- Terganggunya sistem neurotransmitter pada susunan saraf di otak yang mengakibatkan gangguan mental dan perilaku penderita.
- Terganggunya fungsi kognitif (pikiran), afektif (perasaan dan emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.
- Kerusakan organ dalam tubuh
- Kematian
Pengobatan Penyalahgunaan NAPZA
Sejatinya, terdapat 2 upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyalahgunaan NAPZA, yakni melalui terapi dan rehabilitasi. Teknik pengobatan penyalahgunaan NAPZA adalah sebagai berikut.
1. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya memulihkan kondisi pecandu NAPZA hingga kembali sehat secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Terdapat beberapa tahap rehabilitasi yang biasanya dilakukan, yakni sebagai berikut.
- Pemeriksaan yang dilakukan dokter untuk melihat tingkat kecanduannya
- Detoksifikasi untuk membersihkan racun akibat penyalahgunaan NAPZA
- Stabilisasi untuk pengobatan jangka panjang
- Komunikasi secara rutin untuk pemulihan secara mental
2. Terapi
Terapi adalah upaya untuk mengurangi gejala putus zat, yang biasanya dilakukan dengan cara berikut ini.
- Detoksifikasi tanpa substitusi, di mana pasien tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus zat tersebut.
- Detoksifikasi dengan substitusi, di mana pasien diberikan obat untuk membantu mengurangi gejala putus zat, seperti kodein, metadon, dan buprenorfin.
Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
Mengingat dampaknya yang sangat berbahaya bagi kesehatan, perlu dilakukan upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA adalah sebagai berikut.
- Jangan tergoda untuk menggunakan NAPZA, sekalipun diajak oleh orang-orang terdekat.
- Pelajari lebih dalam mengenai efek samping dan bahaya negatif penyalahgunaan NAPZA.
- Jaga pergaulan, jangan sampai jatuh ke dalam pergaulan bebas.
- Ikuti kegiatan yang bersifat positif bagi tubuh, seperti berolahraga.
- Ingat bahwa ada hukum keras yang menjerat pengguna dan pengedar narkoba.
- Jangan gunakan narkoba sebagai jalan keluar permasalahan.
- Jalin komunikasi yang baik dengan keluarga dan sahabat.
Itulah dia beberapa hal seputar NAPZA, mulai dari jenis-jenis hingga bahaya penyalahgunaannya. NAPZA adalah sekumpulan zat adiktif yang dapat bersifat toxic bagi tubuh apabila dikonsumsi terus menerus. Teruslah waspadai bahaya penyalahgunaan NAPZA yang berlebihan.
(des/des)