Memahami Pendapatan Nasional dari Manfaat dan Cara Penghitungan

Memahami Pendapatan Nasional dari Manfaat dan Cara Penghitungan

Khadeshia Marsha - detikBali
Jumat, 10 Feb 2023 15:13 WIB
Menuju Fase Terakhir Pemulihan Ekonomi Nasional
Foto: detik
-

Pendapatan tidak hanya diperoleh individu atau instansi. Negara juga mendapatkan pendapatan atau biasa disebut dengan pendapatan nasional. Pendapatan nasional termasuk konsep perhitungan yang memiliki banyak manfaat terutama bagi pemerintah.

Nah, apabila detikers belum mengerti dari mana asal pendapatan nasional, langsung saja simak artikel ini. Kita akan mempelajari pengertian, manfaat, dan cara penghitungan dari pendapatan nasional.

Pengertian Pendapatan Nasional

Dikutip dari situs feb.umsu.ac.id, pendapatan nasional adalah jumlah akhir barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu perekonomian dalam suatu periode waktu tertentu dan dihitung berdasarkan nilai pasar. Biasanya satu periode dalam pendapatan nasional adalah satu tahun. Secara umum, negara sendiri mendapatkan pendapatannya dari pajak, retribusi daerah, hibah, dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesejahteraan masyarakat dapat menggambarkan pendapatan nasional suatu negara. Selain itu, data pendapatan nasional yang didapat ini bisa digunakan untuk membuat prediksi tentang ekonomi masa depan negara tersebut dan beberapa manfaat lainnya.

Manfaat Pendapatan Nasional

Perhitungan pendapatan nasional memiliki banyak manfaat untuk negara. Dikutip dari Buku Pendapatan Nasional dan Manfaat oleh Jumarni, berikut adalah manfaat pendapatan nasional.

ADVERTISEMENT
  1. Menganalisis perkembangan pendapatan dari tahun ke tahun.
  2. Mengetahui kemajuan suatu negara dalam mencapai kemakmuran setelah dibandingkan dengan jumlah penduduk atau tentang pendapatan per kapitanya.
  3. Mengetahui struktur perekonomian suatu negara, termasuk menggolongkan negara sebagai negara agraris, industri, jasa, atau sebagainya.
  4. Membandingkan perekonomian antar negara di dunia.
  5. Menjadi pedoman bagi pemerintah untuk menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan ekonomi nasional.

Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

Terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional apabila dilihat dari aspek ekonomi. Mengutip Jurnal Pendapatan Nasional yang ditulis oleh Agung Andana Yoshanda, berikut beberapa faktor pengaruh pendapatan nasional.

1. Permintaan dan Penawaran Agregat

Permintaan agregat merupakan deretan dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor perekonomian pada berbagai tingkatan harga. Sementara penawaran agregat merujuk pada hubungan keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa sesuai dengan tingkatan harganya.

2. Konsumsi dan Tabungan

Faktor berikutnya ada konsumsi dan tabungan. Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian tertentu dalam interval waktu satu tahun. Sedangkan tabungan sendiri merupakan bagian dari pendapatan yang tidak didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi.

3. Investasi

Terakhir, investasi adalah akumulasi semua pengeluaran yang dipakai untuk menciptakan modal baru. Tujuan dari investasi sendiri untuk mengganti bagian modal yang sudah rusak dan menambah penyediaan modal yang ada.

Konsep Pendapatan Nasional

Konsep pendapatan nasional pertama dikemukakan oleh Sir William Petty dari Inggris pada tahun 1665. Dalam pernyataannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional berupa penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional.

1. Produk Domestik Bruto (GDP)

Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product atau GDP) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam konsep perhitungan GDP, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beroperasi di wilayah negara bersangkutan juga dihitung. Barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum dijumlahkan penyusutannya sehingga jumlah yang didapat dari GDP dianggap bersifat bruto atau pendapatan kotor.

2. Produk Nasional Bruto (GNP)

Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB mencakup nilai produk, yaitu barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun. Produk tersebut meliputi hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, namun tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.

3. Produk Nasional Neto (NNP)

Konsep perhitungan Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal. Penggantian barang modal atau penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran. Jadi, mungkin saja perhitungan ini akan kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.

4. Pendapatan Nasional Neto (NNI)

Selanjutnya, ada Pendapatan Nasional Neto (Net National Income), yaitu pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dan sebagainya.

5. Pendapatan Perseorangan (PI)

Pendapatan Perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).

Transfer payment adalah penerimaan yang bukan balas jasa produksi tahun ini, diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu. Contohnya seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Perhitungan Pendapatan Perseorangan adalah NNI dikurangi dengan pajak laba perusahaan, laba yang tidak dibagi, dan iuran pensiun.

6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)

Konsep terakhir, Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa konsumsi. Nah, selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.

Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain atau harus langsung ditanggung oleh wajib pajak. Contoh dari pajak langsung adalah pajak pendapatan.

Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

Metode perhitungan pendapatan nasional terbagi menjadi tiga, yaitu metode produksi, metode pendapatan, dan metode pengeluaran. Dilansir Jurnal Pendapatan Nasional yang ditulis oleh Agung Andana Yoshanda, berikut pembahasannya.

1. Metode Produksi

Dalam metode produksi, penghitungan pendapatan nasional adalah jumlah nilai tambah produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor perekonomian di suatu negara. Berikut rumusnya.
Y = (Unit 1 x Harga 1) + Nilai tambah (Unit 2 x Harga 2) + ... Nilai tambah (Unit n x Harga n)

Contoh:
Industri pengolahan bahan tekstil melakukan kegiatan sebagai berikut:
Membeli 1500 kapas dari petani kapas dengan harga 150.000 per meter
Kapas diolah menjadi benang dengan harga 170.000
Benang diolah menjadi kain dengan harga 200.000
Kain diolah menjadipakaian garment dengan harga 250.000
Pakaian dijual di pusat perbelanjaan dengan harga 300.000
Pendapatan nasional metode produksi (nilai tambah) adalah:
Petani kapas: 1500 x Rp 150.000= Rp 225.000.000
Benang: (1500 x Rp 170.000) -(1500 x Rp 150.000)= Rp 30.000.000
Kain: (1500 x Rp 200.000) -(1500 x Rp 170.000)= Rp 45.000.000
Pakaian: (1500 x Rp 250.000) -(1500 x Rp 200.000)= Rp 75.000.000
Pasar: (1500 x Rp 300.000) -(1500 x Rp 250.000)= Rp 75.000.000
Pendapatan nasional= Rp 225.000.000 + Rp 30.000.000 + Rp 45.000.000 + Rp 75.000.000 + Rp 75.000.000 = Rp 450.000.000

2. Metode Pendapatan

Dalam metode ini, pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh sektor perekonomian suatu negara dalam jangka waktu biasanya satu tahun. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang memiliki faktor produksi akan menerima pendapatan dari perusahaan. Faktor produksi tersebut berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan tenaga ahli.

Pendapatan nasional dari metode pendapatan dihitung dengan rumus:
Y = rent + wage + interest + profit

Contoh:
Suatu negara memiliki data pendapatan yang diterima masyarakat konsumen terdiri dari pendapatan sewa Rp 123.300, upah Rp 212.500, bunga Rp 232.000, dan laba Rp 315.400. Maka jumlah pendapatan nasional adalah:
= Rp 123.300 + Rp 212.500 + Rp 232.000 + Rp 315.400
= Rp 883.200

3. Metode Pengeluaran

Dalam metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah pengeluaran yang telah dipakai oleh seluruh sektor perekonomian. Perekonomian dikelompokkan dalam empat sektor yang sama dalam metode pendapatan. Di antara ketiga metode perhitungan yang paling sering digunakan oleh negara-negara di dunia adalah perhitungan dengan metoda atau pendekatan pengeluaran.

Berdasarkan pendekatan pengeluaran (expenditure approach), pendapatan nasional (Y) adalah jumlah nilai pengeluaran yang dibelanjakan oleh sektor-sektor rumah tangga, bisnis, dan pemerintah. Sementara untuk sektor perdagangan luar negeri apabila perekonomian bersifat terbuka, yakni terdapat kegiatan ekspor-impor ditandakan dengan ekspor (X) dan impor (M).

Pendapatan nasional (Y) berdasarkan metode pengeluaran dapat dirumuskan sebagai:
Y = C + I + G

Apabila perekonomian bersifat terbuka, terdapat ekspor (X) dan impor (M), maka rumus perhitungan Y menjadi:
Y = C + I + G + (X-M)

Contoh:
Pengeluaran rumah tangga yang terjadi di suatu negara terdiri dari konsumsi rumah tangga Rp 342.300, investasi produsen Rp 250.000, pengeluaran pemerintah Rp 239.000, ekspor barang dan jasa Rp 348.300, impor barang dan jasa Rp 158.000. Maka pendapatan nasional adalah:
= Rp 342.300 + Rp 250.000 + Rp 239.000 + (Rp 348.300 - Rp 158.000)
= Rp 342.300 + Rp 250.000 + Rp 239.000 + Rp 190.300
= Rp 1.021.600.

Itulah pembahasan mengenai pendapatan nasional, mulai dari manfaat hingga cara perhitungannya. Jadi, sekarang detikers sudah lebih paham tentang pendapatan nasional, kan?




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads