Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Karangasem AKP Wahyu Joko Nugroho mengatakan dari 1.022 pengendara yang terjaring Operasi Keselamatan Agung, 762 pengendara diberikan teguran lisan dan 260 pengendara diberikan teguran tertulis.
"Dari ribuan pengendara yang terjaring, lebih didominasi oleh anak-anak sekolah, kebanyakan dari mereka tidak memakai helm, baik yang berkendara maupun yang dibonceng," kata Nugroho, Minggu (19/2/2023).
Dengan jumlah pelanggar yang mencapai ribuan dalam waktu cukup singkat itu, Nugroho menilai kesadaran masyarakat Karangasem untuk tertib berlalu lintas masih sangat rendah.
Terutama kalangan anak-anak sekolah, yang seharusnya dapat pengawasan lebih dari orang tua mereka.
"Sebenarnya, kami sudah memberikan pemakluman bagi anak-anak sekolah bisa mengendarai sepeda motor. Asalkan pakai helm karena mungkin para orang tua ada kesibukan sehingga tidak bisa mengantar anaknya. Tapi, tetap ada saja yang melanggar," kata Nugroho.
Karenanya, bagi anak-anak sekolah yang melakukan pelanggaran, Nugroho akan memanggil orang tua masing-masing untuk memberikan imbauan agar selalu taat berlalu lintas.
Sedangkan untuk pengendara dewasa, kata Nugroho, akan langsung diberikan imbauan di tempat.
"Nama-nama yang melakukan pelanggaran selama Operasi Keselamatan Agung sudah kami catat. Jika nanti mereka ketahuan melakukan pelanggaran lagi kami akan berikan tindakan tilang," imbuhnya.
Lebih rinci, dari total pelanggaran yang tercatat, lebih dari separuhnya ditemukan tidak memakai helm. Padahal, helm penting untuk melindungi bagian kepala saat terjadi laka atau kecelakaan lalu lintas.
"Sedangkan pengendara yang menerobos lampu merah, kendaraan tidak sesuai dengan pabrikan, dan yang lain-lainnya tidak terlalu banyak," tandasnya.
(BIR/iws)