- Cara Diagnosis Tipes
- Jenis Tes Tipes Tes Tipes Widal Tes Tipes Tubex
- Ciri dan Gejala Tipes
- Cara Pencegahan dan Pengobatan Tipes 1. Kebiasaan Hidup Bersih 2. Vaksin Tifoid 3. Hindari Berkontak dengan Orang Sakit 4. Konsumsi Makanan Bersih 5. Minum Obat 7. Minum Banyak Air 8. Bed Rest 9. Konsumsi Makanan yang Mudah Dicerna
Tipes yang juga disebut tifus atau demam tifoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Test tipes harus dilakukan secara khusus karena gejala klinisnya mirip demam biasa, sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium.
Ada beberapa test tipes yang bisa dilakukan, antara lain test tipes widal dan tubex. Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui penjelasan mengenai dua test tipes tersebut.
Cara Diagnosis Tipes
Cara diagnosis tipes pertama-tama biasanya dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan dan sudah berapa lama. Dilansir dari situs NHS, demam pada tipes terjadi berhari-hari dan tak kunjung turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokter di negara-negara maju mungkin akan menanyakan riwayat perjalanan pasiennya apakah baru saja pergi ke India, Afrika, Asia Tenggara atau Amerika Selatan. Sebab demam tifoid ini adalah penyakit menular. Negara-negara ini memiliki angka kasus demam tifoid yang tinggi, termasuk Indonesia.
Dokter mungkin juga akan menanyakan kondisi rumah dan kampung. Sebab penyakit ini menular karena kondisi sanitasi yang buruk, seperti penggunaan toilet untuk umum dan rendahnya kebiasaan hidup bersih dan sehat.
Untuk memastikan penyakit tipes, dokter akan menganalisis sampel darah, kotoran, atau urine pasien. Analisis dilakukan di laboratorium dengan melihat adanya bakteri Salmonella typhi dengan mikroskop.
Pada tes pertama mungkin bakteri tidak langsung terdeteksi, sehingga pasien harus menjalani berbagai tes. Jika sudah dipastikan pasien mengalami tipes, mungkin keluarga di rumah Anda juga harus melakukan tes.
Jenis Tes Tipes
Seperti yang sudah disampaikan, ada beberapa jenis tes tipes. Setidaknya ada dua jenis yang harus kalian ketahui, yaitu tes widal dan tes tubex. Berikut penjelasannya.
Tes Tipes Widal
Dilansir dari jurnal penelitian Universitas Padjadjaran, tes tipes widal adalah pemeriksaan dengan uji aglutinasi. Prinsip kerjanya yaitu memeriksa reaksi aglutinasi antara antigen kuman Salmonella typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin.
Tes widal memiliki kelebihan, yaitu proses pemeriksaannya cenderung lebih cepat, relatif murah dan mudah untuk dikerjakan. Sedangkan kelemahannya adalah memiliki sensitivitas dan spesifitas rendah.
Kelemahan lainnya, jika tes ini digunakan sebagai pemeriksaan tunggal di daerah endemik, maka akan mengakibatkan overdiagnosis. Dalam tes ini dapat terjadi reaksi silang dengan enterobakter lain, atau penderita demam tifoid tidak menunjukkan peningkatan titer antibodi.
Misalnya hasil penelitian dalam jurnal Unpad tersebut, uji widal menunjukkan sensitivitas 47-77 persen dan spesifisitas 50-92 persen. Angka ini tergolong rendah. Pada tes lain, misalnya tes tubex bisa mencapai sensitivitas 65-88 persen dan spesifisitas 63-89 persen.
Meski demikian, tes tipes widal masih menjadi uji serologis rutin di berbagai daerah endemik. Manfaatnya juga masih diperdebatkan dan sulit dijadikan pegangan karena belum ada kesepakatan nilai standar aglutinasi.
Tes Tipes Tubex
Dilansir dari jurnal penelitian Universitas Udayana, tes tipes tubex bisa menjadi tes ideal untuk pemeriksaan secara rutin karena cepat, mudah, sederhana dan lebih baik dari tes tipes widal. Kelebihannya yaitu dapat mendeteksi infeksi akut Salmonella typhi secara dini, memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi terhadap kuman Salmonella, serta hanya diperlukan sedikit sampel darah
Tes tipes tubex ini adalah uji aglutinasi kompetitif semi kuantitatif kolorimetri yang mendeteksi adanya antibodi anti-Salmonella typhi O9 pada serum pasien. Caranya dengan menghambat ikatan antara IgM anti-O9 yang terkonjugasi pada partikel latex yang berwarna dengan lipopolisakarida Salmonella typhi yang terkonjugasi pada partikel magnetik latex.
Tes tipes tubex termasuk uji yang subjektif dan semi kuantitatif. Sebab saat membandingkan warna yang terbentuk pada reaksi dengan tubex color scale yang tersedia, dibutuhkan subjektivitas dari penguji untuk menentukan skor.
Hal ini menjadi salah satu kelemahan tes tubex karena menginterpretasikan hasil pengujian pada batas positif adalah hal yang sulit. Selain itu, hasil dapat terganggu dengan spesimen yang sangat hemolitik atau ikterik.
Jika skor menunjukkan kurang dari 2, maka dinyatakan negatif atau tidak menunjukkan infeksi tifoid aktif. Jika skornya 3, disebut borderline atau tidak dapat disimpulkan, sehingga harus pengujian harus diulangi beberapa hari kemudian. Skor 4-5 maka dinyatakan positif menunjukkan infeksi tifoid aktif. Sedangkan skor lebih dari 6 berarti terindikasi kuat infeksi tifoid.
Ciri dan Gejala Tipes
Berdasarkan situs RS Universitas Udayana, ciri dan gejala tipes dapat ditunjukkan dengan beberapa hal, yaitu:
- Demam yang meningkat setiap hari mencapai 39-40 derajat celsius
- Diare atau sembelit
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Nafsu makan menurun hingga berat badan menurun
- Lemah dan merasa kelelahan
- Nyeri otot
- Muncul bintik-bintik kecil merah muda pada kulit.
- Batuk kering
- Berkeringat
- Perut membengkak
- Jika tidak mendapatkan penanganan, pasien bisa mengalami kondisi mengigau dan berbaring dengan mata setengah tertutup.
Cara Pencegahan dan Pengobatan Tipes
Cara pencegahan dan pengobatan tipes bisa dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini cara-cara yang dilansir dari situs RS Universitas Udayana.
1. Kebiasaan Hidup Bersih
Kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah cara efektif yang bisa dilakukan setiap pribadi. Kebiasaan ini antara lain mencuci tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, saat memasak, usai dari toilet, dan setelah berkegiatan.
Bersihkan tangan Anda dengan sabun dan air mengalir. Dalam keadaan darurat, pakailah hand sanitizer yang mengandung setidaknya 70% alkohol. Upayakan tidak menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum cuci tangan.
2. Vaksin Tifoid
Vaksin tifoid dapat mencegah penularan penyakit tipes. Cara ini dapat dilakukan jika berisiko tertular, misalnya pergi ke daerah endemik atau tinggal di daerah endemik. Konsultasikan hal ini dengan dokter.
3. Hindari Berkontak dengan Orang Sakit
Penyebaran bakteri bisa terjadi dengan mudah, misal berada dekat dengan orang tipes, bersalaman, berciuman, menggunakan alat yang sama, dan sebagainya.
4. Konsumsi Makanan Bersih
Pastikan makanan Anda terjaga kebersihannya. Makanan yang disajikan panas akan lebih baik daripada sajian makanan mentah atau setengah matang. Termasuk juga ketika Anda sakit, jangan menyiapkan makanan untuk orang lain karena mungkin bisa menularkan bakteri.
5. Minum Obat
Jika diagnosis dokter menunjukkan positif tipes, maka Anda harus minum obat. Antibiotik adalah satu-satunya pengobatan paling efektif untuk demam tifoid.
7. Minum Banyak Air
Selain minum obat, Anda harus banyak minum air untuk mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh demam dan diare berkepanjangan.
8. Bed Rest
Banyak istirahat agar bisa sembuh total dari penyakit ini. Hentikan dulu berbagai kegiatan berat yang menguras tenaga.
9. Konsumsi Makanan yang Mudah Dicerna
Penyakit tipes ini menyerang usus, maka dianjurkan menyantap makanan yang mudah dicerna, misalnya bubur.
Nah itulah tadi penjelasan lengkap mengenai penyakit demam tifoid yang juga dikenal dengan tifus atau tipes. Ada dua test tipes yang yang kita ulas, yaitu test tipes widal dan tubex. Keduanya masih dipakai untuk mendiagnosis meskipun tes tubex lebih ideal daripada widal. Jangan lupa untuk terus berperilaku bersih dan sehat untuk mencegah penularan penyakit tipes.
(bai/fds)