Konflik sosial adalah masalah yang sering terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Beberapa konflik sosial menyebabkan kerugian cukup besar hingga menelan banyak korban jiwa.
Pemerintah dan masyarakat sebenarnya telah berusaha untuk mencegah terjadinya konflik sosial. Namun, ada sejumlah faktor yang belum bisa diatasi dengan baik, sehingga konflik sosial terus terjadi.
Lantas apa penyebab terjadinya konflik sosial? Lalu apa dampak yang ditimbulkan jika terjadi konflik sosial? Simak pembahasannya secara lengkap dalam artikel berikut ini yuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Konflik Sosial
Konflik sosial adalah ketegangan, ketidaksepakatan, dan pertentangan antara individu atau kelompok yang memiliki kepentingan atau nilai yang berbeda. Konflik sosial bisa terjadi dalam berbagai skala, mulai dari konflik antara individu di dalam keluarga hingga konflik antara kelompok etnis atau antar negara.
Konflik sosial antara individu bisa berupa perselisihan keluarga, sementara konflik sosial antara kelompok bisa berupa persaingan ekonomi atau konflik agama. Konflik sosial juga dapat disebabkan oleh ketidakadilan sosial, perbedaan kelas, atau ketidakseimbangan kekuasaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat.
Dijelaskan dalam buku Konflik Sosial di Lampung Tengah oleh Suhairi dan kawan-kawan, konflik sosial yang berlangsung dalam waktu tertentu dapat menyebabkan dampak yang cukup luas. Selain menimbulkan situasi yang tidak aman, konflik sosial juga bisa mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional.
Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik sosial. Dijelaskan dalam buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Tim Ganesha Operation, berikut sejumlah penyebabnya.
1. Perbedaan Antarindividu atau Kelompok
Konflik sosial dapat terjadi ketika antarindividu atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda dan saling bertentangan. Sebagai contoh, perbedaan pandangan tentang penggunaan lahan yang sama atau perbedaan pendapat tentang kebijakan publik.
2. Perbedaan Kebudayaan di Masyarakat
Penyebab konflik sosial selanjutnya karena ada dua kelompok memiliki perbedaan budaya yang signifikan dan saling bertentangan satu sama lain. Misalnya, perbedaan agama atau adat istiadat yang mengakibatkan konflik.
3. Adanya Perbedaan Kepentingan
Konflik sosial juga bisa terjadi karena terdapat nilai-nilai dan kepentingan yang berbeda dan saling bertentangan di dalam masyarakat. Contohnya, perbedaan pandangan tentang hak-hak individu, kebebasan, agama, dan sebagainya.
4. Terjadinya Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial merupakan salah satu faktor umum terjadinya konflik sosial di masyarakat. Hal ini karena kesenjangan sosial-ekonomi yang signifikan terjadi di antara kelompok tertentu. Misal, ketidakadilan dalam pembagian kekayaan dan kesempatan kerja.
5. Adanya Tindak Kekerasan
Tindak kekerasan yang dilakukan oleh suatu kelompok kepada kelompok lain juga dapat menyebabkan konflik sosial masyarakat. Contoh, konflik yang terjadi akibat adanya tindakan kekerasan atau penindasan dari kelompok yang lebih kuat terhadap kelompok yang lebih lemah.
Dampak Konflik Sosial
Konflik sosial dapat memiliki dampak yang sangat merusak pada individu, kelompok, dan masyarakat secara keseluruhan. Dikutip dari buku Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat oleh Janu Murdiyatmoko, berikut dampak dari konflik sosial.
- Retaknya persatuan kelompok karena anggotanya saling berselisih.
- Menimbulkan aksi kekerasan, kerusuhan, dan penghancuran infrastruktur, bangunan, dan fasilitas umum.
- Merusak kegiatan ekonomi, mempengaruhi produksi dan distribusi barang dan jasa, serta menurunkan daya beli dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
- Menyebabkan trauma dan kecemasan pada individu yang terlibat atau terkena dampaknya, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan.
- Dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan kerugian kemanusiaan yang besar pada individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Bentuk-bentuk Konflik Sosial
Menurut buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial oleh Tim Ganesha Operation, konflik dibedakan berdasarkan sifat dan posisi pelaku yang berkonflik. Untuk lebih jelasnya, simak bentuk-bentuk konflik sosial di bawah ini.
1. Berdasarkan Sifat
Bentuk konflik sosial berdasarkan sifatnya terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut:
Konflik Destruktif
Konflik destruktif adalah konflik yang membawa akibat kurang menguntungkan bagi pihak yang berkonflik, yaitu mengakibatkan hilangnya nyawa atau harta benda, serta timbulnya persaingan, cemas, tegang, dan sebagainya.
Konflik Konstruktif
Konflik konstruktif adalah suatu konflik yang mampu membawa ke arah keuntungan yang membangun.
2. Berdasarkan Posisi Pelaku yang Berkonflik
Bentuk-bentuk konflik sosial berdasarkan posisi pelaku yang berkonflik terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
Konflik Vertikal
Konflik vertikal merupakan konflik yang terjadi antara kelompok masyarakat yang berbeda.
Konflik Horizontal
Konflik horizontal adalah konflik yang terjadi di dalam kelompok sosial yang sama.
Konflik Diagonal
Konflik diagonal ialah konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya secara menyeluruh, sehingga menimbulkan pertentangan dari masyarakat.
Contoh Konflik Sosial di Indonesia
Konflik sosial sudah sering terjadi di Indonesia. Berikut sejumlah contoh konflik sosial di Tanah Air yang menelan banyak korban jiwa dan menimbulkan kerugian materiil sangat besar.
1. Kasus Maluku dan Maluku Utara
Kasus ini terjadi di Maluku dan Maluku Utara sepanjang tahun 1999-2002. Total warga yang meninggal akibat kerusuhan ini mencapai angka 8.000-9.000 orang dan 70.000 orang lainnya mengungsi.
Kerugian materi dalam kasus ini adalah 29.000 rumah terbakar, 7.046 rusak termasuk 46 masjid, 47 gereja, 719 toko, dan 38 gedung pemerintah.
2. Kasus Konflik Sampit
Kasus ini terjadi pada tahun 2001 dan puncak konfliknya selama 10 hari. Tercatat 469 orang meninggal dan 108.000 orang mengungsi.
Kerugian materi sebanyak 192 rumah dibakar dan 784 lainnya rusak, 16 mobil dan 43 sepeda motor juga hancur. LSI mencatat intelijen gagal mendeteksi dini gejala kerusuhan.
3. Kasus Kerusuhan Mei 1998 Jakarta
Pada peristiwa ini, sebanyak 1.217 orang meninggal, 85 orang diperkosa dan 70.000 orang mengungsi. Kejadian ini berlangsung selama 3 hari dari 13-15 Mei 1998 dengan kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp 2,5 triliun.
Pemicunya karena terjadi penculikan aktivis, penembakan terhadap mahasiswa Trisakti dan memburuknya ekonomi saat itu. Kebanyakan etnis Tionghoa menjadi sasaran kemarahan.
Nah, itu dia pembahasan mengenai konflik sosial beserta penyebab, dampak, dan contohnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers dalam memahami apa itu konflik sosial di masyarakat.
(ilf/des)